2. Silla dan Joseon

456 48 4
                                    

Malam tiba, aku sudah mulai berusaha menerima keadaan. Sudahlah, tidak lulus bukan berarti akhir dari dunia. Lagipula mau kemana juga jalan hidupku jika bukan kuliah? Orang tuaku saja tidak peduli aku hidup dengan baik atau tidak di negeri ini. Yang penting bagi mereka adalah aku harus jadi orang yang 'berguna'.

" halo, Yi?"

" iya, bu."

" ibu dengar kau tidak lulus kali ini?ada apa lagi?" tanya ibuku dengan nada yang seperti biasanya, introgasi.

" aku hanya kurang kompeten di beberapa hal, aku masih perlu belajar."

" jangan berbohong!"

" dosenmu menelpon ibu! Kau membentaknya disana, apa itu benar?"

" itu tidak sepenuhnya benar, bu."

" dia juga bilang kau terlambat pada sidang skripsi karena kau mabuk? Apa itu benar?"

" iya."

" astaga, kau benar-benar mempermalukan keluarga kita!"

" Sebenarnya apa yang selama ini kau kerjakan disana? Jika hanya ingin bersenang-senang, maka nikmatilah!! Tapi jangan harap bisa kembali!"

Tutt..
Tut..
Tut..

Siapa juga yang ingin kembali ke penjara itu? Aku lebih rela gagal sidang berkali-kali, dan menerima semua cacian ibu. Daripada harus pulang menyandang gelar dan kemudian kembali dikurung disana. Setidaknya disini aku bebas. Tapi jika memang ibu dan ayah sudah tak menginginkan aku lagi, aku akan pergi.

Aku mengambil sebutir pil dari kakek tua itu. Tak peduli apakah ini racun atau obat, aku akan tetap meminumnya. Berharap ini adalah racun, dan aku akan mati tanpa ada siapapun yang tahu.

Glek.

" tak ada reaksi apapun?" 🙁

" aku memang terlalu dramatis." 😑

" ini pasti hanyalah suplemen."

" hoamm.."

Cukup beberapa kedipan saja sudah membuatku tertidur pulas. Hari yang benar-benar melelahkan. Aku harus tidur lebih awal untuk hari yang baru. Dan aku sudah siap untuk mimpi yang indah malam ini, dan malam-malam berikutnya.

" aduh!!"

Aku tiba-tiba terjatuh di atas sebuah gerobak berisi jerami. Badanku terasa pegal dan sakit.

" bukankah mimpi tidak akan se nyata ini rasa sakitnya?" 😖

Aku hendak merangkak keluar dari gerobak jerami itu, namun seseorang sudah menariknya hingga aku terperosok lebih dalam.

" ahh!!"

Zaman apa ini? Kenapa masih pakai gerobak? Apa tidak ada truk atau mobil pick up?😑 ahh, aku lupa.. Ini kan mimpi. 😅

Tapi tunggu, biasanya jika aku sadar bahwa ini mimpi.. Aku akan langsung terbangun. Tapi ini.. Jangan-jangan..

" aww!!"

Aku berusaha mencubit lenganku dan itu..

" sakit?! Kenapa ini terasa sakit?!" 😳

Belum sempat aku mencerna keadaan tiba-tiba gerobak berhenti. Aku mendengar suara banyak orang disana.

" apa yang kau bawa??" tanya pria disana dengan kasar.

" ini hanya jerami, tuan.." jawab pak tua yang menarik gerobak itu.

" pengawal, buka!"

Hah? Pengawal?? Jangan-jangan aku masuk area syuting film jadul? Atau.. Aku nyasar ke kediaman kerajaan? Tapi ini dimana?! 😫

Raja Gila (TAMAT)Where stories live. Discover now