07• Sorry

10.2K 574 20
                                    

Flashback on.

Azglair keluar dari apartemen dengan tergesa, lelaki itu memakai kemejanya dengan buru-buru. Sampai pada parkiran ia langsung membuka mobilnya berusaha menancapkan gas sekencang mungkin.

Tangannya mengepal kuat menahan amarah, dadanya bergemuruh hebat. Ia bahkan benar-benar sangat gila jika menyangkut Rora, mata tajam tersebut melirik kala ponsel miliknya bergetar menandakan adanya pesan masuk, Azgla membuka room chat nya seketika dirinya semakin dibuat kesal saat melihat pesan itu.

"ANJING" Azglair memukul kasar stir kemudinya, ia melemparkan ponselnya keluar jendela lantaran kesal, lelaki berulang kali menyerukan amarahnya, kedua matanya memerah tangannya semakin kuat mencengkram stir mobil.

Azglair memejamkan matanya sejenak, ia menyingkir pada bahu jalan, netra nya menatap sekelebat pohon yang menjulang tinggi lalu tatapannya teralihkan pada dashboard mobil yang terdapat satu pisau runcing. "Gue lagi nggak mau bunuh orang." nafas Azglair semakin memburu. Ia butuh pelampiasan saat ini, dan sialnya Rora malah jatuh pingsan.

Azglair kembali menyalakan mesin mobilnya hingga akhirnya sampai ketempat yang dituju. Azglair masuk kedalam club malam, ia menyipitkan matanya saat lampu remang-remang menembus kearah retinanya. Kupingnya seakan berdengung hebat saat dentuman musik masuk kedalam indra pendengaran nya.

Azgla semakin masuk kedalam, beberapa kali tubuhnya disudutkan oleh wanita yang haus belain, Azgla menghampiri pemuda yang menunggui nya. "Gue mau satu." ucapnya membuat pemuda tadi menoleh, Arya terkekeh ringan saat melihat Azglair yang menumpukan wajahnya pada meja.

"Gue kira lo udah lupa sama gue, bisa dihitung lo setahun sekali ketempat ini." celetuk Arya. Azglair mengangkat wajahnya ia menatap malas kearah bartender itu.

"Gausah bacot, Gue mau satu!"

Arya menyiapkan apa yang Azglair pinta, ia menaruhnya tepat di hadapan lelaki itu. "Gue nggak yakin kalau lo cuma minum satu gelas."

Azglair tersenyum singkat saat melihat segelas kecil dengan satu botol vodka yang tersaji dihadapannya. Lelaki itu mulai meminum dalam seperkian detik. Ia memejamkan matanya sesaat ketika merasakan rongga dadanya terasa panas saat cairan itu mulai masuk kedalam tubuhnya.

Sialnya Azglair semakin dibuat candu oleh cairan itu, kepalanya seakan terasa ringan hingga apa yang ia fikirkan mulai meredup, penglihatannya semakin memburam namun ia masih bisa mengendalikan diri.

Disaat seperti ini tiba-tiba tubuhnya tersentak saat ada sepasang tangan yang melingkar di lehernya, Azglair yang memang telah dikuasai oleh nafsu langsung menarik tubuh wanita itu pada pangkuannya.

Bibirnya langsung memanggut bibir merah tebal tersebut, tangannya perlahan turun mengelus paha yang terekspos dengan bebas. Azglair merotasikan matanya disaat wanita itu sengaja menggesek miliknya yang masih tertutupi.

Azglair mengerang dengan pelan saat wanita itu menjilat habis leher kekarnya, karena sudah tak tahan Azglair langsung menarik wanita itu membawanya pada kamar.

Sampai sana Azglair langsung menutupnya tanpa mengunci pintu tersebut, baru saja akan menyerang Azglair lebih dulu diserang oleh wanita tersebut.

Abel langsung menerjang tubuh Azglair, ia mendorong tubuh Azglair hingga lelaki itu jatuh diatas ranjang. "Ready to play with me boy?" bisik wanita itu tepat ditelinga Azglair berusaha rangsangan yang ia berikan mampu membuat Azglair gila akan tubuhnya, karena Abel tau Azglair masih setengah sadar.

"Damn you make me tense bitch!" Azglair yang sudah diliputi oleh nafsunya langsung menindih wanita itu, ia merobek pakaian yang Abel kenakan tanpa sisa. Nafasnya memburu, tatapannya yang sayu kini semakin bergairah disaat Azglair membayangkan tubuh Rora yang saat ini ia setubuhi.

AZGLAIR Where stories live. Discover now