Bab I - First Crack

764 78 2
                                    

Pansy Potter melangkah dari Floo dengan wajah memerah, "Ginevra Zabini!"

Sedangkan yang dituju hanya memberikan senyuman manisnya, "Apa kau suka hadiahnya, dear Pansy?"

Pansy menaikkan alisnya berang, "Little Gryffindork yang mencoba menggigit, kau tunggu balasanku." Ujar Pansy penuh venom dalam suaranya.

"Calm down, Pans. I like the present. you look hot with that." Ujar Harry dengan sigap memeluk pinggang Pansy dari belakang dan mengecupi perpotongan leher dan bahu istrinya ketika dirinya melihat Pansy mulai mengeluarkan tongkatnya.

"Gross! Take a room, geez, these two." Ujar Ginny memasang wajah kesalnya, namun sudut bibirnya tertarik keatas.

Tiba – tiba Hermione memasuki foyer Manor, "Apa kalian sudah selesai bertengkar seperti anak kecil?" sambarnya sambil melipat kedua tangannya di dada, "Let's go! Makan malam sudah siap, oh, thank you Harry." Lanjutnya dan langsung mengambil wine yang dibawa Harry sebagai buah tangan.

Begitu mereka memasuki ruang makan, ada Blaise yang sedang berbicara dengan Mippy, dan Theo yang begitu terlihat canggung dengan Luna dan Daphne yang ada di kedua sisinya.

Ginny terkikik geli, "Theo and his sole type. What a sight." Bisiknya pada Pansy disebelahnya, tiba – tiba mereka sudah akur kembali.

Pansy menyeringai, "Blonde and blue eyes. Aneh, Luna dan Daphne benar – benar memperebutkan Theo si idiot?"

Ginny tertawa, "Aku setuju. Tapi Harry juga idiot, Pans. When it comes about you." jawab Ginny.

Pansy memutar bola matanya, "Oh, apa kau lupa apa yang dilakukan Blaise saat kau terjatuh dari sapu saat latihan? Bagaimana setelahnya, apa Blaise jadi menuntut Holyhead Harpies?"

Blaise tersedak minumannya, "Merlin, Pans. Apa kau tidak tahu? Ginny mengubah surat somasi yang kukirimkan menjadi surat cinta dari 'doting husband'."

Begitu tawa mereka mereda, Daphne membuka suaranya, "Dimana Draco?"

Hermione menepuk jidatnya baru teringat suami pirangnya, "Di perpustakaan, astaga pria gila kerja satu itu. Aku akan memanggilnya sebentar." Seru Hermione jengkel kemudian beranjak dari kursinya menuju ke perpustakaan Manor.

Ruang makan dan perpustakaan melewati dua lorong panjang, dan Hermione hanya mendengar suara ketukan heelsnya yang menggema. Begitu ia sampai pada pintu besar perpustakaan, Hermione mendorongnya dan pandangannya langsung mengarah pada Draco yang sedang menyibukkan dirinya dengan kacamata baca yang bertengger di matanya.

Hermione tersenyum karena itu selalu membuatnya panas menyaksikan suaminya dengan kacamata, Draco looks hot and Hermione cherish that sight of him. "Darling," sapanya.

Draco mendongak dari buku yang dibacanya, "Come in, love." Sahutnya begitu menangkap figure istrinya.

"Put that book of yours, Draco. We have guests, Theo disana terlihat menderita dengan Luna dan Daphne." Ujar Hermione bercanda.

"Oh, I have my bet on Lovegood." Ujar Draco santai, "10 galleons."

Hermione memutar bola matanya malas, "Fine. I have my bet with Daphne."

Draco menyeringai, "Oh, lebih baik kau cepat – cepat mempersiapkan 10 galleons, wife. I know Theo since nappies,"

Hermione terkekeh, namun secepat itu ekspresinya berubah begitu melihat lipstick yang stain di kerang oxford suaminya, "What the hell is this, Malfoy?" tekannya serius, menarik kerah suaminya untuk melihat jelas bekas lipstick yang tercetak.

Draco melihat kearah pandang Hermione dan mendongak menatap istrinya, "Whats wrong, love? It's from you."

Hermione menahan gejolak hatinya, ia jelas tahu itu bukan darinya, "Benarkah? Kapan?"

