Chapter 2 ~ After Hiking

524 97 129
                                    

~02~
Setelah Pendakian

🍂

     Venneus dan dua orang sahabatnya melakukan pendakian sejak tadi malam hanya agar mereka bisa bertemu dengan keindahan blue shappire yang mengagumkan ketika subuh tiba. Mereka berkemah bersama-sama dengan beberapa pendaki lainnya. Pagi ini adalah saatnya untuk mereka turun kembali dari puncak gunung.

     Pria itu sempat menaklukkan beberapa gunung di tempat asalnya, dan sekarang ia beralih melanglang buana untuk merasakan pengalaman menaklukkan gunung yang ada di negara Archipelago ini. Karena itu ia menjatuhkan pilihan dan berdiri pada salah satu puncak gunung di Pulau jawa.

     Seorang petualang, atau penakluk gunung rasanya sudah layak untuk dikalungkan pada pria bermata abu-abu dan rambut kecoklatan ini. Karena Cukup lumayan sudah banyak gunung yang sempat ia datangi dan berhasil sampai ke puncaknya, meskipun bukan gunung yang tinggi-tinggi sekali.

     Venneus tahu segala resiko yang mengancamnya saat mendaki, tapi rasa cinta Venneus pada pendakian menggiringnya menemukan banyak kebahagiaan tersendiri. Semangatnya tidak pupus untuk menjejak kedua kakinya di puncak lalu berdiri di titik gunung tertinggi.

     Ia berdiri melihat ke seberang dan menatap lurus pada sederetan gunung lain di seeblah sana. Gunung-gunung itu masih dikelilingi kabut tebal dan membuat Venneus seperti berada di atas awan-awan. 

     "Rasanya mengagumkan saat berdiri di atas gunung yang tinggi seperti sekarang," katanya dengan senyum mekar di wajahnya.

     Ia mulai berbicara dengan seorang pria muda yang kebetulan berdiri di sampingnya. "Lihat sebelah sana," kata Venneus sambil menunjuk ke hamparan kuning lembut yang memencar di langit. "Kau bisa memandang alam luas ini dengan bebas bukan? Begitu pagi hari datang, kau akan disuguhkan dengan keindahan matahari tersenyum yang berwarna keemasan berhamburan menyilaukanmu dari ufuk timur dan menyilaukan matamu."

     "Ya, aku setuju," jawab orang itu dengan senyum lebar.

     "Rasanya sangat menggetarkan, seolah-olah kau sedang berdiri di ujung paling tertinggi di bentala luas ini," ucap Venneus lagi dan tersenyum ke langit abu-abu.

     "Ya, kau benar juga. Aku menyukai pemandangan ini," sahut orang itu.

     Venneus memang memiliki minat yang gila-gilaan terhadap pendakian. Berbanding terbalik dengan dia yang dulu waktu kecil pernah tahu rasanya berjuang melawan akrofobia. Venneus tidak canggung berbaur dengan para pendaki lainnya meskipun baru saling mengenal, malahan Venneus memiliki banyak sahabat. Ia memang gampang berteman.

     Sebagai seorang pemrogram andal yang hobinya berkeliling dan melakukan banyak petualangan, Venneus juga bisa bekerja sesekali dari jarak manapun yang diinginkan. Tapi kalau ada hal mendesak dan saat ada pertemuan, ia harus kembali ke kantor.

     "Sir, dari mana?" tanya seseorang itu lagi kepadanya.

     "Aku dari Rusia!"

     "Oh, jauh juga."

     "Saya suka jalan-jalan," ia melebarkan bibirnya.

     "Suka mendaki juga ya?"

     "Iya!"

     "Oh..." kata orang itu sambil mangut-mangut dan kembali melihat-lihat pemandangan di atas gunung.

Venneus, I'm In Love [Published]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang