11

241 33 1
                                    


Sudah lima hari sejak pertemuan di rumah sakit Sehun masih belum bisa melupakan moment dimana dia ketemu lagi dengan wanita itu.

Perasaannya jelas kecewa, kenapa wanita itu tidak datang lebih cepat? Kenapa datang ketika Sehun berteka untuk melupakan semua tentang dia?

Yang pada akhirnya-sejak dulu pun- hanya menjadi wacana.

Perasaan Sehun untuk Krystal masih sama, dibanding kebencian rasa senang melihat wanita itu baik-baik saja lebih dominan.

Pertemuan mereka membuat semua kenangan yang coba Sehun buang muncul ke permukaan. Salah satunya waktu ketika dia tahu untuk pertama kali saat Krystal mengbarkan kehamilannya.

Sehun sampai di apartemen pada sore hari, kepalanya penat karena menjalani uas seharian penuh. Omong-omong Sehun dan Krystal sudah tinggal bersama disana sejak satu tahun kebelakang.

Matanya melirik ke berbagai ruangan, berharap menenukan Krystal untuk sekedar memeluknya dan berbagi kecupan untuk membuat mood laki-laki itu lebih baik, tapi terdengar suara air menyala dari toilet kamar mendankan Krystal disana. Jadi bungsu dari dua saudara itu lebih memilik untuk duduk di ruang tv sembari menunggu sang kekasih selesai dengan urusannya.

"Sehun." Panggilan hangat itu membuat senyum Sehun muncul, Krystal ternyata sudah keluar dari toilet dan kini ikut duduk disampingnya.

"Gimana uasnya? Tangan kamu gak ada yang luka kan?" Bukannya menjawab Sehun malah memeluk kekasihnya dengan erat dan tak butuh waktu lama untuk Krystal balas memeluk lelaki itu sambil mengusap punggung lebarnya dengan lebut.

Senyum Sehun makin lebar setelah merasakan usapan lembut itu, pelukan Krystal seolah rumah yang akan membuat perasaan Sehun lebih baik.

"Aman kok, aku gak kena pencretan minyak kaya kemaren, juga gak kena panci panas kaya sebelumnya. Uasnya gak sesusah itu juga tapi emang harus konsen banget makanya aku capek, untung ada kamu." Kata Sehun sambil mengeratkan pelukan tidak lupa juga menanamkan kecupan ringan di dahi Krystal.

Krystal sendiri hanya ketawa, "Looh emang aku ngapain? Hmm aku tahu kamu pasti bisa, gantengnya aku kan keren banget."

Sehun selalu suka atas semua afeksi dari Krystal, mulai dari pujian sederhana sampai kata-kata semangat yang selalu gadis itu katakan.

"Ya ini kamu disamping aku udah lebih dari cukup, kamu disini aja udah bikin hari aku lebih baik, makasih sayang." Sehun kini melepas pelukannya dan mengecup bibir kekasihnya beberapa kali.

"Sehun, ini, itu, aku mau ngasih tahu kamu sesuatu." Tiba-tiba Krystal menghentikan kegiatan Sehun, lelaki itu pun melihat ragu dan senang di matanya.

Entah kenapa hati Sehun jadi berdebar dan menanti.

"Apa?" Tanya pelan. Sedangkan Krystal terlihat masih meyakinkan diri dengan tangannya yang masuk kentong bajunya.

"Ini." Perempuan itu menyodorkan barang putih-berukuran keci. Sehun pun tahu alat itu adalah testpack mengingat kakak perempuannya pernah mengirim foto dengan keterengan 'selamat lo mau jadi om' setahun lalu.

Jantung Sehun semakin bertalu.

Dua garis.

Mirip dengan foto yang dikirim kakaknya setahun lalu.

"Aku udah test tiga kali, hasilnya posisif semua." Lanjut Krystal dengan suara bergetar, matanya terus melihat Sehun yang masih dalam fase terkejut.

Atensi Sehun kini kembali ke Krystal yang memberi dua testpack lainnya.

Lelaki itu menyejajarkan tiga tespack dengan dua garis itu di meja.

"Say something please." Ucap Krystal yang gretetan liat Sehun masih bengong, sedikit banyak Krystal takut Sehun nolak.

"Ini serius?" Lelaki itu terlihat shock.

"Iya serius, kamu bakal jadi papa, aku harap kamu-" Ucapan Krystal terhenti kala Sehun memeluknya dengan erat.

"Makasih sayang, aku senang banget, kita jaga bareng-bareng ya." Krystal mengangguk dan menangis lega juga bahagia.

"Aku kira kamu marah, aku takut kamu ninggalin aku." Katanya dengan tergugu karena berbicara sambil menangis.

"Aku gak bakal ninggalin kamu, aku janji." Kata Sehun sembari mengelus rambut Krystal dalam pelukannya.

Nyatanya kamu yang ninggalin aku.

Lamunan Sehun terhenti saat salah satu manager di restoran mengetuk pintu. Dan kemudian dibuka ketika Sehun meyuruhnya masuk.

"Pak maaf salah satu pelanggan yang memesan hidangan untuk pernikahan beliau minggu depan meminta bertemu dengan bapak." Katanya sopan tapi membuat dahi Sehun menyergit.

"Apa ada masalah?"

"Saya sudah hubungin staf yang mengurus langsung katanya sih aman pak, hanya saja dia bilang ingin bertemu dengan bapak, apa bapak bisa?"

"Sekarang?"

"Iya pak dia ada di depan."

"Okay, suruh masuk keruangan saya saja."

Ya walaupun lagi galau Sehun harus tetep profesional.

"Baik pak, saya permisi." Managernya itu membungkuk berniat keluar namun panggilan Sehun mengehentikan langkahnya.

"Namanya siapa?"

"Oh, Jeffrey Jung pak."

...

Yhaa di papa galau

16 Desember 2021

Anak PapaWhere stories live. Discover now