Mungkin manusia memanglah makhluk yang mudah menyesal, Atau mungkin hanya akulah yang terlahir kesepian?
-Blue And Gray : BTS-
"Vante, hari ini ada jad-" Dev diam ditempatnya saat mendapati kasur besar milik Vante yang kosong dan..... Terlihat rapi. Seperti anak itu tidak tidur semalaman.
"Aku disini, Dev." Seejin menghela nafasnya lega, ia kira Vante kabur semalaman dan belum pulang sampai pagi ini, ternyata anak itu baru saja selesai mandi.
Dev mengangkat lengannya, mengecek jam tangan yang sedang ia gunakan. "Eoh? Kau sakit?" Pria itu mendekati Vante, tidak biasanya artis muda itu bangun sepagi ini, untuk beberapa kasus, anak itu bangun pagi karena sedang sakit.
Vante menjauhkan tangan Dev dari keningnya, ia memundurkan langkahnya. "Aku baik-baik saja." Ujar pemuda itu pelan.
Alis Dev menukik samar, meneliti wajah tampan milik Vante, "Baiklah, aku tunggu diluar." Ucap Dev sebelum keluar dari kamar Vante.
Vante menekan bahu belakangnya pelan, uhhhh sekarang ia benar-benar berada diapartement nya, bukan lagi rumah atau kastil aneh yang ia lihat sebelumnya. Tapi ini aneh, rasa terbakar dari bahu belakang nya masih sedikit terasa saat ini. Vante menggeleng pelan, ia meyakini kejadian itu sebagai sebuah mimpi, jika bukan mimpi bagaimana bisa ia langsung berpindah tempat hanya karena menutup matanya beberapa detik?
Pemuda itu mendesah pelan, kemudian menepuk pipinya kencang. "Ayo, Vante! Itu hanya mimpi."
•
•
•
"Dev, kau pernah merasakan mimpi yang benar-benar terasa nyata?" Vante duduk dikursi yang ada di studio nya, ia menatap Dev yang sedang merapikan beberapa barang yang ada disana.
Dev mengedikkan bahunya, membuat Vante mendengus kesal kemudian berbalik menghadap komputernya. Jadwalnya sudah selesai hari ini, dan pemuda itu memilih menghabiskan waktunya distudio karena besok adalah hari liburny. Hari libur, artinya seharian distudio untuk Taehyung. Seharian menulis lagu, atau membuat nada untuk lagu-lagu ciptaannya yang akan ia rilis nantinya. "Aku pergi, jangan lupa makan." Vante mengangguk mengerti, menager yang sudah ia anggap sebagai Kakak itu akhirnya pergi meninggalkannya setelah mengawasi seluruh jadwalnya hari ini.
Vante mengenakan headphone nya, kemudian membuka file yang beberapa hari lalu ia kerjakan dan ia rekam seorang diri. Suaranya yang rendah mulai terdengar ditelinganya sendiri, mengetuk jarinya pelan dimeja saat merasakan irama yang indah dari file lagunya. "Ahhh, ini terasa sepi. Apa perlu kutambahkan irama lain?" Ia berhenti, mengulang bagian yang ia rasa kurang bagus, kemudian merenung disana selama beberapa saat, memikirkan apa yang harus ia lakukan dengan file musik yang terasa begitu sepi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA : When The Wings Spread
Fanfiction[REVISI] Vante yang mencintai musik tapi tersadar jika suaranya hanya bergema sendirian, gemanya berwarna semu karena tidak ada gema lain yang melengkapi. Pria muda itu kemudian bertanya-tanya. Apa arti semua ini? Saat menyadari hal itu, mimpi-mimpi...