Berdua

689 129 8
                                    


.
.
.
.
.
Lagi-lagi Alta ditinggal oleh yang lain, mereka pergi untuk jalan-jalan, sedangkan Alta terlalu malas untuk keluar rumah. Saat ini dirumah hanya ada dirinya dan Ares, laki-laki mungil itu sesang menghabiskan waktunya di gazebo belakang. Mumpung cuaca mendung katanya.

Alta membawa sepiring penuh udang krispi dan membawanya kegazebo, sengaja agar bos mungilnya itu mau memakan sesuatu.

"Jangan ngelamun Res." Ares tersentak kaget saat Alta duduk dihadapannya.

"Ngagetin aja kamu Ta." Alta terkekeh mendengar gerutuan Ares.

"Kamu ini kenapa sih, ngelamun aja disini?" Ares merengut.

"Aku gak ngelamun, cuma lagi merenung." Alta berdecak kesal.

"Apa bedanya pak bos?" Ares terkekeh mendengar kalimat itu.

"Beda cara bacanya Ta." Alta langsung merengut kesal.

"Terserah kamu deh Res."
.
.
.
.
.
Alta menggelengkan kepalanya heran, bagaimana bisa Ares tertidur digazebo, padahal Alta baru saja meninggalkan pemuda mungil itu sepuluh menit, tapi saat Alta kembali Ares sudah tertidur dengan nyaman.

"Cepet banget kalau tidur kamu Res." Alta tersenyum melihat wajah tertidur Ares. Ares sangat tampan, meskipun tidak menutup kemungkinan wajah itu bisa terlihat sangat menggemaskan.

"Pingin aku pindahin kekamar tapi takut bangun, ya udah biarin aja lah." Alta memutuskan duduk di gazebo dan mulai memainkan ponselnya. Bermain game online tanpa suara, karena tidak ingin mengganggu Ares yang tidur.

"Eungh..." Alta langsung menoleh saat Ares bergerak gelisah dalam tidurnya. Alta yang melihat dahi Ares berkerut tanpa pikir panjang, mengelus kepala bos mungilnya itu.

"Kamu mimpi buruk lagi ya?" Alta bergumam begitu Ares kembali terlihat tenang.

"Aku disini loh Res, kalau kamu mau cerita aku siap dengerin."
.
.
.
.
.
Saat menjelang sore, Ares tiba-tiba meminta Alta untuk menemaninya keluar. Bahkan Ares sudah memesan taxi online saat Alta bersiap-siap. Alta sendiri tidak tau kemana Ares akan membawanya.

"Res, kita mau kemana sih?" Ares tersenyum saat Alta bertanya padanya.

"Jalan-jalan berdua." Alta sukses melongo saat Ares mengatakan itu. Apa Ares sedang mengajaknya kencan? Ah tidak, ini hanya jalan-jalan.

"Kemana?" Ares mengedikan bahu.

"Gak tau, nanti kita berhenti dipantai, terus kita bisa jalan-jalan." Alta menghela nafas. Pantai lagi, sesuka itu Ares pada pantai.

"Kamu udah bilang Igel kalau mau keluar?" Ares mengangguk, kemudian dia memperlihatkan chatnya dengan Igel.

"Kayaknya mereka bakal balik malem banget Ta, jadi kita sekalian makan malem diluar aja ya?" Alta mengangguk antusias.

"Seafood di pinggir pantai kayaknya seru Res." Ares tersenyum mendengar usul Alta.

"Boleh juga, kalau gitu kita makan seafood nanti."
.
.
.
.
.
Ares benar-benar membawa Alta kepantai. Hari masih terlalu sore dan pantai masih lumayan ramai. Alta menyadari taut tidak nyaman diwajah Ares saat berada dipantai, Alta tau Ares bukan orang yang suka berbaur dikeramaian.

"Ta, ke cafe itu yuk." Alta langsung mengangguk dan menarik tangan Ares kecafe yang ditunjuk lelaki mungil itu.

"Res." Ares berdehem saat Alta memanggilnya.

"Ada apa Ta?" Ares memandang Alta bingung saat pemuda cantik itu terdiam.

"Kamu lagi ada masalah?" Ares berkedip saat Alta bertanya.

Rahasia KitaWhere stories live. Discover now