Berakhir - Traitor

1K 82 9
                                    

Keputusan perceraian Draco dan Hermione telah selesai, tidak banyak halangan dalam perceraian mereka. Baik Hermione maupun Draco tidak menuntut apapun dalam pernikahan mereka, tidak mempermasalahkan apapun.

Setelah keduanya keluar dari ruangan Winzengamot, Draco dan Hermione meninggalkan ruangan dengan keadaan kosong, hati yang hancur dan perasaan berantakan. Meskipun begitu, Hermione telah memutuskan keputusannya bulat.

"Bisa kita berbicara untuk yang terakhir kalinya, Draco?" Hermione bersuara duluan.

"Yang terakhir kalinya? Apa maksud mu? Apa setelah ini aku tidak boleh bertemu denganmu?" lirih Draco tanpa repot menyembunyikan kesedihannya.

"Ikuti aku," tanpa mau menjawab, Hermione menggiring Draco pada saluran Floo kementrian, meninggalkan kilatan flash dan kerumunan massa yang memenuhi hall kementrian karena perceraian pahlawan perang dan mantan pelahap maut paling controversial.

"Malfoy Manor," ujar Hermione kemudian mengguyur tubuhnya dan tubuh Draco kedalam api hijau yang menyedotnya.

Hermione menggiring Draco menuju ruang kaca yang langsung berhadapan dengan taman bunganya. Setelah teh dan beberapa kudapan manis disajikan oleh Mippy, Hermione memulai penjelasannya.

"Aku mundur dari pemilihan mentri sihir Inggris, tadi suratnya sekalian kuberikan pada Kingsley." Hermione memulai.

Draco pucat, "Apa? Kenapa? Apa ini karena diriku?"

Hermione mengangkat tangannya, kali ini ia yang akan mendominasi pembicaraan. "Aku ingin bertanya." Hermione terdiam sebentar, "Kapan?"

Draco menatap Hermione binggung, tak mengerti pertanyaan wanita di hadapannya.

"Kapan saat kau sudah tidak mencintaiku?" tanya Hermione dingin.

Draco kontan memucat, "Listen here, kau pasti tidak akan mempercayai perkataanku setelah ini semua. Tapi, itu tidak akan pernah terjadi, Hermione. Sampai kapanpun. Aku tak pernah berhenti mencintaimu."

Hermione tesenyum miris, "Such a liar."

"Please, don't do this to me, Hermione. Kau tahu aku tidak berbohong."

Hermione menatap Draco marah, "Kalau begitu kenapa?" ujarnya kasar, "Kenapa kau mengkhianatiku?!" teriaknya marah.

Draco bergetar, "Maafkan aku. Aku bodoh, aku mencari pengalihan karena aku takut,"

Melihat Hermione yang terdiam mendengarkan, Draco melanjutkan, "It's just overwhelmed me, Hermione. Kita sudah menikah 4 tahun dan kau siap untuk memiliki anak, I know you would be the best mom ever, the best for our children. Tapi aku? Aku tidak punya figure Ayah untuk dicontoh, tapi aku ingin, percayalah aku ingin memiliki anak kita, dan kuharap aku siap. Aku takut dan mencari pengalihan. Setiap melihat wajahmu, aku merasa bersalah karena mungkin saja aku menghancurkan semuanya, aku takut melukaimu dan calon anak kita. Hermione, mereka semua tidak berarti, tidak ada yang berarti, you're the only one for me."

"'Mereka?'" Hermione tertawa sarkas, "Jadi, itu bukan hanya tentang satu wanita, oh poor Carmichael the one got caught." Lanjutnya sambil mengangguk kecil.

Draco gelagapan, kehabisan kata – katanya.

Hermione menghela napasnya, "Why don't you just tell me? This? Apa menjadi penghianat dalam hubungan ini jauh lebih membuatmu tenang dibanding bercerita padaku? apa bercinta dengan para jalang itu memuaskanmu? Apa itu artinya kehangatanku dan adanya aku disampingmu tidak memiliki efek yang sama lagi, Draco?"

