Chapter 24: Caught

4.5K 726 35
                                    

Ketiga Ladies tiba di istana dengan selamat, Jisoo dan Seulgi mendiskusikan tentang hari esok sementara Lisa berjalan sendirian di belakang keduanya dengan tenang. Dia berjalan dengan langkah lambatnya.

"Lisa, kau terlihat keren saat bernyanyi tadi" kata Seulgi kagum tapi Lisa menunduk, memikirkan sesuatu. Dia tidak menyadari mereka berhenti dan dia menabrak mereka.

"Yah Lisa-yah~" Jisoo mengeluh sambil mengelus punggungnya.

"Kau terlalu pendiam Lisa sejak kita tiba di sini. Ada apa?" Seulgi bertanya padanya dan menyentuh dahinya untuk memeriksa suhunya. "Kau tidak sakit" dia mengerutkan kening.

"Aish jangan pedulikan aku" dia menepis tangan Seulgi dan berlari menuju kamarnya. Seulgi dan Jisoo mengangkat bahu dan berjalan menuju kamar masing-masing.

Lisa dengan cepat menutup pintunya dan berjalan perlahan menuju tempat tidurnya. Dia melihat sekeliling kamarnya dan mencoba dirinya untuk tidur tapi dia tidak bisa. Dia menutupi wajahnya dengan bantal tapi beberapa detik kemudian, dia membuangnya.

Dia bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju jendelanya, dia membiarkan angin bertiup ke dalam kamarnya. Dia meletakkan kedua tangannya di pagar jendela. Dia melihat semuanya dari atas, pemandangan indah Daegu.

Dia menghela napas dan menggelengkan kepalanya. "Tidak kali ini, Lisa" dia berkata pada dirinya sendiri. Lisa mengambil kotak musik di lacinya, dia pergi ke balkonnya dan menginjak pagar. Dia mencengkeram lampu di samping, menutup matanya karena dia tidak ingin melihat tanah.

"Kurasa aku harus berbaring di tempat tidurku" katanya dan melompat dari pagar. Dia berencana untuk pergi ke atap istana untuk mencerminkan segalanya tetapi ketinggian mengalahkannya. Dia berbaring di tempat tidurnya dan memainkan kotak musik.

Saat kotak musik dimainkan, Dara masuk ke dalam kamarnya. "Masih terbangung M'Lady?" Dia bertanya.

"Hmm" Lisa bergumam dan terlalu fokus pada apa yang dia lakukan.

"Ada yang mengganggumu?" Dia bertanya sambil memasukkan pakaian Lisa ke dalam lemarinya.

"Kenapa kau mengatakan itu?" Lisa bertanya padanya, dia bersandar di sandaran punggungnya dan hanya melirik Dara sambil memainkan kotak musiknya.

"Saya mengenalmu. Kau akan memainkan kotak musik itu untuk menenangkan dirimu.. kau bisa memberitahuku" Dara meyakinkannya. Lisa berhenti memainkannya dan meletakkannya. Ia menghela napas lalu menatap Dara.

"Bisakah kau menjelaskan padaku-" Lisa berhenti sejenak dan memiringkan kepalanya. "Maksudku, lupakan saja. Hanya ingin tidur" fia bergumam dan meletakkan kotak musik di meja samping tempat tidurnya.

Dia berguling dan meletakkan selimutnya di tubuhnya. Dara pergi dari kamarnya, Lisa tidak bisa menahan diri saat dia membuka matanya dan mengacak-acak rambutnya.

"Kenapa dia malah tersenyum padaku seperti itu?" Lisa mencibir dan menampar dirinya sendiri, dia membiarkan dirinya jatuh di tempat tidur dengan kedua tangannya terentang lebar. "Aku tidak akan jatuh pada senyumanmu" dia berkata pada dirinya sendiri.

---------

Ini sudah waktunya sarapan di Istana, semuanya baik-baik saja kecuali Lisa yang menguap sejak dia duduk. Jisoo dan Seulgi memperhatikan dia sangat mengantuk. Jisoo menendang kakinya dan mata Lisa melebar saat dia merasakan sakit.

"Apa?" Dia berkata.

Seulgi melemparkan tatapan tajam padanya dan Lisa langsung mengerti, dia duduk dengan benar dan mengambil sendok untuk makan.

"Makanannya enak, Lady Lisa. Ada apa?" Raja menyeka mulutnya menggunakan serbet meja.

"Maafkan aku, Father" Lisa meminta maaf.

You Are My Kingdom - JENLISA (ID) GxG ✔Where stories live. Discover now