Bab IV - No More Granger-Malfoy

720 84 5
                                    

Hermione mengetuk pintu ruang kantor milik suaminya, mendengar samar – samar izin yang memperbolehkannya masuk, Hermione memasuki ruangan dan memasang senyum kakunya, Draco refleks berdiri dan hendak membuka mulutnya.

Dan secepat itu pula, Hermione mengangkat tangannya, tidak mengharapkan satupun kata keluar dari bibir suaminya.

"I'm not here to discuss anything, Mr. Malfoy." Hermione berujar datar, mengulurkan tangannya untuk memberikan perkamen berisi perjanjian perceraian mereka di hadapan Draco yang terlihat seperti mayat hidup.

Draco di lain sisi, masih tertegun karena panggilan Hermione menyebutnya 'Mr. Malfoy' begitu terasa jauh, Hermione tidak pernah bahkan di masa mereka adalah musuh menyelipkan 'Mr' untuk memanggilnya.

Dan begitulah dunia Draco runtuh dalam sekejab begitu matanya berhasil melihat isi perkamen yang tergeletak di atas mejanya, tubuh kuatnya kontan bergetar.

"Hermione, please, I can't live without you." Draco mendongakkan wajahnya, menatap tampilan istrinya yang kini pudar karena pandangannya dipenuhi air mata. "Please, don't leave me." Ujarnya memohon kesakitan.

"I would never, Draco." Hermione berbisik, "But you are. You leave me, you left 'this mariage'" Lanjutnya.

Draco menangis sekarang, tidak punya pertahanan diri untuk menutupi betapa hancur dirinya, "Please, you the only one for me. Don't leave me, please, I do everything for you, I left everything for you, let me fix this, I could make it right, just—just—give me a chance, Hermione. One last chance, I'll fix this, please, don't do this to me," Draco mengulurkan tangannya, hendak meraih lengan satu-satunya wanita yang ia cintai, tetapi Hermione menarik lengannya, menolak sentuhan Draco, dan Draco tahu rasanya berada dalam keadaan sekarat.

Oh. Rasanya seperti ini.

"I did." Hermione tersenyum sakit, "Aku meminta kamu jujur, dan aku akan memaafkanmu. But you choose to be denial. I did it 3 times, Draco. I gave you 3 chances and you left me,"

Draco kehilangan kontrolnya, membayangi wanita di hadapannya mengetahui ia berselingkuh tetapi masih tetap memeluknya di malam hari, menciumnya di pagi hari, Draco akan mati karena rasa bersalah. Ia yang akan membunuh dirinya sendiri setelah ini. "I'm sorry, Please just kill me, Hermione. Aku tidak akan bertahan lama tanpamu." Lirih Draco kesakitan.

Hermione tersenyum lara, ia sangat mencintai Draco. Jika dirinya tahu pada akhirnya ia akan dikhianati, maka di kehidupan selanjutnya ia masih tetap ingin mengenalnya, masih tetap ingin menjadi istrinya, dan ia akan menerima kesakitan yang ia rasakan sekarang hanya karena ia adalah Draco. Hermione mencintai Draco walaupun di kehidupan selanjutnya pun ia akan meninggalkan pria itu, Hermione akan tetap memilih jalan takdir yang sama.

"Bisakah aku minta satu permintaan? Permintaan terakhirku sebagai istrimu, permintaan terakhirku sebagai Hermione Granger-Malfoy?" ujar Hermione lirih sambil menghapus air matanya.

Draco tertegun, bahkan jika wanita di depannya memintanya untuk mati, ia tanpa ragu akan melakukannya, "Anything for you." Bisiknya penuh harap.

"Sign the paper, Draco. You have to let me go." Hermione berbisik lirih, bola mata madunya terlihat penuh kesakitan. "It's not just two of us in the ship. Don't you think it's a litte bit crowded? Dan kamu tahu rasanya ada di ruangan yang terlalu ramai? Im suffocating, Draco. You have to set me free, I love you but I'm letting you go, my darling. You should too," Hermione tersedak air matanya.

Wajah Draco memerah seolah tak ada pasukan udara yang masuk di paru – parunya, he fucked up, he fucked everything up, karena satu satunya hal terindah yang ia dapatkan selama hidupnya meninggalkannya, "B—but I can't,"

Traitor (D.M&H.G)Where stories live. Discover now