7 - MARVEL & SEMESTANYA

23 4 0
                                    

CHAPTER 7

"Emang lo mau di temenin gue?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Emang lo mau di temenin gue?"

***

Shena mengerjapkan mata beberapa kali. Entah kuping nya yang salah dengar atau otak nya yang sulit menerima perkataan itu.

"Kak Marvel suka bercanda juga ternyata ya"

"Muka gue keliatan lagi bercanda?"

Sontak tawa Shena berhenti seketika. Tidak ada tanda-tanda sedang bercanda apalagi tanda-tanda kebohongan, Marvel terus berbicara dengan tatapan serius kepadanya.

"Lo ngapain di luar sendirian?" tanya Marvel lagi

"Nyari angin"

"Yang ada masuk angin" Marvel melirik baju yang di kenakan Shena "pake baju tipis gitu sengaja ya biar di lirik setan?"

Shena tercengang "pake sweater gini masih di bilang tipis kak? Gimana kalo saya pake bikini?"

"Kalo pake bikini berarti lo sengaja biar di lirik gue"

"Idih. Mesum banget otaknya"

"Siapa?

"Kak Marvel!"

Marvel menunjuk dirinya sendiri seolah baru saja di tuduh sebagai pelaku kejahatan. "Gue?"

"Bukan. Tukang siomay!" kesal Shena

"Oh"

Ngajak ribut, Shena membatin dalam hati.

Mungkin kalo ada nyamuk, suara terbang nyamuk terdengar jelas di kuping saking heningnya suasana. Baik Marvel atau Shena tidak ada yang memulai pembicaraan. Suasana ini membuat Shena merasa aneh.

"Kak Marvel sejak kapan jadi ketua basket sekolah kita?" ucap Shena basa-basi.

"Sejak kapan lo kepo sama urusan pribadi gue?"

"Cuma nanya"

"Gue ngga mau di tanya"

"Jangan hidup kalo ngga mau di tanya. Bahkan di alam kubur juga masih di kasih pertanyaan sama malaikat"

"Tapi lo bukan malaikat, ngapain kasih gue pertanyaan?"

"Karena saya mau tau"

"Ngga perlu tau"

"TERSERAH DEH!" umpat Shena kehabisan kesabaran. Kalo dekat Marvel bawaannya panas terus.

Shena berdiri dari duduknya bersiap untuk meninggalkan Marvel sendirian di taman. Lama-lama bisa gila meladeni Marvel yang tidak jelas itu.

"Mau kemana?"

"Kak Marvel bukan malaikat, ngapain kasih saya pertanyaan?" kata Shena meniru persis perkataan Marvel

"Ngga boleh?"

"Ngga!"

"Jangan hidup kalo ngga mau di tanya" balas Marvel mengikut nada bicara Shena

Mendengar itu membuat darah Shena naik hingga ke otak. Dekat dengan Marvel bisa-bisa membuatnya terkena darah tinggi.

"Mau tanya apa?" Shena memilih mengalah. Namun bukannya menjawab, Marvel justru menyodorkan permen.

"Vitamin lo rasanya pahit jadi lo perlu yang manis-manis juga"

Shena terdiam.

"Gue cuma punya satu permen, kalo lo ngga mau biar gue buang." kata Marvel lagi

"Makasih" Shena tersenyum mengambil permen rasa strawberry tersebut.

"Mau tidur?"

"Iya kak"

"Oke"

Marvel berlalu pergi meninggalkan Shena yang masih terpatung di tempatnya. Hati Shena merasa terkena sihir aneh yang membuat perutnya geli.

"Oh my god. I feel butterflies in my stomach" batin Shena

***

Shena mendorong knop pintu rumahnya. Setelah acara kunjungan panti asuhan yang melelahkan tubuh Shena, gadis itu beranjak masuk ke dalam rumah. Mencari keberadaan Raina.

"Shena pulang"

"Mah?"

Langkah kaki Shena berhenti di depan kamar orang tuanya. Terdengar suara ribut laki-laki dan perempuan, sudah pasti itu adalah kedua orang tua Shena.

"Ngapain kamu pulang?!"

"Masih inget anak istri juga?"

"Tinggal sana di apartemen selingkuhan kamu. Ngga usah pulang, aku udah terbiasa hidup tanpa kamu."

Itu adalah suara mamah Shena.

"Pulang ke rumah cuma makan, mandi, sama tidur doang mas. Setelah itu pergi ke apartemen selingkuhan kamu. Kamu pikir rumah ini hotel pribadi kamu?

"Aku yang beli rumah ini! Ngga sudi juga aku tinggal di rumah kita yang pernah kamu jadiin tempat zina sama selingkuhan kamu dulu!" 

Shena menghela napas, keluarganya sudah hancur sejak orang ketiga datang. Hal itu terjadi ketika Shena menginjak kelas 7 SMP. Orang tuanya tidak bercerai, alasannya karena demi Shena.

Dengan malas-malasan Shena duduk di sofa ruang keluarga yang terletak tepat di samping kamar orang tuanya. Menunggu pertengkaran itu selesai meskipun Shena sudah muak.

Ceklek..

Pintu terbuka Andra-papah Shena keluar dari kamar, menghampiri Shena yang duduk diam di sofa.

"Udah pulang Shen?" tanya Andra dengan suara lembut

Shena menyalimi tangan Andra dengan senyum tipis "udah pah"

"Gimana sekolahnya?"

"Baik-baik aja"

Di mata Shena, Andra tetap seorang ayah yang terbaik. Andra hanya gagal untuk menjadi suami tetapi Andra tidak gagal untuk menjadi seorang ayah. Tetap saja, cinta pertama sekaligus luka pertama untuk Shena adalah ayah nya.

"Belajar yang rajin ya Shen, papah juga udah transfer ke ATM Shena. Di pake ya nak uang nya buat Shena jajan atau kalo mau traktir temen juga gapapa"

"Makasih pah"

"Kalo kurang bilang aja ke papah"

Shena tersenyum tulus "iya"

"Shena jangan benci papah ya nak, nanti papah sedih. Maaf juga udah bikin Shena nangis terus karena papah"

Tbc

Mervel & Semestanya (SELESAI)Where stories live. Discover now