14

251 35 2
                                    


Lami berdiri di depan gerbang sekolah sambil terus melirik jam di tangannya, gadis itu sedang menunggu Papanya yang sedang dalam perjalanan sambil bawain cookies yang udah Lami buat kemarin. Pas Sehun nyuruh Lami buat banyak gadis itu beneran bikin banyak selain buat neneknya dan Krystal, Lami juga bikin buat Jisung tapi biar gak keliatan banget mau bikinin buat Jisung gadis itu juga bikin buat temen-temennya.

Sebetulnya hari ini adalah hari pembagian rapot makanya papa kesekolah, juga sekalian bawain cookies Lami soalnya males kalau bawa sendiri.

Lami mendongkak ketika mendengar langkah tegas dari arah parkir khusus guru, ternyata itu Krystal, akhirnya Lami ketemu gurunya itu, Krystal terlihat lebih kurus tapi tidak menurunkan kadar kecantikannya sedikit pun.

Mata Krystal pun bertemu dengan Lami yang menatapnya dengan bahagia, perempuan itu tersentak dan rasanya ingin manangis sambil berlutut meninta maaf pada gadis remaja itu, pada anaknya, anaknya dan Sehun.

Pada akhirnya Krystal membalas senyuman Lami dengan mata yang berkaca-kaca.

"Ibu, saya denger ibu sakit ya? Sekarang gimana kabarnya?" Tanya Lami setelah mendekat tempat Krystal berdiri, Krystal sendiri lebih memilih menatap Lami dalam atau sedang mencari tahu juga tentang keadaan anaknya ini setelah terakhir kali mereka bertemu di rumah sakit.

"I-ibu baik, kamu gimana? Udah sembuh kan?" Dengan agak bergetar tangan Krystal mengelus rambut Lami penuh dengan kehati-hatian, yang kepalanya di elus tidak ternganggu sama sekali malah mengembangkan senyumnya sambil menggangguk.

"Udah sembuh kok Bu, Ibu makasih banyak ya sudah menolong saya waktu itu kalau Ibu engga nangkep saya mungkin kaki saya luka kena aspal." Ujar Lami ceria seperti biasanya, Krystal hanya mengangguk sambil mengatakan dalam hati bahwa itu semua bukan apa-apa, seharusnya Krystal bahkan melakukan lebih banyak pengorbanan untuk gadis itu, memeluk dan menyelamtkan dari luka dijalanan bukan lah apa-apa.

"Lami." Suara lelaki yang sangat dikenal oleh kedua orang beda usia itu langsung membuat keduanya sama-sama nengok ke samping dan menemukan Sehun dengan membawa banyak paper bag.

Krystal langsung gelagapan dan sebisa mungkin menghindar dari tatapan lelaki itu, prianya. Sesak juga menyeruak bersamaan dengan ingatakan apa yang lelaki katakan dua minggu lalu.

Tentang kebahagiaan mereka yang sudah lengkap tanpanya.

"Papa, kebetulan banget datengnya tepat waktu." Lami langsung mengambil semua paper bag ditangan sang Papa, lalu beralih ke Krystal yang masih diam. "Ibu ini saya bikin cookies, sebagai tanda terima kasih saya. Kata Papa sih enak, semoga ibu suka." Gadis itu meyodorkan satu paper bag berwarna peach.

Krystal mencoba menguasi diri lalu menerima paper bag dari Lami dengan tangan bergetar dan hati bedegup. Rasa senang dan penyesalan bergumul menjadi satu. "Makasih banyak ya Lami."

Lami lalu berbicara pada Papa untuk ke kelas gadis itu sendiri karena Lami harus membagikan bingkisan yang dia pada temannya, tidak lupa juga pamit pada Krystal dan pergi begitu saja meninggalkan Papanya dengan guru seninya itu.

Krystal yang selalu menunduk sejak tadi tidak pernah tahu mengenai Sehun yang tidak mengalihkan tatapannya dari Krystal sejak awal kedatangannya. Krystal juga tidak tahu bahwa Sehun kini menatapnya selembut saat mereka masih bersama dulu.

Helaan nafas dari Sehun pun menyadarkan Krystal untuk segera pergi, "Hm itu, aku gak sengaja ketemu Lami-bukan aku yang mencoba deke-"

"Kamu setelah ini ada waktu?" Ucapan Krystal yang mencoba menjelaskan situasi antara dirinya dan anak mereka dipotong begitu saja oleh lelaki itu.

Membuat Krystal kini lebih berani untuk menatap lelaki itu.

"Hm- a-aku." Krystas tergagap sembari menimbang, kira-kira apa yang akan Sehun katakan padanya? Apa lelaki itu akan menyuruhkan untuk menjauh? Apakah lelaki itu akan memarahinya lagi seperti kemarin? Serta apa-apa lainnya yang semuanya negatif.

Tapi bukan kah Krystal harus menghadapinya?

"Ya, aku ada waktu." Jawaban Krystal itu membuat Sehun tersenyum sangat tipis sampai Krystal tidak menyadari itu.

"Kalau gitu, ayo ketemu, rasanya banyak hal yang perlu kita omongin." Perkataan Sehun itu diangguki oleh Krystal walau dengan perasaan ragu.

"Bolen minta nomor kamu? Nanti aku send tempatnya." Sehun menyodorkan handphone berwarna hitam yang diambil ragu oleh Krystal. Setelah mengetik nomor barunya, Krystal mendongkak dengan segenap keberaniannya. Lebih tepatnya mencari tahu kira-kira apa yang akan lelaki itu bicarakan nanti.

Sehun pun tidak mau kalah, dia membalas tatapan mata Krystal mencoba menyelami mata yang tidak se-berbinar dulu, mata yang sangat Sehun sukai kini terlihat memerah dan penuh dengan kumpulan emosi.

...

17 Januari 2022

Hmm 

Anak PapaWhere stories live. Discover now