23 - MARVEL & SEMESTANYA

21 5 0
                                    

CHAPTER 23

CHAPTER 23

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"GENGGAM... TANGANKU SAYANG... DEKAP DENGANKU... PELUK DIRIKU..."

Marvel menutup wajah dengan bantal merasa terganggu dengan suara karoke dari lantai bawah rumahnya. Hari libur yang ingin Marvel habiskan untuk bersantai justru malah tidak sesuai dengan ekspetasinya.

"BERDIRI TEGAK.. DI DEPAN AKU... CIUM KENINGKU.. TUK YANG TERAKHIR..."

Nada kemana, musik kemana.

"KU KAN MENGHILANG... JAUH DARIMU... TAK TERLIHAT SEHELAI RAMBUT PUN..."

Habis sudah kesabaran Marvel, cowok itu segera bergegas turun kamar untuk menghabisi sang pelaku yang membuat mood pagi nya menjadi jelek. Marvel berdecak pinggang menatap kakaknya, menyadari kehadiran Marvel membuat Malven melambaikan tangan menyapa.

Malven Varexa Danendra, sekarang melanjutkan pendidikan manajemen di universitas terkenal di Jakarta.

"Wazzup my brother!" Malven menyambut Marvel dengan pelukan hangat "good morning"

"Berisik bego suara lo jelek" umpat Marvel sembari mendorong tubuh Malven supaya menjauh darinya "jauh-jauh nanti gue kena rabies"

"Yeu, dasar anak setan!"

"Ngapain lo pulang? Emang masih punya keluarga?"

"Capek gue Vel punya adik tukang roasting kayak lo. Tekanan batin terus" keluh Malven "kakak pulang bukannya di sambut malah di katain"

"Lo bukan presiden buat apa di sambut?"

"Terserah lo deh monyet. Kesel banget gue pengen kepang usus lo!"

"Minggir lo jelek" Marvel mendorong tubuh Malven dari sofa di depan ruang TV, mendapat perlakuan tersebut Malven tidak tinggal diam.

Bantal di sofa kini sudah menjadi samsak dadakan sebagai alat untuk saling memukuli antara Marvel dan Malven. Aksi tersebut terus berlanjut sampai akhirnya suara rintihan Malven mulai terdengar memenuhi ruangan.

"Dasar adik laknat! Belum aja gue kutuk jadi batu!"

Marvel mengerdikan bahu tidak peduli sambil berjalan ke dapur "bodo amat" air putih di dalam gelas Marvel teguk hingga habis.

"Hallo kak Marvel"

"Ya" jawab Marvel cuek, ia beralih menyantap buah-buahan di atas meja bar mini dapurnya. Hingga sesaat ia menyadari sesuatu.

Marvel langsung mendongakan kepala melihat Shena sudah berdiri di depannya sembari mengupas kulit buah apel yang baru saja di makan Marvel.

"Uhukkkk.. uhukkk.." buah yang di telan Marvel tersedak. Buru-buru Shena mengambilkan minum lalu memberikannya kepada Marvel

"Kalo makan pelan-pelan kak"

Masih tidak percaya dengan sosok di hadapannya, Marvel membalikan badan melihat Malven berusaha memastikan bahwa ia sedang tidak berhalusinasi.

"Lo lihat ngga?" tanya Marvel kepada Malven

"Lihat apa?"

Jari telunjuk Marvel mengarah ke arah Shena "nih, cewek cantik di sini. Lo bisa lihat juga ngga?"

"Ngga ada siapa-siapa kok"

"Wah gila!" Marvel menggeleng takjub "secinta itu gue sama Shena sampe halusinasi dia di sini"

"Saya emang di sini kak" Shena tertawa geli melihat ekspresi Marvel yang semakin terkejut

"Nyawa dia belum terkumpul Shen" sambung Malven membuat Marvel mengernyitkan alis

"Ini beneran lo?"

"Bener dong" jawab Shena. Tangannya mencubit lengan Marvel "sakit ngga?"

"Ngga"

Malven menghela napas panjang "di cubit gitu doang ngga mempan Shen. Coba tampol kepalanya pake wajan"

"Hahaha." Shena menyiapkan nasi goreng di atas piring yang sudah ia buat di rumah sejak pagi tadi "sarapan dulu kak"

Masih dalam keadaan sulit menerima kenyataan bahwa Shena berada di rumahnya, Marvel hanya mengangguk kecil lalu memakan nasi goreng tersebut.

"Ke sini di suruh siapa?"

"Tante Lyo yang ajak"

"Mamah tahu alamat rumah lo?"

"Lewat chat"

"Chat?" Kemudian Marvel mengangguk paham. Pasti Jaefran yang memberitahu Lyodra. Siapa lagi kalo bukan Jaefran?

"Nasi goreng nya enak kak?" tanya Shena penuh antusias menunggu jawaban Marvel

"Enak"

"Kalo kamu yang masak mau bikin pasir goreng juga tetep di bilang enak Shen" alis Malven terangkat untuk menggoda Marvel "iya ngga?"

Marvel mendengus kesal "berisik lo!"

"Marvel mah begitu suka malu-malu meong."

"Bodo amat!" Marvel menatap Shena "terus sekarang mamah ke mana?"

"Tadi cuma bilang pergi sebentar"

"Semalem tidurnya nyenyak?"

"Nyenyak"

"Curang"

Kedua alis Shena mengeryit "kok curang"

Marvel mengerucutkan bibir "masa cuma gue doang yang mikirin lo sampe ngga bisa tidur sementara lo tidur dengan nyenyak"

Ah, Shena tertawa gemas dengan tingkah lucu Marvel. "Nanti sebelum tidur saya mikirin kak Marvel dulu deh"

"Ngga perlu"

"Kenapa?"

"Nanti lo jadi ngga bisa tidur"

Malven menopang dagu sambil berdecak prihatin "lama-lama gue lipet juga ya bumi ini!"

Tbc

Mervel & Semestanya (SELESAI)Where stories live. Discover now