Lembar Ke-19

154 19 4
                                    

Mereka berdua sudah sampai di sebuah cafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka berdua sudah sampai di sebuah cafe. Mavi sebenarnya sedang bingung harus memulai dari mana pembicaraan ini. Dia tidak siap dengan kemungkinan Rhea akan menangis.

"Jadi? Aku atau kamu yang harus mulai lebih dulu, Vi?" Tanya Rhea.

"Kamu." Jawab Mavi singkat.

"Oke, to the point. Kecelakaan kita terakhir kali itu buat aku mulai inget tentang kita. Di rumah sakit waktu itu aku mau kasih tau kamu, tapi kata bang Dony kamu di rujuk ke rumah sakit lain. Aku minta hubungin kamu tapi gak ada yang merespon, bahkan mas Kala juga gak respon, selalu ngalihin topik, bahkan mutusin sambungan telfon gitu aja."

Mavi menunduk, dia merasa bersalah dengan keputusannya saat itu. Dia memang baru tau fakta bahwa Rhea mengingatnya, itupun dari Abim. Tapi dia tidak menyesal dengan keputusannya, sebab jika saat itu dia berada disana maka Rhea kemungkinan akan mengetahui faktanya.

"Setelah aku masuk sekolah, aku tanya Abim, aku tanya Kevin, Vano, Richie, Bintang, Xean, sampe temen-temen ku, aku tanyain soal kamu, bahkan aku tanya anggota acara yang lain, Vi. Aku cuma mau tau kabar kamu, kamu ada di sekolah tapi kaya gak ada. Susah banget ketemunya. Harusnya dari posisi kamu sebagai kedua pelaksana dan aku sebagai sekertaris bisa buat kita ketemu gak sih? Nyatanya engga, selalu di wakilkan sama Kevin. Tiap aku tanya kenapa jawaban Kevin selalu aja kamu punya kepentingan dan udah ngomong sama kepala sekolah. Aku bingung mau cari kamu kemana, bahkan aku minta anter kerumah mas Kala tapi kosong, kalian gak ada disana. Kamu kaya beneran ngehindar dari aku pasca kecelakaan itu, kenapa? Harusnya kamu ketemu aku buat mastiin kondisi aku, kan?"

Ini yang tidak diinginkan Mavi, Rhea menangis. Laki-laki itu segera menyeka air mata Rhea sebelum menetes.

"Jangan nangis, aku bakal jawab semua pertanyaan kamu tadi. Salah satu alasan kenapa aku ngehindar itu karna kondisi aku yang kurang memungkinkan buat kita ketemu, ibu larang aku buat terlalu banyak beraktivitas, aku sama mas Kala emang di minta ibu buat pulang kerumah pasca keluar dari rumah sakit, itu alasan kenapa rumah mas Kala kosong. Aku juga sengaja minta semua orang buat ngebantu aku ngejauh dari kamu. Re, apa yang aku kasih tau setelah ini mungkin buat kamu shock, tapi kamu harus tau aku lagi berjuang buat itu." Mavi menggenggam tangan Rhea, dia harus menyampaikan informasi ini.

"Aku seneng kamu udah inget kita, aku nunggu itu udah lama. Re, semenjak kecelakaan pertama itu yang ngebuat kamu lupa, gak ada satu hari pun aku gak ngerasa bersalah. Aku berusaha buat kamu inget, Re. Untungnya acara ini ngebuat kita bisa deket, dan bantu aku. Banget. Makasih udah pulang, Re." Mavi semakin menggenggam tangan itu erat. Rhea masih menangis sesegukan.

"Aku harusnya kasih tau hal ini setelah dies natalis. Tapi Abim bilang aku berpacu dengan waktu, aku gak punya banyak waktu buat ngejalanin sesuai rencana aku. Re, alasan utama aku ngehindar karena kondisi tubuh aku memburuk, dokter minta aku buat secepatnya Operasi." Akhirnya Mavi mengatakannya, ada perasaan lega dan khawatir karena setelah mendengar hal itu Rhea langsung menatapnya dengan pandangan terkejut.

Maviandra ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang