Bab12

242 50 24
                                    


Jongin melipat kemeja polo warna biru Dongker milik Sehun ke dalam koper yang tergeletak terbuka di atas tempat tidur. Tak terasa ia sudah bersama Sehun selama 3 bulan. Waktu seperti terbang ketika mereka bersama. Ia menoleh ke lemari yang terbuka. Memeriksa apakah ada baju-baju yang musti dimasukkan ke dalam koper.

Nyatanya sudah kosong. Ia sudah mengemas pakaiannya sendiri 2 hari yang lalu. Dan ia menyempatkan diri untuk mengemas pakaian Sehun sambil menunggu pria itu pulang dari kantor. Tubuhnya sedari siang kurang baik. Ia seperti masuk angin, dan muntah-muntah. Tak lebih dari 4 sendok makan siang yang ia makan.

Malam ini ia dan Sehun akan pindah apartemen. Sepertinya keuangan Sehun tidak terlalu baik selama ia sedang mengembangkan bisnis restorannya beberapa bulan ke depan nanti.

Ia menoleh ketika mendengar suara pintu kamar terbuka. Sehun tengah menatapnya dengan senyuman. Pria itu ternyata telah pulang dengan makanan siap saji yang akan mereka makan.

"Wajahmu pucat. Kau baik-baik saja?" Tanya Sehun, cemas melihat Jongin yang sepertinya sedang sakit.

"Aku sepertinya kecapean. Kau tahu, kan? Selama beberapa bulan ini aku harus bolak-balik ke kantor polisi."

Sehun tertawa pelan. "Apa kita perlu ke dokter?"

"Tidak..aku baik-baik saja. Sungguh!"

"Aku sudah cek apartemen baru kita dan serah terima kunci akses. Aku agak merasa bersalah sekali belum bisa memberikan tempat tinggal yang bagus untukmu."

"Kau ini bicara apa sih?" Jongin duduk di tempat tidur.

Sehun juga ikut memposisikan tubuhnya di samping Jongin. "Apartemen ini tampak seperti apartemen lama. Pemilik sebelumnya memberikan tempat tidur Queen size untuk kita. Yah, ku rasa aku tak akan bawa kasur ini karena tak akan muat juga."

"Agak berat melepas apartemen ini. Tapi yah, aku dan Luhan butuh modal yang lebih banyak dari sekedar modal, kan?" Sehun tertawa malu. Sepertinya takut kalau Jongin menilai ia sedang kekurangan finansial saat ini.

Jongin menarik napas pelan. "Apa aku telah menyusahkan dirimu?"

"Aduh, young lady." Kata Sehun. "Jangan bicara begitu! Uangku masih cukup untuk kita berdua dan kelangsungan usahaku. Bahkan gaji karyawan juga masih cukup. Hanya saja yah, kita jadi hidup apa adanya nanti."

Jongin memandang Sehun kemudian ia beranjak dari duduknya. "Apa apartemennya cukup buruk?"

"Entahlah. Semua barang-barang di sana sangat jadul. Aku takut kau kaget dan—"

"Kau lupa kalau aku juga bukan dari orang yang kaya?"

Sehun terkekeh pelan. "Malam ini kita berangkat. Makan dulu, yuk."

Mereka tiba di apartemen baru yang akan mereka tempati untuk seterusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mereka tiba di apartemen baru yang akan mereka tempati untuk seterusnya.

Jongin melihat apartemen baru ini memang lebih kecil dari apartemen yang Sehun jual. Barang-barangnya pun bukan keluaran terbaru. Tetapi Jongin merasa seperti nostalgia. Barang-barang tua ini, pastilah memiliki memori yang sangat banyak melebihi usianya saat ini.

What Jongin Wants (Hunkai GS Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang