12 || Perlahan Membaik

3 2 0
                                    


Sudah seminggu lamanya gadis itu terlihat sudah membaik dan mulai bisa beraktivitas kembali. Selamatnya dalam kecelakaan itu merupakan sebuah kesempatan yang tidak pernah diduga dirinya dari ribuan orang yang banyak tidak terselamatkan sedangkan dirinya masih bisa diberi kesempatan oleh untuk bernafas kembali.

Walaupun belum sepenuhnya pulih, setidaknya ia sudah bisa melakukan aktifitas kecil.

Bertanya-tanya sedari tadi dengan suasana tempat kini ia tinggal, sangat asing dan ia tidak mengenalinya sama sekali setiap sudut ruangan tersebut.

Seorang ibu dengan mengunakan jilbab merah datang menghampiri dengan membawakan segelas teh hangat untuk gadis itu.

"Gimana, sudah enakan nak?"

"Alhamdulilah sudah Bu. Saya di mana ya?" Bercoba bertanya mengenai keberadaannya sekarang.

"Kamu ada di pondok, nak. Kami menemukanmu di dekat laut dan membawa kemari."

Seakan bayangan terlintas begitu saja, sangat pusing sekali ketika ia mendengar kata laut. "Ya Allah ada apa ini sebenarnya? Kenapa setiap aku mendengar itu, seketika kepalaku terasa sangat pusing?" Menahan rasa sakit di kepalanya dan ibu pondok tersebut mencoba menenangkan dan memeluk tubuh Adiba.

"Tidak perlu diingat lagi ya, Nak. Sekarang lebih kamu istirahat dulu di sini biar cepat sembuh, ibu mau keluar sebentar menemui tamu, tidak enak sedari tadi pasti sudah menunggu," pamit kepada gadis tersebut yang masih memegangi sebuah kunci yang baru saja aku lihat di dekat tempat tidur itu.


•••


Ibu pondok atau di kenal dengan Ibu Nisa, yang sudah tenang melihat kondisi gadis yang sudah makin membaik langsung pergi ke tempat di mana pertemuan hari ini.

Membawa beberapa berkas penting mengenai data-data anak pondok yang sekarang ia urus dengan tergesa-gesa, sampai tidak melihat jika dari arah kanan ada seseorang yang juga melewati jalan tersebut sehingga tersenggol sudah jatuh ke lantai.

Laki-laki tersebut menolong dan menata kembali satu persatu. Yang kini ia kagetkan, bagaimana bisa ada foto seseorang yang ia kenal di dalam berkas ibu Nisa.

"Ibu ini ...." Belum sempat melanjutkan ucapannya sudah terpotong oleh teman dekat yang ia ajak untuk berkunjung ke pondok seperti biasa ia di suruh mamanya untuk memberikan uang untuk anak pondok.

"Bro ayo ke buru sore nih nanti sampai rumah!" Masih terdiam melihat apa yang ia lihat tadi. Sampai-sampai ia ditarik oleh temennya karena tidak kunjung jalan membuat lamunan itu seketika buyar.

'Mungkin jika nanti aku ke tempat ini lagi, harus tanya ke ibu tadi.' batinnya yang melihat Ibu Nisa untuk dihafalkan rupanya biar mudah nanti untuk mencari.


•••


"Lihat nak."

"I-ini beneran Bu?" Tidak percaya jika ia diizinkan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, karena ia tidak mempunyai biaya sepeserpun untuk kuliah. Jangankan biaya, orang-orang yang berada di dekatnya saja ia tidak mengenalnya.

Begitu nampak antusias dirinya melihat hal itu, masih ada orang baik yang mau membantunya. Ia menyimpan beberapa data tersebut untuk ia bawa esok dan ia berharap bisa bertemu dengan orang yang memberikan beasiswa kepada dirinya.

Gadis tersebut ialah Azahra, nama pemberian dari ibu pondok yang menolongnya dari sebuah kejadian kecelakaan beberapa Minggu lalu.

Gadis tersebut ialah Azahra, nama pemberian dari ibu pondok yang menolongnya dari sebuah kejadian kecelakaan beberapa Minggu lalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Kira-kira siapa gadis itu? 🤔

Takdir Cinta Adiba [END]Where stories live. Discover now