15 | Perjodohan

4 2 0
                                    

Dalam sebuah ruangan yang begitu gelap, Nayla mulai tersasar dalam pingsan sewaktu di bekap oleh seseorang yang sama sekali ia tidak kenal. Entah ala motif pelaku membawa Nayla ketempat seperti hudang yang sudah lama tidak terpakai.

Mulai mencoba membuka ikatan tapi di tangan dan kaki, walaupun nampak mustahil ia bisa lolos melihat penjagaan di luar yang begitu ketat. Namun apa salahnya jika ia coba terlebih dahulu untuk menyelamatkan diri.

Mencari celah-celah untuk ia bisa melarikan diri dari tempat tersebut, hingga ia berhasil menemukan sebuah lubang yang menghubungkan ke luar tempat itu. Terlihat begitu sempit, begitu susah untuk ia melewati, dengan sabar Nayla terus mencoba dan berhasil keluar melalui lubang itu.

Berhasil dirinya dari tempat itu, hanya ada satu tempat yang ingin ia tuju. Tempat di mana separuh kebahagiaan sering di rebut oleh orang itu.

"Tunggu aku di sana!" Tatapan tajam menatap ke arah depan sembari mencari angkutan umum.

Tidak peduli orang di sekitar yang melihat begitu kusut. Ia masih terfokus ke depan, yang ia bingung kenapa uang di sakunya tidak diambil orang yang menyekap tadi, hanya handphone saja yang dia ambil. Ia mulai tersadar pasti ada orang di balik semua ini yang memerintah preman-preman itu untuk menyekap.

•••

"Berhenti!"

Membalikkan tubuh dan melihat ke arah orang yang menahan tangannya. "Siapa kamu?"

Yang ditanya hanya tertawa. "Kamu nggak usah drama! Kamu Adiba kan? Ngaku aja."

"Adiba? Maaf saya bukan Adiba, saya Azzahra."

"Engga usah bohongi aku! Seluruh apa yang aku mau selalu terkabulkan, tapi kenapa yang ini susah sekali sih? Kenapa kamu harus selamat?!" Menggoyangkan tubuh Azzahra begitu saja, tampak Nayla yang meluapkan kekesalan kemarin atas penolakan yang ia terima.

"Jujur, saya tidak paham dengan apa yang kamu bahas." Mencoba pergi dari tempat tersebut, tapi tetap saja Nayla menahan dan mengunci setiap langkah Azzahra.

Nayla sebelum ia memantapkan niat untuk minta di jodohkan dengan Adnan. Ia kerap kali melihat Adnan dan Rina yang kerap datang ke pondok ini. Perlakuan Rina terhadap Azzahra sama persis dengan dulu yang pernah lakukan kepada Adiba. Rina begitu menyayangi Adiba layaknya anak sendiri. Tidak heran jika Rina lebih setuju jika Adnan dekat dengan Adiba yang memiliki sifat dan perilaku yang baik.

Tanpa di ketahui, Nayla sering mendatangi pondok ini hanya untuk melihat Adnan yang begitu nyaman setiap bertemu dengan orang yang ada di hadapannya. Beda di saat bersama dirinya, Adnan lebih sering menolak dan menghindar. Mungkin akibat kejadian dulu yang belum yang masih membuat Adnan belum bisa mempercayai Nayla.

"Kamu apakan Tante Rina sampai bisa deket banget sama kamu?" tanya Nayla yang begitu penasaran bagaimana bisa tante Rina yang baru saja mengenal Azzahra bisa sedekat itu.

"Saya tidak melakukan apa-apa, tante Rina sendiri yang menghampiri saya."

"Wajah polos tapi kamu pembohongan! Ngaku kalau kamu itu Adiba bukan Azzahra!" Mendorong begitu saja tubuh Azzahra karena ia kesal mendapat berita sebelum sampai ke tempat ini, jika Adnan akan di jodohkan dengan Azzahra.
Sampai kapanpun bagi Nayla, Adnan hanya miliknya tidak ada orang yang boleh mendapatkan Adnan.

Kepala Azzahra begitu pusing terbentur dengan pohon yang ada di belakang, sedangkan Nayla pergi begitu saja meninggalkan Azzahra yang meminta pertolongan karena begitu kesakitan.


•••

Terbaring lemas di dalam kamar, melihat sekitar terdapat Rina yang begitu mencemaskan keadaan Azzahra.

Takdir Cinta Adiba [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang