Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sinar Rembulan malam dan bintang gemerlap yang menghiasi lautan awan malam. Terlihat seorang gadis tengah duduk dekat Jendela dan memandang ke arah kota. Larut dan tenggelam dalam pikirannya sendiri.
(name) memutuskan untuk menulis sesuatu dalam buku hariannya. Tentang apa? Oh tentu saja nama sang adeptus tersirat dalam helai kertas buku itu.
Lamunan demi lamunan, akhirnya (name) tidak tahu apa yang ingin dia tulis. Banyak sekali isi hati dan pikirannya yang sulit diungkapkan di secercah kertas.
Tanpa diduga, sang pujaan hati yang ditunggu-tunggu, datang tepat berada didepan balkonnya.
"Hei, (name)"
"Eh....!?!?"
Ini bukan mimpi kan? Kan?.
"Xi-Xiao...?? Apa itu kamu!?" Lirih (name)
"benar, aku-"
Memotong perkataannya, (name) berlari dan mendorong pintu balkon dengan kencang dan langsung memeluk Xiao.
"Aku sangat merindukanmu tahu! Kamu kemana saja! Kenapa tidak menemuiku!? Kenapa kamu menjauhiku!? Kenapa ka-"
"Sstt, sudah. Aku disini. Aku juga merindukanmu. Aku sadar, kalau aku tidak bisa jauh darimu."
Air mata (name) mengalir deras. Melampiaskan semua kerinduan, beserta keluh kesahnya dalam pelukan Xiao. Tanpa disadari (name), Sang Adeptus tersenyum.
"Aku...Me-mencintaimu (name)"
(name) menatap Xiao tak percaya. Inikah yang disebut Mimpi jadi kenyataan?
"....!"
Xiao mencium pipi (name) dan memeluk (name).
"Aku juga mencintaimu!"
"Tapi aku... tidak bisa. Menjadi pasangan hidupmu"
"Kenapa? apa masalahnya?"
"Kamu pasti sudah tau...kalau aku memiliki Karma yang sulit dihilangkan"
"...."
"Aku menjauh darimu, karena aku tidak ingin menyakitimu...Aku tidak ingin kamu kena imbasnya.."
"Tapi, Aku ingin tahu lebih banyak tentang dirimu...Aku juga ingin bisa menghabiskan waktu lebih banyak bersamamu"
"Xiao..."
"Begitu juga aku. Aku tidak bisa menjauh darimu Xiao. Jadi tolong jangan pergi. Lagipula Aku tidak mempermasalahkan jika aku terkena imbasnya, aku hanya ingin...Hidup bersamamu..."
Xiao tersenyum sendu. Itu adalah pertama kalinya (name) melihat senyum tulus dari sang Adeptus.
(name) bersumpah pada siapapun. didetik itu juga waktu terasa terhenti, jantungnya berdegup kencang, irisnya seolah olah melihat bunga Qingxin yang layu kembali mekar.
Senyum sang Adeptus adalah candu baginya.
"Kamu sedang apa?" Tanya Xiao
"Eh- A-aku mau menulis sesuatu...tapi aku tidak tahu mau menulis apa"
"Sepertinya aku tahu apa yang ingin kamu tulis"
"A-apa itu?"
"Sudahlah Kamu tidak perlu menulis, ceritakan keluh kesahmu padaku"
"err, t-terima kasih"
"...."
"Ini sudah larut, aku harus melanjutkan tugasku-"
"Tunggu! Jangan pergi dulu!"
"b-boleh...temani aku sampai aku tidur...?"
Xiao mengedip-ngedipkan matanya dan tersenyum tipis. Sungguh jika melihat wajah (name), bawaannya selalu tersenyum. Karena wajahnya bak cahaya itu membuat Xiao merasa ada yang menerangi hatinya.
"Apapun jika itu untukmu"
(name) jadi salah tingkah mendengarnya.
Xiao menyelimuti, mengusap kepala dan surai halus sang gadis. Si gadis sedikit merona karena perlakuan sang Yaksha. hmm sangat mnieezz xixixi
"Selamat malam Xiao"
Setelah (name) tertidur, Xiao mulai beranjak meninggalkan Kamarnya.
"Tidur saja kamu sangat....ah s-sudahlah"
Xiao langsung berteleport ke Atap Wangshu Inn. Seperti biasa duduk di tempat favoritnya.
"Ugh...aku...tidak sanggup lagi. Tidak. Aku harus menahan semua ini."
Xiao menatap jepit rambut (name). Mengenggamnya Erat-erat dan memejamkan matanya. Tadinya, Xiao ingin mengembalikannya. Tapi menurutnya itu bukan waktu yang tepat.
"Sepertinya waktu yang tepat akan segera tiba"
~~~
Selamat malam minggu gaes, moga halu kalian tambah lancar heheh.
