Bagi Ferly, mencintai guru itu bukan hal yang salah. Justru semua itu menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya, tantangan untuk bisa menaklukkan hati seorang laki-laki yang memiliki sifat sedingin es, seganas api dan segalak macan habis lahiran.
"...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FerlyzaZega Mazera
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
24. Baikan
"Aku masih nggak nyangka mas, kalau besok Ferly kita akan resmi menjadi istri orang." Lirih Jihan, wanita itu memandang takjup dekorasi gedung yang besok akan digunakan sebagai tempat ijab sekaligus resepsi resmi Faris dan Ferly.
Gilang mengalungkan tangannya pada pundak sang istri, pria itu juga tiada henti-hentinya mengeluarkan air mata saat mengingat bahwa besok ia akan resmi melepas putri kesayangannya. Putri yang selama ini selalu menderita karena keegoisan nenek dan dirinya sendiri.
"Pa, ma."
Pasangan suami istri itu menengok, mendapati Faris sudah berada di samping Gilang. Faris menyalami keduannya.
"Papa sama mama kenapa nangis?"
Gilang mengelap sudut matanya yang berair, ia tersenyum. "Nggak apa-apa. Papa sama mama cuma terharu, kami nggak nyangka aja kalau besok kami harus melepas tanggung jawab putri kami satu-satunya kepada kamu."