Bab18

186 42 12
                                    

Mata Jongin menyipit, dan Luhan tahu bahwa gadis itu tidak mempercayai dirinya dengan mudah. Tapi untungnya Sehun di antara mereka masih mencoba untuk menengahi.

"Ku sarankan carilah apartemen di Seoul yang tidak terlalu mahal." Kata Sehun.

Jongin menoleh ke arah Sehun dengan tatapan jengkel. Mana ada sih apartemen murah di kota seperti Seoul? Apalagi Luhan tidak mau tinggal di apartemen sepetak kecil dengan perabotan tua seperti mereka. Luhan anak orang kaya, setidaknya di Beijing ibunya adalah seorang PNS, dan ayahnya seorang pemilik butik yang lumayan ramai di daerah itu. Ia sudah hidup bermewah-mewah sejak dini. Sementara Sehun, di Amerika, tepatnya di Orlando, ayahnya hanya seorang guru sekolah dasar. Gajinya lumayan cukup untuk tabungan Sehun sekolah dan kehidupan mereka sehari-hari. Lagipula mereka sudah terbiasa hidup sederhana di apartemen mereka yang tidaj mewah.

"Well, sebetulnya aku sudah cari-cari. Lumayan mahal. Mungkin aku akan jual sesuatu untuk biaya sewanya."

Sehun mendengus pelan. "Uang yang tersisa harus kau gunakan dengan bijak. Kau tak mau kan ibumu datang dan mengoceh ini dan itu?"

"Tak ada apartemen mewah dengan harga murah di Seoul." Jongin berkata dengan bibirnya yang sedikit mengerucut. Ia sedikit tidak menyukai Luhan yang menurutnya biang keladi dari permasalahan keuangan Sehun. "Kau bisa cek mutasi koranku selama setahun ini. Mana tahu kau mau lihat aliran dana flat kecilku di daerah sana." Sindir Jongin.

Luhan tertawa salah tingkah. "Bahasa Mandarinmu lumayan juga, nona Kim."

Jongin mendengus pelan.
Ini bukan saatnya Luhan memuji bahasa mandarinnya, kan? Lagipula kita kan tidak selalu berada di posisi ada uang terus. Seharusnya Luhan berpikir jauh soal keuangan. Tapi agak sulit. Wajar saja kalau ayah dan ibunya lebih menyukai Sehun dibandingkan dirinya.

"Terimakasih, Luhan." Ucap Jongin. "Aku mau ke dapur dulu." Jongin menoleh ke arah Sehun.

"Masih terlalu siang untuk masak makan malam." Kata Sehun.

"We have a guest. and I have to cook a little more than I used to do." Jongin menyahut dengan senyum di wajahnya.

Luhan menatap tak percaya. Dan berbisik pada Sehun. "Dimana kau dapat gadis seperti ini?"

Karena Jongin bisa dua bahasa internasional sekaligus. Dan itu sangat jarang ia temui di Korea. Sehun berkata dalam bahasa Mandarin. "Ayahnya China-Kanada. Dia sempat tinggal di Vancouver jadi tidak heran kalau dia bisa 2 bahasa sekaligus."

Sudah cantik, pintar masak, cerdas, bisa bicara 2 bahasa Internasional lagi. Apakah Jongin juga berpendidikan. Me Yi bahkan tidak ada apa-apanya dibandingkan Jongin. Mungkin Jongin hanya kurang mujur saja punya sahabat mulut besar seperti Taemin dan kenalan psikopat seperti Nam Gil.

Malam itu Luhan menyempatkan diri makan malam bersama Jongin dan Sehun. Ia sedikit mencoba mendekatkan diri supaya lebih akrab dengan Jongin agar gadis itu tidak berpikir negatif tentang dirinya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
What Jongin Wants (Hunkai GS Story)Where stories live. Discover now