Lembar Ke-9

195 18 4
                                    

Mavi kini berada di ruangan dokter, ah atau bisa kita sebut ruang kerja Kalandra. Setengah jam yang lalu Mavi baru saja selesai melakukan check up perkembangan kesehatannya.

"Kapan gue terima hasilnya, mas?"  Mavi duduk di kursi depan meja Kalandra, sementara Kala sendiri masih asik dengan beberapa berkasnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kapan gue terima hasilnya, mas?"  Mavi duduk di kursi depan meja Kalandra, sementara Kala sendiri masih asik dengan beberapa berkasnya.

"Kalau lo bosen nunggu, lo bisa balik ke kamar lo. Nanti gue yang kesana."

"Serius lo? Gue pasien loh, mas. Masa iya lo perlakuin gue kaya gini?!"

Kala menghembuskan nafasnya jengah, adiknya memang kadang suka mendramatisir.

"Hasilnya belum keluar, bentar lagi mungkin."

"Lama banget sumpah!"

"Lo berisik banget sih, vi. Kenapa sih lo?"

"Gue bosen nunggu."

"Kan udah gue bilang, lo bisa nunggu di kamar lo."

"Gue bosen juga, mas!"

"Yaudah sana main diluar. Keliling rumah sakit! Biasanya juga lo begitu."

"Cerdas! Kenapa gue gak kepikiran ya, mas?"

"Udah sana lo keluar! Gue masih ada pasien lain. Nanti kalau udah selesai, gue yang cari lo."

Mendengar pengusiran seperti itu Mavi menatap kakak lelakinya tajam, sementara yang ditatap tidak menghiraukan. Alih-alih bertengkar dengan kakaknya lebih baik Mavi keluar, terakhir kali Mavi kesini adalah beberapa bulan yang lalu untuk melihat luka di kepalanya.

 Alih-alih bertengkar dengan kakaknya lebih baik Mavi keluar, terakhir kali Mavi kesini adalah beberapa bulan yang lalu untuk melihat luka di kepalanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mavi menghirup udara sebanyak banyaknya, aroma rumah sakit. Banyak kesedihan dan kebahagiaan di tempat ini. Kakinya melangkah menjauhi pintu ruangan kakaknya. Tepat ketika tubuhnya menghilang di persimpangan lorong, pintu ruangan kakaknya terbuka.

"SELAMAT SIANG DOKTER KALANDRA!"

Mendengar teriakan seseorang atau lebih tepatnya seorang perempuan, Kalandra terkejut bukan main. Dilihatnya perempuan yang memasuki ruangannya itu, gadis berambut panjang bergelombang dengan senyum yang cerah. Melihat perempuan tersebut, Kalandra sudah tau jika harinya akan lebih panjang dua kali lipat, ditambah dengan keberadaan Mavi disini.

Maviandra ✓Where stories live. Discover now