Chapter 3 ~ Lost

439 91 76
                                    

~03~
Tersesat

🍃

"Sangkaku, aku kehilangan arah, tapi ternyata langkahku, mendekatkan kita."
~Hase Yucha~

🍂

     Hase dan merpati yang terluka itu telah tersesat dalam hutan.
Setelah merasa cukup beristirahat, ia bangkit dan membawa merpati itu lalu pergi dari sana.

Napasnya satu-satu karena sudah kelelahan. Tapi Hase tetap maju dan berusaha untuk pulang. Untung saja cuacanya cerah dan membuatnya tetap tenang.

Sesekali Hase berlari kecil. Dalam hatinya, setidaknya ia menemukan sungai siapa tahu bisa mengikuti arusnya dan menemukan batu tempat ia duduk sebelumnya.

"Aaah, di mana sungai itu?" Hase geregetan, mukanya murung.

Ia ingin keluar dari hutan itu secepat mungkin. Tapi tidak seperti yang diharapkan, malah Hase semakin jauh masuk ke dalam hutan, hingga ia tiba di dekat telaga di mana Venneus berada. Saat itulah Venneus mendengarnya untuk pertama kali.

Hase terjatuh berulang kali dan tidak fokus lagi mendengar dan melihat sekelilingnya. Ia bahkan tidak menyadari kalau seseorang memperhatikan dan mengikuti jejaknya. Hase terus saja berjalan dan memasuki hutan semakin dalam.

"Mom, aku rindu mom. Papa, aku tidak bisa pulang," ia mulai mengingat orang-orang yang sangat di sayanginya. Tiba-tiba kepala Hase oleng sesaat. Ia menjadi sadar lagi, "aku harus bisa. Aku harus pulang!"

Karena tangan dan kakinya terluka jadi jalannya mulai terganggu. Sementara itu, Venneus terus mengikuti dari belakang. Ia mengendap-ngendap dan mengamati kemana gadis itu pergi. Tapi Hase sama sekali tidak menyadarinya. Ia tidak tahu seseorang sedang ingin menolongnya.

Venneus sebenarnya ingin memanggilnya. Tapi ia juga khawatir kalau gadis itu bisa ketakutan melihatnya. Venneus berusaha menemukan saat yang tepat.

Jalannya Hase menjadi sedikit melambat. Dari bersemangat sekarang mulai merasa frustasi. Luka di kakinya kian bertambah perih. Keinginan Hase untuk duduk di tepi sungai dan merangkai seribu kata sepanjang hari, kini pupus sudah.

"Apa aku akan mati di sini?" Hatinya sudah patah. "Tidak, tidak. Aku tidak mau. Aku harus pulang!"

Sekarang Hase hanya bisa menghela napas yang panjang, dan benar-benar sudah merasa putus harapan. Untung saja, ia tidak menemukan binatang buas dan yang berbahaya.

"Aku lelah. Sekarang, hanya ada kau dan aku di tempat ini," ucap Hase melihat pada merpati dan mengelus kepalanya. "Seandainya saja kau bisa menunjukkan jalan," desahnya lagi dan berbicara sendiri untuk mengusir gusar di kepala.

Hase berjalan lagi. Tetapi, kali ini telapak kakinya semakin perih. Karena sebelumnya Hase sempat terjatuh dan tertusuk kayu runcing. Bahkan, tangannya tergores, tersentuh duri tajam di perjalanan.

Hase termenung dan berusaha tegar. "Eyang pasti mencemaskanku, kalau saja Eyang tahu keadaanku," ia murung dan menunduk sambil mengatur laju napasnya.

Karena lelah Hase berhenti sejenak dan pikirannya melambung. Ia teringat kisah tentang Putri dalam dongeng-dongeng, yang sedang bermain di dalam hutan lalu tersesat. Tapi sang Putri dalam dongeng bernasib baik, karena akhirnya bertemu Pangeran. Sementara Hase, ia tersesat di hutan ini. Dan tidak ada yang akan menolongnya.

Venneus, I'm In Love [Published]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang