" Jalan yang biasa kulalui, cahaya yang selalu menyinari, entah kenapa hari ini terasa asing."
-Blue & Gray : j-hope-
"Vante, kau baik-baik saja?!" Dev yang baru saja memasuki kamar membelalakkan matanya dan segera berlari menuju kasur lebar Vante saat melihat anak itu meringkuk dikasurnya, jangan lupakan erangan-erangan kecil yang terdengar dari bibir tipis nya.
"Dev, sakit." Keluhnya pelan, rasanya seperti tubuhnya terbakar, seluruh tubuhnya terasa panas dan perih, terlebih diarea punggung dan bahu belakang nya.
Peluh bercucuran diwajah pemuda itu, membuat Dev semakin dilanda kepanikan. Pasalnya suhu tubuh anak itu juga sangat tinggi. Vante Demam. "Vante, buka selimut mu. Tunggu sebentar." Dev berlari keluar dari kamar, dan kembali dengan wadah air juga sebuah kain. Jangan lupakan kotak P3K yang juga ada ditangan pria itu.
"Vante! Kau baik-baik saja??!" Dev menaruh wadah itu dinakas, kemudian mendekati Vante yang sudah terduduk dikasurnya dengan wajah bengkak. "Sudah tidak sakit?" Tanyanya pelan.
"Aku baik-baik saja...." Lirih Vante pelan, ia menatap lurus kearah lantai kamarnya, kenapa rasanya sangat nyata? Bahkan saat ia merasakan sakit disana tidak membuatnya terbangun. Apa ini? Apa kejadian yang ia alami benar-benar sebuah mimpi?
"Dev....." Dev merespon dengan deheman penuh penasaran, "Kau pernah bermimpi berulang kali? Da-dan terasa sangat nyata." Dev menggelengkan kepalanya ragu, berulangkali? Nyata? Ia biasanya bahkan tidak mengingat mimpinya begitu ia bangun.
"Ahhh, sudahlah. Apa jadwal hari ini?" Tanya Vante, pemuda itu turun dari kasurnya, kemudian memasuki kamar mandi dengan hening. Tidak seperti biasanya, pemuda itu sama sekali tidak beralasan apapun untuk memperlambat gerakannya.
•
•
•
"Vante, kau benar baik-baik saja? Bagaimana jika kita membatalkan semua jadwal hari ini dan kerumah sakit?" Tanya Dev khawatir, pasalnya Vante terlihat sangat berbeda, hanya diam dan menatap lurus keluar jendela mobil yang mereka tumpangi saat ini, anak itu juga menghindar untuk disentuh Dev. Sangat berbeda dengan Vante yang biasanya ia kenal.
"Tidak, aku baik-baik saja." Jawab Vante pelan.
Dev mengangguk ragu, tapi kemudian bersandar dikursinya masih dengan perasaan khawatir. "Dev, apakah kau pernah merasa jika aku bekerja terlalu keras?" Dev sontak menatap Vante bingung, ia menatap lekat wajah Vante yang saat ini menghadap kejendela mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA : When The Wings Spread
Fanfiction[REVISI] Vante yang mencintai musik tapi tersadar jika suaranya hanya bergema sendirian, gemanya berwarna semu karena tidak ada gema lain yang melengkapi. Pria muda itu kemudian bertanya-tanya. Apa arti semua ini? Saat menyadari hal itu, mimpi-mimpi...