Draco menatap Hermione binggung, "Tadi siang? Kau mencium leherku, its yours that stain on me, Hermione."

Hermione tediam. Pertama, ia memang mencium suaminya di leher tadi siang saat berkunjung ke kantor suaminya, tapi bekas lipstick itu lebih kebawah pada ciumannya tadi siang. Kedua, Hermione mencium Draco di leher bukan di kerah. Ketiga, Draco terlihat sangat meyakinkan seolah – seolah itu memang bekas ciuman darinya.

Yang mana Hermione paling tahu bahwa itu bukan darinya.

"Scourgify," lambai Hermione dengan tongkatnya, "Okay, lets go, all of our friends are waiting for us." Ujar Hermione mengubah wajahnya menjadi normal lagi.

Godric, ada apa dengan suaminya?

.....

Hermione, Hannah, Daphne, Susan, Luna, Pansy, dan Ginny sedang berkumpul di Three Broomstick. Setelah kesibukan kampanye Hermione rampung, Hannah dan Susan yang satu departemen dengannya kemudian berhasil menariknya ke perkumpulan wanita mala mini.

"Kau harus banyak meregangkan ototmu, Hermione. Merlin help you, you're gonna make it!" pekik Susan begitu berhasil mendudukkan Hermione di bangku melingkar sambil menyodorkan segelas butterbeer kearahnya.

"Well, Anthony Goldstein terlihat meyakinkan." Hermione menjawab, memutar bola matanya kesal.

"Apa kau sudah gila? Goldstein could fly with cow and nobody gonna realize." Gigit Pansy.

Hermione mengerutkan alisnya, "Apa yang dilakukan ibu hamil ini di Three Broomstick?!!" teriaknya.

"Relax, Honey," Pansy mengangkat gelasnya, "Just orange juice for Pansy Potter tonight." Lanjutnya sambil mengangkat gelasnya tinggi – tinggi.

"Kau hanya membuang uang waktumu untuk kampanye, Hermione. You could just sit down and have a glass of wine, kemudian taraa~ Minister of Magic Hermione Granger-Malfoy." Sambar Ginny yang pipinya mulai memerah karena alcohol.

Para wanita menyambutnya dengan tertawa keras, "Just ask Draco for little bit help, Hermione. Aku yakin Malfoy vaults bisa menjawab segala kesusahan hidup." Sambar Daphne masih dengan sisa kekehannya.

"Damn right!" sahut Hannah, mengangkat gelas butterbeernya tinggi – tinggi.

Kemudian gelombang tawa mereka kembali menerjang, para wanita sibuk tertawa dan bersenda gurau, bertukar cerita dan pengalaman dan saling memberikan support satu sama lain. Hingga topic yang Luna bawa sedikit menyentilnya.

"Quibbler baru – baru ini melakukan survey untuk pria lajang dan pria tidak lajang, dan kalian tahu hasilnya?" ucap Luna dengan nada mengambangnya yang khas.

Para wanita memfokuskan diri sendiri pada Luna, menunggu kelanjutan ceritanya.

"90% tidak ada perbedaan bagi yang sudah menikah dan yang belum dalam memperhatikan paha perempuan! Aku mendengarnya juga dari wrackspurts, pria cenderung lebih mudah melupakan istrinya saat melihat wanita lain," lanjut Luna.

Pansy mengatupkan rahangnya, "Aku akan langsung mencabut milik The Chosen One  sampai ke akarnya jika ia ketahuan memperhatikan paha wanita lain." Bisiknya berbahaya.

"Aku akan dengan senang hati memukul miliknya dengan sapu terbangku." Ginny ikut memanasi.

Susan terlihat menimang sesuatu, "Dibanding menyakiti Terence, aku akan langsung memutuskannya jika ia ketahuan berselingkuh, I have nothing to do with cheaters." Ikut Susan sambil meneguk butterbeernya.

Luna hanya bisa mendukung sambil mengangguk, "Indeed, cheating is a deadly crime."

Hermione terdiam, tanpa aba – aba ia langsung menegak butterbeernya hingga tandas.

_________

Please show me if you interest with this story, dont forget to leave trace!

Traitor (D.M&H.G)Where stories live. Discover now