Chapter 42: Surprised

4.1K 793 106
                                    

Jennie POV

Sudah dua jam sejak orang tuaku meninggalkan rumah dan sudah dua jam sejak aku mengunci diri di dalam kamarku, tidak benar-benar terkunci di penjara bawah tanah tapi Ayahku menyuruhku untuk tidak mendekati Lisa saat mereka pergi dan itu mengerikan.

Aku hendak tidur tapi setiap kali aku akan memejamkan mata, aku bisa melihat dengan jelas wajah gadis itu. Entahlah tapi aku merasakan kupu-kupu di dalam perutku, aku pernah merasakan ini sebelumnya ketika aku selalu bersama Kai tapi ini lebih liar dari itu.

"Aku ingin tahu apa yang dia lakukan?"

Aku beranjak dari tempat tidurku dan kakiku tanpa sadar bergerak menuju pintu. Orang tuaku tidak akan tahu jika Lisa tidak memberitahunya. Aku membuka pintu dan berjalan ke bawah perlahan, aku mengintip di anak tangga ketiga dan melihatnya berbaring di sofa. Dia lelah aku yakin, siapa yang tidak? Memotong setumpuk kayu dan menyirami tanaman di musim dingin? Aku yakin Ayahku ingin dia menderita.

Aku melihat ke setiap sudut rumah memastikan orang tuaku tidak ada di rumah, mungkin mereka sedang mengerjaiku. Ketika aku yakin bahwa orang tuaku benar-benar dalam perjalanan ke rumah Bibiku, aku berjalan ke arahnya. Dia menutupi wajahnya menggunakan hoodie yang dia gunakan.

"Lisa.." Aku memanggilnya tapi dia tetap tidak bergerak. "Yah!" Aku mencolek perutnya tapi dia hanya bergerak sedikit. "Bagaimana kau bisa menjagaku jika kau hanya tidur?" Aku cemberut.

Aku mengambil tempat dudukku di sofa lain dan menunggunya sampai dia bangun. Aku ingin melakukan sesuatu, itu sangat membosankan.

"Lisaaa" ucapku dengan nada rendah.

"Hmm?" Dia bergumam sebagai tanggapan dengan nada suaranya yang serak yang menurutku seksi.. maksudku bagus.

"Ayo pergi ke suatu tempat?" Aku bertanya tapi dia berbalik membelakangiku. Aku mengerutkan alisku dan berjalan ke arahnya. "Kenapa kau mengabaikanku?" Aku menarik hoodienya dan aku terkejut ketika melihat ruam di kulitnya, banyak bentol-bentol menutupi lehernya.

"Apa yang terjadi denganmu?" Aku duduk di sampingnya dan menarik lengan bajunya ke atas. "Apakah serangga menggigitmu?" Aku bertanya.

Dia menggelengkan kepalanya dan bangun. "Kau ingin pergi ke mana?" Dia bertanya. Matanya bengkak juga, aku melepas jaketnya dan melihat banyak ruam di lengannya.

"Apakah ini alergi??" Aku bertanya padanya sambil melihat kulitnya.

"Aku akan baik-baik saja, ayo kita-"

Plak~

Matanya melebar kaget ketika dia merasakan tamparanku yang keras.

"Aku bertanya padamu apakah itu alergi atau bukan?!" Aku berteriak padanya.

Dia mengangguk cepat sambil memegang pipinya. "Ya ya.. Ini alergi" dia masih menatapku dengan mata sayunya.

"Dari mana kau mendapatkan itu?" Aku bertanya. "Tunggu.. apakah ini karena telur??" Aku bertanya sekali lagi dan dia mengangguk.

"Aku alergi telur dan seafood" katanya.

Mulutku menganga saat dia mengatakannya. "Jadi ketika kau makan siang di sini, kau.. Ya Tuhan, itu sebabnya kau memiliki tanda alergi pada hari berikutnya! Kenapa kau tidak memberitahuku?!" Aku berteriak padanya.

Dia menutupi wajahnya menggunakan bantal sambil masih mengintip di atasnya, mencoba membela diri.

"Aku baik-baik saja.. aku bersumpah.." dia cemberut.

Aku bangkit dari sofa dan mengambil obat di lemari. Untungnya kami menyediakan berbagai obat di rumah untuk keperluan darurat. Aku mengambil air di lemari es dan berjalan ke arahnya.

You Are My Kingdom - JENLISA (ID) GxG ✔Where stories live. Discover now