20.

2.1K 332 17
                                    

Vote dulu Hayyuk

Dirty words⚠️

===

"shuu..." kamu meremat pelan ujung kaus yang sanzu gunakan. sementara tangan sanzu mengusap rambutmu dengan lembut. beberapa saat kemudian kamu berhenti menangis, lalu sanzu membawamu untuk duduk di tepi kasur.

"san-zu mau apa kesini?" tanyamu dengan suara serak.

"gue bawa kompres,"

"buat apa?"

sanzu menunjuk bekas kemerahan di kulitmu. kamu menundukkan kepalamu, malu.

"m-makasi" ucapmu dengan suara pelan.

"tidur, biar gue yang kompresin" kamu ingin menolak dan melakukannya sendiri, tetapi melihatnya saja kamu merasa jijik. bekas kemerahan itu terbentuk dari bibir orang lain, bibir seorang bajingan yang hampir memperkosamu. mengingatnya saja sudah membuat tubuhmu bergetar.

kamu pun menurut dan membiarkan sanzu menahan es batu di lehermu, sementara satu tangannya asik melihat media sosial. kamu hanya terdiam sambil melihat dinding kamarmu.

"haahh.. kacamataku hilang" kamu bergumam pelan tanpa sadar, membuat sanzu beralih menatapmu.

"tinggal beli" ucap sanzu santai.

"aku tau tinggal beli, tapi sekarang aku lagi mau baca buku. besok juga di kampus pasti harus lihat ke papan tulis"

"gak usah ke kampus, gampang kan" kamu berdecak kesal.

"kamu menyebalkan" kamu bergumam pelan, tanpa sadar juga. sanzu menyeritkan alisnya kesal, lalu dia semakin menekankan es batu pada kulitmu.

"pelan-pelan dingin tau" ucapmu kesal.

"gatau diri" ucap sanzu kesal, lalu sanzu beralih melepaskan es batunya dari lehermu. ngambek.

"mm.. maaf aku gak bermaksud, tapi kalau kamu kerepotan aku bisa sendiri. makasi"  sanzu memalingkan wajahnya darimu karena kesal. kamu menyentuh es batu hendak mengarahkannya ke lehermu, tapi kamu urungkan.

"a-aku tidur saja" kamu melempar es batu itu di atas meja. kamu langsung menarik selimut hingga kepalamu.

"menjijikan aku benar-benar, menjijikan.." gumammu dengan suara bergetar.

"oi, bekasnya tidak akan cepat hilang jika tidak di obati" sanzu menarik paksa seluruh selimutmu. hingga piyama milikmu yang tanpa sadar tersibak jadi memperlihatkan sedikit perutmu.





"dia lakuin apa ke lo hhah?!" sanzu menyibak lebih tinggi piyama yang kamu gunakan.

"sanzu jangan!" kamu menggigit bibir bawahmu cukup keras. kamu jadi takut sama sanzu sekarang.

"harusnya gue hajar dia sampai masuk rumah sakit ya?" ucap sanzu penuh emosi. kamu segera menutup piyamamu lagi

"j-jangan ya, jangan cari masalah zu.." ucapmu dengan suara bergetar. sanzu berdecih pelan.

"tch, tereerah lo dah. tidur sana" kamu mengangguk pelan.






"semoga besok udah mati" kamu bergumam sangat pelan dan tidak jelas. sanzu menatapmu tajam meskipun dia tidak tau kamu ngomong apa.

sanzu beranjak dari tempat tidurmu lalu dia mematikan lampu kamar dan menggantinya dengan lampu tidur. kamu mulai memejamkan mata, hingga tiba-tiba kamu merasakan kasur di sampingmu memberat. dan juga lengan kekar yang melingkar di pinggangmu.

"lo gak bisa tidur kan?" tanya sanzu dengan mata yang sudah terpejam.

"umm.." jantungmu berdebar kencang di buatnya. kamu berusaha menenangkan dirimu, lagipula tidur bersama dan tidak melakukan apa-apa bukan hal yang salah bukan.

"gue juga ga bisa tidur, mama kunci pintu kamarnya jadi gue gak bisa masuk" sanzu bergumam pelan.

"gue gak bakal ngapa-ngapain gue cuman butuh temen doang" setelah mengucapkan hal itu sanzu langsung tertidur di sampingmu.

*ckrick*














'TBC.'

Iridesenct (Haruchiyo Sanzu x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang