12. Zidan yang hampir mati!

11 4 0
                                    

Ini hanya cerita fantasy dan real dari pemikiran author sendiri jadi mohon dukungannya!

Happy Reading ❤️

"Aku ingin hidup damai seperti sebelumnya, bertengkar dengan Zidan setiap hari tanpa adanya ketegangan di hidup ini." - Naila

Setelah malam yang penuh dengan kebahagiaan kecil, hari ini mereka akan pergi ke rumah Naila, Refaizma dan Rafif. Setelah sarapan dan bersiap-siap mereka akhirnya berangkat untuk memulai hidup hari ini.

Mereka pergi ke rumah Naila naik mobil Farhan, yang mengendarai mobil tersebut adalah Farhan karena ini akhir dunia jadi tidak perlu memakai SIM.

Walaupun mobil Farhan bagus dan kuat, tapi itu masih belum bisa membuka jalan jika sekelompok zombie datang.

Jadi perjalanan mereka masih berjalan lambat, walaupun begitu mereka menikmati perjalanan ini. Mereka juga tidak lupa mengambil inti kristal di otak zombie.

Pada hari pertama, inti kristal yang mereka kumpulkan tidak terlalu banyak karena masih banyak zombie yang tidak memiliki inti kristal, tapi di hari ke dua ini mereka masih memanen inti kristal zombie dan itu lebih banyak dari kemarin.

Dan bentuk inti kristal nya juga lebih besar dari pada kemarin, sepertinya semakin lama zombie itu hidup inti kristal di kepalanya pasti akan berkembang dan memiliki banyak kekuatan spiritual.

Pada jam sembilan pagi, mereka tiba di rumah Naila di luar masih terlihat bersih seperti biasanya tapi pada saat mereka akan masuk ke dalam, terdengar suara zombie mengerang dan itu bukan hanya satu tapi ada banyak!

Dari jendela mereka bisa melihat Keadaan rumah Naila sudah kacau balau, banyak darah ada di mana-mana dan juga potongan-potongan tubuh dan daging manusia.

Tubuh Naila menegang dengan cepat ia masuk kerumahnya, sisanya juga tidak tinggal diam mereka ikut masuk dan membantu Naila untuk membunuh zombie di rumah itu.

"Ggrrhhh!" Satu zombie sudah bisa mencium bau manusia dan zombie yang lainnya juga mencium bau tubuh manusia dari Naila dan lain-lain membuat zombie mengeluarkan air liurnya.

Tubuh zombie membusuk dengan cepat jika tidak memakan daging atau darah manusia segar, dan juga bau mereka sangat menjijikkan tapi membunuh mereka juga mudah karena ini mungkin masih awal-awal dari bencana.

Jika seseorang mempunyai keberanian, mereka pasti bisa membunuh zombie seperti Kinara, karena zombie masih memiliki kelemahan yang fatal seperti jalan yang lambat dan bergetar-getar dan tidak bisa membuka pintu atau jendela karena mereka tidak mempunyai IQ atau kepintaran apapun.

Yang ada di pikiran mereka hanya ada makanan yang segar, selain daging manusia mereka suka dengan darah.

Sebenarnya mereka menyukai darah manusia segar, tapi karena mereka tidak tahu cara menghisapnya jadi mereka hanya bisa menggigitnya.

Lama kelamaan zombie yang terbiasa makan daging manusia akan lebih menjadi gila jika bertemu manusia hidup.

Setelah membunuh para zombie, mereka tidak menemukan Zidan di tumpukan mayat tersebut yang membuat mereka menghela nafas, setidaknya Zidan tidak menjadi zombie.

Mereka berpencar mencari Zidan di rumah Naila, Antika berfikir sebentar tiba-tiba ada kilatan perhitungan di matanya.

Antika berbalik dan melihat pintu kamar mandi di belakangnya, tanpa berfikir panjang ia masuk dan betapa terkejutnya ia pada saat perhitungan isengnya benar.

Zidan sudah tidak sadarkan diri di bak kamar mandi, Antika memanggil mereka dan Zidan segera di tangani dengan baik. Untungnya Zidan hanya pingsan saja karena terlalu lama berendam di bak mandi dengan air dingin.

"Zidan!" Naila tidak bisa lagi menahan tangisnya. Walau begitu ia tidak terlalu sedih dan merasa bahagia bahwa Zidan masih hidup.

Hati Naila yang tergantung tinggi  akhirnya jatuh, Zidan adiknya memang konyol di matanya pada saat seperti itu dia tidak keluar rumah tapi bersembunyi di kamar mandi.

"Tidak, Zidan bukan konyol dia pintar. Karena penglihatan zombie buta mereka tidak bisa melihat Zidan di kamar mandi bahkan jika pintu kamar mandi di buka zombie-zombie itu tidak akan menyerang Zidan." Setelah memikirkannya lagi Antika mendapatkan kesimpulan seperti itu.

"Kenapa harus bersembunyi di kamar mandi?" Tanya Wira dengan penasaran, karena zombie buta kenapa tidak bersembunyi di kamar saja atau di lemari? Pikirnya.

"Tidak bisa, sebagai contoh Arhan yang bersembunyi di kamar jika kita terlambat sebentar Arhan akan berubah menjadi mayat hidup. Tapi Zidan berbeda ia bersembunyi di kamar mandi dan sangat pintar untuk masuk ke bak nya, karena air menghalau bau manusia." Setelah mendengar penjelasan Antika mereka akhirnya paham dan berfikir itu logis.

Mereka berbincang-bincang selama satu jam dan Zidan akhirnya bangun, Tissa memasak makanan untuk Zidan setelah Zidan makan ia bercerita mengapa ia berada di kamar mandi.

Pada saat itu, Zidan sedang makan di dapur tapi siapa yang tahu bahwa zombie-zombie itu datang dengan bergerombolan menuju rumahnya.

Pada saat bencana zombie meletus Zidan tidak mengetahuinya dan ia masih tidur dan bangun pada siang hari setelah itu ia dengan santai makan di dapur dengan pintu masih terbuka lebar.

Zombie mencium bau manusia dan dengan bergetar-getar mengikuti bau manusia dan sampailah ke rumah Naila, karena pintu depan tidak terkunci zombie-zombie busuk itu bisa masuk dengan lancar.

Zidan ketakutan melihat zombie-zombie itu dan tanpa pikir panjang berlari ke arah kamar mandi, pintu kamar mandi di dobrak dengan zombie tidak lama setelah Zidan bersembunyi di situ.

Zidan hampir kehilangan akal ia pun tidak sengaja menghidupkan keran air dan air dengan lancar membasuh tubuhnya, tiba-tiba zombie-zombie itu menghentikan tindakan mereka tapi zidan dengan cepat menghentikan keran itu.

Air pun berhenti mengalir dan berhenti menghalau bau manusianya, zombie-zombie itu melanjutkan gerakan dobrakan mereka. Zidan ketakutan sekali lagi dan menghidupkan air keran lagi air itu pun membasuh tubuhnya dan menghalau bau manusia lagi.

Melihat bahwa cara ini berhasil, Zidan menghidupkan air keran terus menerus dan pada malam hari air nya akan habis. Zidan melihat air di bak dan masuk ke dalam.

Karena sudah terlalu lama terkena air Zidan pun pingsan tidak lama setelah setengah malam berada di bak mandi.

Ia mengubur tubuhnya, untuk di kepalanya supaya tidak kering Zidan menghidupkan keran airnya dengan volume kecil untuk terus membasahi kepalanya.

Ini benar-benar akan menjadi cara bunuh diri yang sangat sakit, tidak akan meninggalkan luka tapi bisa mengancam nyawa.

Naila merasa bersalah, ia tidak akan pernah membiarkan adiknya menderita lagi setelah ini. Walaupun Zidan bercerita seolah-olah dia konyol, mereka tahu bahwa itu sama sekali bukan lelucon dan melihat bahwa Zidan masih bisa tertawa setelah hampir mati suasananya akhirnya membaik dan hangat tidak dingin lagi seperti tadi.

Bersambung....

Salam manis

Antika❤️

Ig : antika8076





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Survive In The Last DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang