Bab27

223 39 8
                                    

Bubi semakin hari semakin menggemaskan. Dan semakin hari pula ia punya banyak viewers dan fans yang banyak. Bahkan ada fans nya yang langsung mengirimi Bubi 1 truk pisang untuknya. Itu berlebihan untuk Jongin. Maka kemudian, Jongin membagikannya kepada para tetangga. Karena harga pisang yang lebih mahal dibandingkan buah apel. Maklum saja, pisang adalah buah tropis dan buah tropis di negara empat musim seperti Korea bisa dibilang agak mahal dibandingkan buah-buahan lainnya.

Tetapi itu tidak membuat para tetangga di sekitar rumahnya bisa melihat Jongin sebagai gadis yang baik hati. Tetap saja mereka mencela Jongin dengan tatapan dan praduga yang menyebalkan. Berkata dari mulut ke mulut kalau Jongin adalah jalang yang harus dihindari. Meskipun begitu mereka jelas tidak akan berani mengatakannya di depan Junmyeon maupun di depan Jinwoo yang selalu siap siaga membela adik perempuannya.

"Selamat pagi." Ucap Jongin, sambil menutup kuapan di mulutnya.

Jinwoo dan ibunya sudah duduk di meja makan. Hari ini mereka akan membuka kedai makan pertama mereka. Jinwoo bahkan mengoleskan gel rambut ke rambutnya dan menyisirnya dengan rapi. Ibunya juga memakai dress selututnya yang terlihat begitu formal dan berbeda dari biasanya.

"Kau belum mandi." Kata Ibunya dengan tatapan menilai.

"Oh, iya." Jongin menyahut.

Junmyeon menggeleng pelan. Tetapi ia tetap mengolesi roti panggang untuk anak-anaknya dengan selai jeruk.

"Aku berpikir untuk mengajak Bubi di acara ini. Pasti akan sangat seru kalau memposting konten ini bersamanya." Kata Jinwoo seolah memiliki sebuah ide.

"Ku takut mereka melarang kita membawa hewan ke sana." Jongin meminum susunya dengan cepat.

"Kita ajak dokter Shim kalau begitu." Jinwoo menyahut pelan.

"Tidak ada bisnis di meja makan anak-anak!" Junmyeon berseru.

"Aku tidak bisa." Jongin berkata. Ia mulai memakan roti panggangnya, mengacuhkan sang kakak yang menatapnya dengan memohon.

Jinwoo mengerjap pelan. "Kau bahkan belum memintanya. Aku rasa dia juga tidak akan menolak."

"Jinwoo!" Junmyeon mulai mengingatkan anak pertamanya. "Tidak bicara bisnis ketika sedang di meja makan!"

"Cuma sebentar, bu!"

Ekspresi memelas kakaknya mengingatkan Jongin dengan Bubi. Pasti kakaknya mulai mempelajari ekspresi Bubi yang membuat siapapun jatuh hati pada monyet kecil itu. Jongin menarik napas pelan.

"Dia sudah melakukan banyak hal untuk kita." Kata Jongin, dengan nada bersalah. "Gara-gara aku dia membeli beberapa kios di sana. Itu kan mahal."

"Ayolah, dia yang memutuskannya untuk membeli kios itu!"

"Bisa jadi." Kata Jongin. Changmin bilang itu akan menjadi bisnis properti yang sangat menguntungkan untuk ke depannya nanti. "Tapi memintanya datang ke acara itu akan membuatnya berpikir aku sudah memanfaatkan popularitasnya dan finansialnya."

"Kau ini mengapa memaksa sih?" Junmyeon menatap putra sulungnya, sedikit mencela dengan sikap putranya yang sedikit ajimumpung.

"Ibu kan tahu kalau dia bisa saja membantu kita lagi. Maksudku, yah..mengapa tidak? Dia orang yang baik dan tidak akan menolak juga."

"Masalahnya karena dia terlalu baik aku jadi tidak enak tahu." Jongin menyahut asal. "Kau sih tidak jadi aku."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
What Jongin Wants (Hunkai GS Story)Where stories live. Discover now