Draco menggeleng geleng kesakitan, "No. Please, im so sorry,"

"Kau membuatku jijik, Draco Malfoy. Memelukmu setelah malam panasmu dengan jalang – jalang itu setiap malam," Hermione menghapus setetes air matanya yang jatuh, "Bahkan dengan bodohnya terus mencintaimu." Lanjutnya.

Draco tersedak ludahnya sendiri, "Please just kill me,"

Hermione menyeringai, "No." ujarnya sambil meminum tehnya sedikit, "Feel it, Draco Malfoy. Face your concequences like a proper Malfoy you are." Lanjutnya dingin.

"Hermione, please." Ujar Draco memohon.

"Aku akan pergi, dari Inggris." Hermione member jeda, "Setelah ini kau bebas memilih wanita manapun untuk menempati sisi tempat tidurku, kau bebas, Draco Malfoy." Hermione melanjutkan, tesenyum lebar yang membuat setetes air matanya jatuh.

Draco menggeleng ribut, kulitnya pucat membuatnya seperti orang gila yang berjalan tanpa jiwa, "No, No, No, No, No, please don't leave me here." Mohon Draco.

Malfoy men doesn't beg, but Draco Malfoy willingly to do everything for Hermione Granger, he even worshipped the ground she walked.

"Ini akan menjadi pembicaraan terakhir kita, kau akan bebas, dan aku berdoa yang terbaik untukmu." Ujar Hermione bangun dari tempat duduknya.

"Hermione, I can't live without you." lirih Draco dengan usaha terakhirnya.

"Semoga kau selalu bahagia, My Dragon." Ucap Hermione final, kemudian melangkah pergi kearah foyer, mengambil dengan rakus setiap sudut Manor yang dapat dilihatnya, menyimpannya dengan rapih dalam kenangannya.

Selamat tinggal,

......

Beberapa hari sebelum sidang perceraian...

Hermione menghabiskan piring terakhir yang ada di hadapannya, kemudian menatap Susan dan Hannah yang menatap balik padanya dengan binggung.

"Hermione, maaf jika aku bertanya, tidak bermaksud membuatmu mengingat masalahmu, tapi apa ketika bersedih, nafsu makanmu meningkat? Aku baru melihat sifat ini darimu," ujar Susan binggung.

Hannah mengangguk, "Apa kau baik baik saja? Apa ini bentuk pelampiasan barumu?"

Hermione menyerngitkan wajahnya binggung, ia baru tersadar, ada apa dengan dirinya beberapa hari ini? "Aku masih lapar," jawabnya tidak nyambung.

Susan dan Hannah konstan membelalakkan matanya. "Ini porsi keempat!" jeritnya bersamaan.

"Biasanya kau bahkan tidak kuat makan dua porsi saja?" lanjut Hannah.

Hermione tertegun, kemudian matanya menatap kalender yang digantung di dinding dekat mejanya, dan matanya seketika membelalak, perutnya seolah mulas, ingin cepat – cepat mengeluarkan isinya.

"Aku akan ke loo sebentar," gumamnya kemudian dengan cepat berdiri.

Hermione membasuh wajahnya berkali – kali di wastafel, mungkinkah?

Wanita itu merogoh tongkatnya di dalam kantong jubahnya, kemudian waktu berlalu hanya diisi dengan dirinya yang sibuk melamun menatap kaca. Beberapa menit berlalu, Hermione kembali sadar dan mantra yang ingin ia ucapkan sudah di ujung lidahnya, ia kemudian mengarahkan tongkatnya ke bagian perut bawahnya.

Hermione mengucapkan mantranya dengan pelan, dan jantungnya jatuh ke perut. Mantranya membentuk bola ajaib yang bersinar terang,

Emas.

Fin.

__________

Aku berniat untuk buat book lanjutan ini, tapi sampai sini untuk jadi open ending juga bisa sih, hehehe. Apa aku harus buat kelanjutannya?

Traitor (D.M&H.G)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang