24. HAMIL?

3.1K 143 13
                                    

Sepulang mereka dari acara ulangtahun sang mama, sikap Pangeran kini semakin dingin, bahkan Ratu selalu mendapatkan bentakan dari Pangeran padahal ia tidak melakukan kesalahan besar, seperti pagi ini Pangeran kembali membentak Ratu hanya karena Ratu mencuci kemeja yang mau ia gunakan ke rumah sakit hari itu.

"Kemejanya kan kotor, masa kamu mau pake sih" ucap Ratu masih dengan wajah tenang, walau sebenarnya ia sudah sangat muak dengan tingkah Pangeran yang semakin hari semakin keterlaluan.

"Kan aku udah bilang kemeja yang itu kamu laundry aja biar cepet, kamu tuh bener-bener keras kepala atau gimana sih, susah bangett ngasi tau kamu" bentak Pangeran.

"Apa bedanya sih kalau aku cuci sendiri sama laundry, emangnya kang laundry punya matahari sendiri, gitu?" Jawab Ratu kali ini dengan nada yang mulai meninggi.

"Susah ngomong sama orang yang keras kepala kayak kamu, batu" balas Pangeran, kemudian merapikan kemejanya dan mengambil tasnya lalu berlalu meninggalkan Ratu, yang sudah mulai terbakar emosi itu.

"ARGHHH!" Teriak Ratu sambil menyandarkan tubuhnya pada tembok, ia benar-benar bingung dengan rumah tangganya yang semakin hari semakin memburuk, bahkan Ratu sudah dua minggu tidak ke kampus hanya karena stress.

Pak Darno selaku ketua prodinya terus menerus menghubunginya menanyakan kabar Ratu yang sudah dua minggu ini tidak mengikuti perkuliahan, Winda teman sejurusannyapun selalu menelfon dan menanyakan kebaradaan Ratu yang akhir-akhir ini sulit untuk di hubungi.

Kepala Ratu kembali terasa sakit, kemudian disusul bagian perutnya yang terasa keram, Ratu berjalan masuk kedalam kamar mandi sambil memegang kepala dan juga perutnya yang terasa begitu sakit.

Saat ia melihat ke arah cermin yang berada didalam kamar mandi, lagi-lagi hidungnya mengeluarkan darah segar, ini efek yang selalu ia dapatkan saat kepalanya terasa pusing karena terlalu banyak pikiran.

Ia kemudian menyalakan keran air dan membasuh wajahnya dengan air untuk menghilangkan bercak darah yang menempel disekitaran hidungnya. Setelah selesai membersihkan wajahnya, Ratu kemudian mandi dan bersiap-siap untuk ke kampus.

Tak butuh waktu lama bagi Ratu, ia sudah siap dengan kemeja bewarna tosca dan celana jeans bewarna hitam, setelah selesai Ratu kemudian berjalan keluar dari apartemennya untuk ke basment mengambil mobilnya.

Sesampainya di kampus, Ratu langsung bergegas berjalan menuju kelasnya yang berada di lantai 10, ia menggunakan lift agar bisa sampai di kelasnya dengan cepat, ia sudah sangat merindukan Winda dan banyak sekali hal yang ingin ia ceritakan kepada temannya itu, namun saat Ratu sudah berada diambang pintu lift, tiba-tiba seseorang yang paling Ratu hindari muncul dihadapannya, Aidan sudah akan melangkah masuk kedalam lift, namun betapa kagetnya ia saat melihat Ratu yang berada didalam lift.

"Ratu?" Ucap Aidan dengan senyuman yang selalu terpancar di wajah tampannya, berbeda dengan Ratu yang selalu menampakkan wajah juteknya.

"Permisi" balas Ratu, dan berniat berjalan menghindari Aidan, namun cowok itu dengan cepat menahan lengan Ratu.

"Raa gue mau ngomong sebentar" ujar Aidan.

Ratu melepaskan tangan Aidan yang berada di lengannya "maaf kak, gue buru-buru lain kali aja" balas Ratu tanpa menoleh kearah Aidan.

"2 menit aja Raa, please gue mohon sama lo" pinta Aidan.

Ratu menarik nafas dalam-dalam, kemudian menghebuskannya dengan kasar, kalau ia menolak permintaan Aidan lagi, ia yakin Aidan pasti akan terus mengejarnya sampai ia mau berbicara kepadanya, jadi mungkin lebih baik masalah mereka diselesaikan hari ini juga.

BADROMANCE JILID 2 Where stories live. Discover now