Bab III - Third Crack, Revealed

623 76 10
                                    

Hermione Granger. Muggle-born. 31 tahun. Kepala Departemen Kontrol Makhluk Gaib. Curly Hair. Chestnut Haired. Honey Eyes. Brilliant Smiles. War Heroine. Brightest Witch of Her Age. 1/3 The Golden Trio. Etc, etc.

Begitu banyak sebutan yang Hermione miliki di dunia sihir, tetapi yang paling melekat bagi karyawan Malfoy Potions adalah sosoknya yang luar biasa ramah. Tidak ada yang tidak mencintai Hermione Granger. Begitu ia masuk ke kantor milik suaminya, resepsionis Hall hanya tersenyum menyapa nyonya Malfoy itu riang.

"Selamat siang, Mrs. Granger-Malfoy,"

Hermione balas tersenyum, "Selamat siang, Miss Clarke."

Tanpa basa basi, Hermione langsung menaiki lift menuju lantai 10 dimana ruangan suaminya berada. Begitu ia sampai pada lantai yang terasa lebih kosong karena hanya ada beberapa ruangan rapat besar tempat para potioneers berdiskusi dengan Draco, lab ada di lantai 9, dan di lantai ini aura Draco sebagai pemilik perusaan terlalu menguar, hanya ada ruangan itu sebagai fokus dari lantai 10 tersebut, tidak semua karyawan punya kepentingan ke lantai 10 ini.

Hermione mengerutkan alisnya, ruangan kaca milik sekretaris Draco tepat di depan ruangannya terlihat kosong. Perut Hermione tiba tiba mulas. Wanita itu mengangkat wajahnya tinggi – tinggi, ia menarik tongkatnya, menggumamkan pendeteksi di depan pintu suaminya, tersenyum miris karena merasakan wards magic yang menyapunya. Hermione secara inisiatif menggumamkan mantra pembatalan dari silencio dan basic alohomora, tersenyum sinis ketika ternyata mantranya berhasil. Sebuah suara melengking yang kemudian terdengar menghentikan laju hatinya, memporak porandakan inti jiwanya.

Hermione memutar cincin Malfoy family crest di jari manisnya, mengambil dan membuang napasnya dengan tenang, tangan kecilnya menggenggam kenop pintu dengan tegas. Hermione menarik napas, mengisi paru – parunya penuh dan membangun dinding occlumency-nya kokoh.

Begitu pintu dibuka keras, rasa sakit di hati Hermione tergantikan dengan marah, badannya gemetar hebat karena penghianatan pria yang ia cintai, teman hidupnya. Itu adalah Draco, dengan sekretarisnya yang ada di pangkuannya, dengan kedua kelamin mereka yang menyatu dibawah sana.

Hermione sees red, and she's ready to burn this fucking building down with only her rage.

Draco dengan refleks menyingkirkan penyihir di pangkuannya kasar, mengaitkan kembali resletting celananya dengan gusar dan menatap istrinya dengan wajahnya yang pucat bertambah tambah, Hermione tidak tahu suaminya bisa terlihat sepucat itu.

Hermione membanting kotak makan yang dia buat sepenuh hati beberapa jam yang lalu, isinya berserakan diatas berkas – berkas di meja suaminya, potongan beef wellington kesukaan Draco, brokoli, wortel, dan chips.

"Hermione, Love, please hear me out." Suara Draco memelas.

Hermione membangun dinding occlumency-nya semakin kokoh, bertekat kuat tidak akan terbujuk. Hermione meludah, "Kau bisa keluar, Miss Carmichael. Terima kasih telah memuaskan suamiku," Hermione menarik sudut bibirnya, jenis senyum berbahaya yang jarang ia tampilkan, "Tapi kau pasti mengerti setiap tindakan memiliki dampak, benar? I don't share what's mine, Miss Carmichael. Dan akan kupastikan," Hermione menyipitkan matanya, "Tidak ada tempat di wizarding world untukmu setelah ini," Hermione mendesis berbahaya.

Serena Carmichael konstran bergetar, mengutuk dirinya dalam – dalam, "Mrs.---Aku--"

"OUT!" Hermione berteriak, membuat wanita yang ada di depannya cepat – cepat melangkahkan kakinya tergopoh - gopoh dengan baju yang berantakan keluar dari ruangan besar pemilik Malfoy Potions tersebut, ketakutan dan dipenuhi air mata.

