Lembar ke-7

202 18 8
                                    

Malam itu, hujan mungkin sudah berhenti. Ketika Mavi selesai mengantarkan Rhea pulang, kini dirinya hanya sendiri di rumah. Mas-nya itu sedang ada acara dengan teman-temannya. Televisi menyala, tapi sepi masih terasa, Mavi asik menulis pada sebuah buku, sunyi.

Tangannya tak berhenti bergerak, sesekali melepaskan pensil karena terlalu lama menulis. Mavi dan buku itu, rasanya tidak bisa dipisahkan. Dihadapannya juga ada sebuah laptop yang menyala. Rupanya tv itu hanya menjadi teman dalam kesunyian. Tinggal dirumah yang berbeda dengan orang tua mungkin menyenangkan karena bisa bebas tanpa aturan aturan yang di buat, tapi ada saat saat dimana justru keramaian rumah adalah pelarian dari sepinya kehidupan.

Tingg...

Sebuah notifikasi di ponselnya, Mavi langsung menutup bukunya dan beralih pada ponsel di sampingnya. Rupanya dari Kalandra.

Sudah malas dengan buka catatan dan laptop di depannya, barulah Mavi memberikan perhatiannya pada tv yang ada di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah malas dengan buka catatan dan laptop di depannya, barulah Mavi memberikan perhatiannya pada tv yang ada di hadapannya. Sayangnya baru saja Mavi ingin menonton televisi tapi ponselnya kembali menyala, kali ini bukan notifikasi pesan melainkan sebuah notifikasi panggilan masuk, tertera nama ibunya disana.

"Hallo,"

"Vii, lagi apa, nak?"

"Avi lagi nonton tv, bu. Ibu dimana sekarang sama ayah?"

"Ibu di Manado sekarang. Avi sehat kan, nak?"

"Sehat, bu. Ibu sama ayah gimana? Sehatkan disana?"

"Ibu sama ayah sehat disini."

"Ayah ada, bu?"

"Ada, Avi mau bicara sama ayah?"

"Hehehe sama ibu dulu aja."

"Avi udah makan kan, nak?"

"Sudah bu, tadi Avi sudah makan diluar. Mas Kala baru mau pulang."

"Obatnya sudah di konsumsi?"

"Sudah, bu. Tadi waktu sampai rumah, Avi langsung minum obatnya."

"Sehat sehat ya, nak. Kamu gak mau liat ibu sedih kan?"

"Iya, ibu. Avi usahain gak ngedrop sampe waktunya."

"Jangan kecapean ya, Avi. Ibu khawatir banget sama kamu."

"Ada mas Kala sama Avi, bu. Gak udah khawatir berlebih, nanti ibu yang sakit."

"Kamu ini kalau ibu kasih tau. Udah deh, kamu ngobrol sama ayah dulu. Ibu mau rapih rapih."

"Ibu..."

"Iya, kenapa?"

"Ibu disana buat nemenin ayah dinas, inget ya, bu. Pokoknya kalau pulang jangan bawa adek baru, Avi mau jadi anak bungsu aja!"

"Maviandra Ananta Adhiguna!!!"

"Iyaa ibuuuuuu."

"Kalian kenapa sih?" Suara itu bertanya dari sebrang sana, Mavi kenal sekali dengan suara itu.

Maviandra ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang