30. TERLUKA TUK KESEKIAN

3.4K 168 17
                                    

Ratu menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya membuka knop pintu mobilnya, ia berjalan menuju lift dan menekan tombol angka sesuai dengan unitnya, debaran jantung Ratu tidak bisa ia hentikan walau ia sudah berusaha menetralkannya, sebenarnya langkah Ratu masih terlalu berat untuk berpijak pada lantai apartemen yang tak lain adalah tempat ia tinggal bersama dengan Pangeran.

Melihat sang teman yang gelisa, Winda memegang lengan Ratu sambil mengusapnya memberi semangat kepada temannya itu, walau Winda sendiripun tidak yakin akan sekuat Ratu dalam menghadapi masalah.

"Gapapa kok, ada gue" ucap Winda dengan senyum lebar yang terpancar di wajahnya, sembari tangannya mengusap lengan Ratu.

"Gue ragu Win" balas Ratu balik menatap Winda dengan tatapan cemas dan takut.

Tin...

Pintu lift terbuka, sekali lagi Winda melirik kearah Ratu yang tidak ingin beranjak dari dalam lift, Winda memajukan sedikit badannya agar pintu lift tidak tertutup. Winda kembali menatap Ratu yang tengah mengelengkan kepalanya seolah memberitahu Winda kalau ia tidak mau keluar dari lift.

"Raa, gue tau ini berat buat lo, tapi inget kata nyokap lo kalau semuanya masih bisa diperbaiki lakuin, ayo gue tau lo kuat kita hadapin bareng-bareng" ucap Winda mencoba meyakinkan Ratu kalau semuanya akan baik-baik saja.

Ratu menuruti perkataan Winda karena pada dasarnya ia memang masih belum bisa untuk kembali pulang bersama Pangeran, tapi benar apa yang Bundanya katakan jika semuanya masih bisa diperbaiki maka lakukan, dan Ratu merasa kepergiannya selama dua minggu tanpa kabar sudah cukup menyiksa Pangeran, ia tidak ingin terlalu lama meninggalkan lelaki yang masih berstatus suaminya.

Tarikan nafas Ratu di perdalam lagi olehnya ketika ia sudah berada tepat didepan pintu unit apartemennya, Ratu masih hapal password apartemennya, tapi ia lebih memilih memencet bell dan membiarkan orang yang berada didalam membuka pintu, Ratu ingin melihat reaksi Pangeran ketika ia kembali pulang.

Tingg..

Ratu kembali memencet bell, dan setelah menekan untuk yang ketiga kalinya akhirnya knop pintu unit apartemennya bergerak ke bawah itu menjadi pertanda jika yang didalam sudah mau membuka pintu, debaran jantung Ratu semakin kencang begitupun Winda yang berada disampingnya.

Saat pintu sudah terbuka, wajah Ratu yang tadi dipenuhi senyuman seketika berubah menjadi pucat pasi tanpa ekspresi, dihadapannya tengah berdiri seorang wanita bukan Pangeran seperti yang ia harapkan.

"Siapa Dis?" suara Pangeran terdengar dari dalam ruang tamu, laki-laki itu kemudian berjalan menghampiri Gadis yang diam mematung di depan pintu dengan Ratu yang berada dihadapannya.

Mata Pangeran membulat saat melihat siapa yang tengah berdiri dihadapan Gadis dengan air mata yang mulai jatuh membasahi pipinya, Pangeran sangat merindukan wajah istrinya, selama dua minggu menunggu Ratu tanpa kepastian membuatnya uring-uringan, namun setelah Ratu kembali pulang padanya justru kekecewaan yang ia dapatkan.

"Sayang, ini semua gak seperti yang kamu bayangin" ucap Pangeran sambil menarik lengan Ratu untuk memeluknya dan mendengar penjelasannya, namun apa yang Ratu liat sudah cukup memberi penjelasan padanya.

"Aku pikir kamu bakalan nyambut aku dengan pelukan hangat, pelukan rindu dan cinta yang sudah siap kembali, tapi ternyata kepergian aku gak bikin kamu jadi Pangeran seperti yang aku kenal, tapi justru kepergian aku ngasih peluang buat orang baru masuk ke dalam rumah kita" balas Ratu dengan suara yang bergetar serta air mata yang kembali jatuh membasahi pipinya.

"Raa, dengerin penjelasan aku dulu" ujar Pangeran sambil mengengam kedua tangan Ratu.

