Eight

73.1K 7K 433
                                    

Saat ini aku tengah berada di dalam sebuah gudang, seperti biasa mereka kembali membully diriku hingga aku berakhir disini. Sepertinya, Falco bisa kumanfaatkan saat ini. Berkatnya, mereka membullyku lebih parah.

"Kotor mulu seragam gue jadinya" gumamku pelan sambil menatap nanar bajuku yang sudah tak berbentuk.

Untung saja aku sudah meminta kepala sekolah untuk memasang kamera cctv tersembunyi di dalam gudang, jadi mungkin misiku akan segera selesai. Ternyata menjadi bahan bullyan cukup menarik, selama ini aku berusaha mati-matian untuk menahan senyumku melihat wajah songong mereka.

Para pembully itu memiliki nyali yang sangat besar karena kedua orangtuanya merupakan donatur besar di sekolah ini, mereka juga tentu saja mengancam orang-orang untuk menutup mulut.

"Aku dalem gudang tan, dikunciin dari luar" ujarku membuat seorang wanita terkejut diujung sana.

Untung saja aku menyimpan ponselku di dalam gudang, sebagai antisipasi. Dan benar saja mereka terbawa suasana, menjebak orang bodoh memang sangat mudah.

"Iya, aku gapapa kok santai aja. Aku juga seneng bisa bantu tante"

Kami berbincang sedikit, tak lama terdengar suara dari pintu. Perlahan pintu gudang terbuka, menampilkan satpam sekolah yang menatapku terkejut.

"Astaga dek, kamu kacau banget. Bu kepsek suruh saya bawa kamu ke ruangannya"

Aku mengangguk singkat, mengikutinya dari belakang. Tidak ada yang melihatku karena saat ini jam pembelajaran sudah dimulai, sedangkan aku dikunci sejak bel istirahat berbunyi.

"Astaga Avel, maaf ya karena tante kamu harus jadi kayak gini" ujarnya saat aku membuka pintu ruangan itu.

"Makin kayak gembel ya tan?" candaku lalu mengambil seragam ganti yang ia sodorkan padaku.

"Itu kamu tau" ujarnya sambil terkekeh "Terimakasih banyak ya, kamu udah mau bantu tante. Bukti yang kamu kumpulin selama ini juga cukup banget" aku mengangguk singkat.

"Tapi jangan di keluarin dulu ya?" pintaku.

Wanita itu mengerutkan dahi bingung "Emang kenapa?" tanyanya.

"Mau bales dendam"

Ia tertawa "Ternyata belum kamu slepet satu-satu orangnya?" lalu ia mengangguk pelan "Itu terserah kamu, asal jangan berlebihan" lanjutnya.

"Siap tan!"

Dengan segera aku meminjam toilet yang ada di ruangannya dan mandi disana, enak juga ternyata punya orang dalam di sekolah. Tak lama aku sekarang sudah kembali segar dengan seragam yang bersih.

"Aku ke kelas ya tan"

"Iya, awas diculik dijalan"

Aku mendengus "Mana ada penculik di sekolah, aneh banget" langsung saja aku keluar dari ruangannya dan berjalan menuju kelasku.

Tiba-tiba saja ada seseorang yang menutup mataku membuatku tersentak kaget, hampir saja aku reflek akan memukul nya sebelum dia menahan tanganku.

"Jangan galak-galak cantik" bisiknya tepat di telingaku.

Hal itu cukup membuatku merinding, namun setelah mengetahui siapa orang itu langsung membuat rasa merindingku hilang dan diganti dengan rasa kesal.

"Lo ngapain sih?" ujarku sambil berusaha melepaskan tangannya yang menutupi mataku.

"Gue nyari lo daritadi, kemana aja?"

"Nyabut rumput" jawabku asal "Lepasin Fal!"

"Gue lepasin, tapi lo harus tutup mata lo"

I Became the girlfriend of an Antagonist [END]Where stories live. Discover now