Hermione menarik napasnya, memutar cincin di tangan kanannya yang terasa longgar, seolah bukan miliknya lagi, seolah tidak pas lagi di tangannya. Hermione melepaskan cincinnya, dan hatinya bagaikan Gucci yang dilempar dari gedung lantai 10, hancur lebur berantakan, berserakan, tidak berbentuk.

Hermione menaruh cincin pernikahannya di depan Draco, diantara makanan yang berserakan diatas perkamen – perkamen yang terbengkalai di atas meja Draco.

Draco menggenggam lengan Hermione, "Hermione, don't do this to me, please." Hermione mendongak dan mendapati ekspresi kesakitan dari suaminya, Hermione tetap datar, mengumpulkan kewarasan terakhirnya semakin memperkuat occlumency-nya dan keluar dari ruangan Draco dengan hentakan kemarahan.

.........

"Aku akan membunuhnya," desis Harry Potter berbahaya.

Harry, masih dengan jubah aurornya langsung pergi menuju perapian dan mengucapkan 'Malfoy Manor' dengan nada berbahayanya.

Pansy, masih memeluk Hermione erat, secara insting langsung menarik tongkatnya dan memanggil patronusnya. Ular cobra yang dibentuk oleh sulur – sulur putih itu mendesis, menunggu pesan yang akan Pansy katakan.

"Panggil Ginny, dan suruh Blaise ke Malfoy Manor sekarang juga." Seru Pansy final, begitu ularnya pergi, ia berbisik, "Salazar, Draco akan mati."

"Kau harus memanggil Theo juga, Merlin help him, Harry killed Voldemort, Draco is a piece of cake." ujar Hermione pelan, kelelahan karena terlalu banyak menangis dan berteriak.

Hermione mengangkat tongkatnya ke udara, "Expecto patronum,"

Namun kosong, berang – berang patronusnya tidak terbentuk. No happy memory strong enough for now.

Pathetic.

Pansy yang dapat membaca tatapan mata wanita di dalam pelukannya langsung cepat – cepat memanggil patronusnya lagi untuk mengirimkannya pada Theo. Begitu ular kedua Pansy menembus dinding Grimmauld Place, perapian keluarga Potter itu menyala dan menampilkan Ginny dengan rambut yang berantakan.

"Aku akan membakar ferret hidup – hidup!" ujar Ginny.

"No." sambar Hermione cepat.

Pansy dan Ginny menatap sahabatnya dengan tatapan aneh seolah Hermione habis mengakatan sesuatu yang paling bodoh di dunia.

"Dia berselingkuh! Demi Godric dan Merlin serta bermacam mahkluk aneh yang Luna tahu, apa kau gila? Aku tetap akan membunuhnya." Teriak Ginny marah.

Hermione adalah sosok ipar yang selalu Ginny dambakan, setelah Ron meninggal, hatinya hancur karena tidak bisa menjadi saudara ipar dengan Hermione. Draco membuatnya yakin karena mereka saling mencintai, dan bahagia.

Tapi, lihat sekarang.

That sodding ferret is fucked everything up.

"It's my punishment." Jawab Hermione rendah, "Aku ingin Draco hidup dan terus menyesal. It wasn't enough jika ia langsung mati," lanjut Hermione dengan seringainya, matanya masih merah dan basah karena air mata.

Pansy dan Ginny terdiam, tidak mampu mengeluarkan suara. Ini adalah sesuatu yang akan terjadi bila seseorang berani beraninya mencari masalah dengan Hermione Granger. Wanita itu selalu tahu bagaimana cara membuat seseorang mendapat ganjarannya.

Apa yang akan kalian katakan, Hermione mengurung Rita Skeeter dalam bentuk animangusnya selama berhari – hari tanpa makanan di tahun ke4, yeah, tahun keempat.

"It kills him. Tidak ada aku disampingnya," ucap Hermione langi, "He could never live without me. With this guilt eating him alive." Lanjutnya dengan mata kosong, tanpa emosi.

Pansydan Ginny saling tatap, sama – sama melemparkan tatapan penuh kekhawatiran yangkental sebelum Ginny akhirnya berdiri ragu - ragu, "Aku akan membuat teh,"

__________

Gimana badainya? Dont forget to leave votes and comment, love!

Traitor (D.M&H.G)Where stories live. Discover now