Ratu mengigit bibir atasnya dengan sangat kuat karena menahan rasa sakit di dada serta kepalanya yang tiba-tiba terasa begitu pening.

"Gak usah, aku udah bosen denger pembelaan dari kamu, aku udah capek memaklumi hal yang seharusnya gak aku lakuin dari dulu, aku nyesel karena aku udah jatuh cinta sama kamu, you are too bad for me" Ratu menarik tangannya cukup keras dari gengaman Pangeran.

"Sekarang kamu bebas, secepatnya aku bakalan ngebebasin kamu dari pernikahan ini, dan kamu bisa sama dia, itukan yang kamu mau?" Sambung Ratu berusaha terlihat tenang, walau hatinya memberontak.

"Raaa!" Teriak Pangeran, namun Ratu seolah menulikan telinganya dan terus berlari hingga ia berada di dalam lift.

Winda menekan tombol menuju basmant tempat dimana mereka memarkir mobil, wajah Ratu terlihat semakin pucat dengan keringat dan air mata membanjiri seluruh permukaan wajahnya, Ratu memegang dadanya yang semakin bergemuru serta kepalanya yang semakin berdenyut karena sakit, sampai tiba-tiba.

"Raa, hidung lo berdarah" ucap Winda sambil menunjjuk kearah hidung Ratu yang mulai mengeluarkan darah segar.

Ratu hanya mengusap hidungnya lalu melihat darah yang berada di tangannya "anterin gue balik yaa" ucap Ratu dengan sangat lemah.

"Kita ke rumah sakit dulu yaa" balas Winda lalu menarik pundak Ratu agar bersandar dipundaknya.

"Gue gak papa, anterin gue balik aja" ujar Ratu, hal yang membuat Winda mengangguk mengiyakan permintaan Ratu, walaupun ia sangat khawatir dengan keadaan Ratu.

***

Pangeran turun dari motornya dan langsung berlari masuk kedalam rumah Ratu, saat ia sudah berada dihadapan pintu kamar sang istri, Winda tiba-tiba muncul dari dalam kamar Ratu, gadis itu menatap penuh ke hadapan lelaki yang saat ini berdiri didepannya, Winda sudah sangat geram melihat wajah Pangeran.

"Lo ngapain kesini?" Tanya Winda yang sudah tak seramah seperti biasanya kepada Pangeran.

"Win, gue mohon izinin gue buat ngomong sama istri gue" balas Pangeran mencoba menerobos masuk kedalam kamar Ratu, namun Winda dengan cepat menahannya.

"Istri lo?, lo masih ngangep Ratu sebagai istri lo setelah apa yang udah lo lakuin ke dia, udah cukup yaa udah cukup lo nyakitin teman gue, gue gak akan pernah biarin lo nyakitin dia lagi" balas Winda sambil mendorong dada Pangeran dengan telunjuknya.

"Gue gak akan nyakitin Ratu lagi, tapi gue mohon kasih gue kesempatan buat bicara sama istri gue"

"Enggak"

"Win"

"Pergi lo!"

"Pergiii!"

Brakk...

Suara benda terjatuh dari dalam kamar Ratu, membuat Winda dan Pangeran dengan cepat masuk kedalam kamar Ratu, saat keduanya sudah berada didalam kamar mereka menemukan Ratu yang sudah tergeletak diatas lantai dengan darah yang terus mengalir dari hidungnya.

"Raa, bangun Raa!" Panik Winda sambil mengoyang-goyangkan tubuh Ratu yang sudah tak sadarkan diri itu.

Pangeran memeriksa denyut nadi Ratu, matanya terbelalak ia dengan cepat mengangkat tubuh Ratu ala bridelsytel "nadinya melemah, kita bawa kerumah sakit" ucap Pangeran sambil membopong tubuh istrinya dengan wajah panik.

"Sayang bertahan, aku mohon" batin Pangeran sepanjang perjalanan sambil terus melihat Ratu yang berada di pangkuannya.

***
Anyyonggg, halooo semuanyaa gimana kabarr kalian? Semoga selalu baik yaa. Ingat jangan lupa jaga kesehatan, maaf yaa kalau akhir-akhir ini lambat update.

Tapi insyaallah aku usahin cerita ini segera selesai dalam waktu dekat ini apa harapan kalian untuk ending dari cerita ini? , sabar menanti sampai ending yaa❤️

Seperti biasa jangan lupa vote dan comment!
Seeyou next part💕🌈🦋🍟

BADROMANCE JILID 2 Donde viven las historias. Descúbrelo ahora