05

232 29 3
                                    

Lami pulang dengan bawa hadiah atas kemenangannya lomba yang didampingi bu Krystal tadi dan mendapati sang papa duduk di ruang keluarga sambil melipat tangan dan menatap Lami lamat-lamat.

"Kenapa pa?" Tanya Lami heran melihat tatapan tak biasa sang papa, roman romannya dia bakal kena marah nih.

Lami duduk dengan pelan sembari menyimpan hadiah di lantai dan mengingat kira-kira dia punya salah apa hari ini.

"Kamu kenapa gak bilang papa ada lomba hari ibu? Kamu jadinya gimana tadi?" Tanya Sehun to the point bikin Lami mengigit bibir bawahnya, gak nyangka Sehun bakal marah. Huft kayanya papa Sehun tau dari Om Johnny deh kan mereka sahabat banget sama kaya Lami dan Herin. Yeah like father like daughter.

"Aku gak enak kalau nanti sama nenek lombanya, aku takut nenek kecapean." Balas Lami dengan suara mengecil sambil menunduk, tidak berani menatap papanya.

Di sebrang tempat duduk Sehun mengehela nafasnya, merasa bersalah pada anaknya sekaligus merasa marah pada dirinya sendiri dan ibu dari anaknya yang kini entah dimana.

"Kan bisa sama Tante Irene, lagian Karina udah kuliah juga gak ada acara beginian." Kata Sehun dengan lebih lembut, memahami bahwa anaknya mungkin gak mau merepotkan neneknya yang udah di usia senja, Sehun juga gak bakal tega sih nyuruh sang ibu buat lomba-lomba begitu.

"Aku- aku gak enak sama Kak Karin, hm tapi Papa gak perlu khawatir aku tadi di dampingin sama guru kok terus ini dapat juara satu." Dulu kakak sepupunya itu pernah marah ke Lami karena mamanya harus dampingin Lami juga jadi pas bagian Karina yang lomba sang mama kelelahan dan Karina jadinya kalah, maka dari itu Lami sungkan walau gak lama Karina minta maaf dan ngaku salah tapi Lami gak mau lagi nyeret tante Irene, dan karena gak mau bahas itu lagi Lami langsung alihin pembicaraan sambil tunjuk-tunjuk hadiahnya yang lumayan banyak.

"Ini ada baju couple gitu tapi aku bagi sama ibu guru aku jadi kita dapet satu-satu, terus alat tulisnya buat aku semua sama semua makananya juga buat aku semua, hehehe ibunya baik  banget pa, dia guru baru namanya bu kry-" Sebelum Lami menyelesiakan ucapannya sang papa lebih dulu meluk Lami.

"Maafin papa ya sayang." Air mata Lami langsung turun begitu mendengar suara lirih papanya, ini yang Lami gak suka dari hari ibu karena papa pasti bakal selalu merasa bersalah, alasannya? Karena ketiadaan mama diantara mereka saat ini dan papa masih belum bisa menjelaskan apapun perihal wanita yang sudah melahirkan Lami itu.

"Bukan salah papa, papa jangan sedih ya, aku sayang papa."

Sehun sadar Lami selalu tampak ceria di luar namun rapuh di dalam ketiadaan sosok ibu dalam tujuh belas tahun hidupnya menjadi satu-satunya penyesalan laki-laki itu. Dan yang lelaki itu sadari sifat Lami itu sangat mirip dengan wanita yang dia cintai sampai saat ini sekaligus ibu dari anaknya.

Maafin papa ya nak.

Anak PapaWhere stories live. Discover now