Bab 31: Danger

7.1K 920 26
                                    

Terima kasih vote nya kemarin. Terima kasih juga buat 17k reads nya. NYATA GA SIH INI? terima kasih banyak-banyak sudah menikmati ceritaku sampai sejauh ini. Makasih udah mau vote, mau comment, mau partisipasi, mau interaksi sama aku. Aku sayang kalian semua!

===

"Cael!!"

Pekikan Sion di telepon membuat cowok bermata seperti rubah itu nyaris tuli. Cowok itu menjauhkan telepon sebentar dengan dahi berkerut lalu mendesis kesal. "Lo kalo teriak lagi, gue giling waifu lo si Rem pake mobil gue," ancam Caelus kesal.

Sion mendengus. "Gue lagi nggak peduli sama Rem, gue lagi peduli sama Nata."

"Nata? Kenapa? Dia lagi pergi jalan sama Kesha, kan?"

"Nah, iya! Kok belom pulang?" Sion bertanya bingung. "Lo dapet kabar dari Kesha?"

"Nggak," balas Caelus cepat.

"Kan! Kok perasaan gue nggak enak ya?" Sion terdengar kuatir.

Caelus mendecakan lidah."Lah ilah! Namanya juga cewek, kalo jalan pasti lama. Lo kenapa sih parno amat! Nata jalan sama cewek juga loh."

"Beneran, perasaan gue nggak enak, Cael!" Sion masih bersikeras. "Si Nata ditelepon nggak diangkat, di chat juga nggak dibales. Gue beneran panik nih!"

"Sion, please deh! Mereka lagi seneng-seneng, lo gangguin aja dah! Lo sendiri giliran ada si Nata, didiemin doang tuh cewek. Sekarang dicariin," ejek Caelus kesal. "Udah, entar malem mau tanding lagi. Gue mau istirahat. Hari ini final coy! Gue mau ngalahin Alta."

"Cael!" Sion memekik lagi."Lo coba kontak Kesha deh. Tanyain gitu, at least."

Caelus menghembuskan napas sedikit kesal. "Lah, lo kan juga punya nomor Kesha, Yon?" Cowok itu mengerutkan dahi bingung.

"Masalahnya, nomor Kesha juga nggak bisa dihubungin." Sion bersungut-sungut.

"Terus lo berharap kalo gue, bisa gitu?" sindir Caelus bingung.

"Ya, nggak tau. Kali aja, kan?"

Caelus mendengus. "Ya, ya, coba gue kontak Kesha, ya." Cowok itu mematikan sambungan telepon. Jari jemarinya menekan angka yang sudah dihapalnya di luar kepala sebelum sebuah notifikasi dari nomor tak dikenal membuat Caelus mengerutkan dahi.

Matanya membelalak ketika menggulir layar dan membuka notifikasi tersebut. Tungkainya lemas, ia bahkan nyaris terjatuh dari pijakannya. Bibirnya bergetar hebat. Ia buru-buru menghapus nomor telepon yang tadi ditekannya lalu menekan nomor pada panggilan terakhir.

"Yon, lo di mana?" Suara Caelus bergetar. "Gue ke tempat lo sekarang, lo siap-siap!"

///

Shawn mendesis ketika mengekor di belakang Alika dan Zoey siang ini. Awalnya sih, mereka berencana untuk makan siang bersama. Tapi siapa sangka, daripada makan siang bersama, situasi ini lebih mirip lalat yang sedang mengganggu pasangan.

"Gue nyesel banget ikut kalian, sumpahan!" ulang Shawn untuk ketujuh kalinya.

Alika terkekeh kecil. "Yeh! Kok gitu sih!" Ia memajukan bibirnya. "Gitu-gitu kan kita bertiga temenan."

"Iya, tapi gue kayak ngenes di antara kalian berdua. Astaga!" Shawn mengurut dada pasrah.

"Makanya, cepetan pacarin itu cewek yang lo taksir, siapa namanya? Yang kemarin itu tiba-tiba jadi temennya Calla di kelas, duh, kok gue lupa ya..." Zoey menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

CALLA CAELUS [REPUBLISH]Where stories live. Discover now