Chapter 1- Looking For You

645 107 145
                                    

~01~
Mencarimu

🍃


"Keheningan adalah sebuah keindahan yang kadang terlupakan."
~Venneus In Love~

🍂

Starlight Guest House

     Mentari bersinar cerah. Awan putih bergerak pelan di atas pedusunan sehingga sangat nyaman untuk melakukan aktifitas di luar rumah. Hase duduk menyendiri di pendopo milik Eyangnya, dekat kaki gunung berapi. Ia menikmati semilirnya angin di pagi hari, dari embun yang masih beku hingga panas terik matahari yang telah memuncak tinggi.

     Gadis bertubuh ramping dan berhidung mancung kecil khas asia ini sedang asik melihat eyangnya menyapu dedaunan kering di bawah pohon cemara. Laptopnya menyala di atas nakas. Ia mematikannya lalu menyimpan semua perlengkapan ke dalam laci nakas. Sudah seminggu ia di sini untuk menikmati liburan, dan Hase sangat menyukai ketenangan alam di kawasan pegunungan.

     Ia sedang menikmati masa bersantai sedikit saja sebelum datangnya kesibukan yang akan  menenggelamkannya nanti ke dalam pekerjaan, walaupun sebenarnya saat ini Hase belum bekerja. lagi pula, ia baru menyelesaikan kuliahnya dan sedang berpikir untuk langkah selanjutnya ke depan. ia belum memastikan ke mana nanti sebaliknya ia akan bekerja.

     "Hase?" kata eyang memanggil dari sebelah sana dan tidak jauh dari pendopo.

     "Iya Eyang," jawab Hase menengok dan cepat-cepat beranjak menuju gerai di mana eyang sedang duduk. Ternyata eyang berhenti menyapu dan membawakan sarapan untuk Hase.

     "Sarapan dulu, dari tadi kamu belum sarapan," ucap Eyang, seraya menyodorkan beberapa kudapan yang sudah dibuat.

     Rantang bersusun itu disambut Hase dari tangan Eyang. " Iya Eyang."

     "Makanlah." Setelah itu eyang kembali ke halaman untuk menyapu lagi.

     Hase menyantap semua isi kudapan dan bubur kacang dalam rantang sampai habis. Ia kemudian menemani eyang yang sedang membersihkan daun-daun kering yang gugur di pekarangan.

     Samar-samar Hase mendengar suara air yang mengalir di bawah sana dan tergoda untuk melihat. Hase sangat ingin untuk turun ke tebing yang berada tidak jauh dari sisi kanan pendopo. Ia pun mendekati Eyang untuk bertanya. 

     "Eyang, boleh aku turun ke bawah?" tanyanya pelan saja. Ia takut Eyang tidak mau.

     "Untuk apa Hase?" tanya Eyang dan berhenti menyapu.

     "Hanya melihat-lihat dan aku mau menulis di dekat sungai kecilnya. Sepertinya tempat itu bagus eyang."

     Eyang melihat ke bawah, "apa kau yakin? Di sana sepi Hase," katanya ragu mengizinkan Hase turun ke bawah.

     "Enggak eyang, matahari sangat cerah jadi aku rasa tidak apa-apa," kekehnya lagi. "Ayolah eyang, aku hanya duduk di batu-batu itu sambil menulis," wajahnya memelas.

     Tatapan Hase begitu murni membuat eyang tak bisa menahan keinginannya. "Ya sudah, tapi hati-hati karena jalan menurun agak curam," kata Eyang akhirnya memberi izin dan Hase pun senang.

Venneus, I'm In Love [Published]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang