11• Selfish

7.2K 451 259
                                    

"ARGHH!"

"WOI, AZGLA YANG BENER ANJING!"

Beberapa sorakan siswa-siswi seakan menggema meneriaki nama Azglair yang berada ditengah lapangan. Baron memukul bahu Azglair dengan keras saat melewati lelaki itu.

Reska menggiring bola yang sempat Azglair tendang ke sembarang arah. Lelaki itu menyugar rambutnya keatas, di depannya ada lawan dengan beberapa orang mengincar bola yang ia tahan menggunakan kaki belakangnya.

"Res, oper ke gue!" Reska memandang Alan sebentar, lalu lelaki itu mulai mengoper bola tersebut ke Alan.

Azglair berusaha fokus, lelaki dengan jersey nya yang basah karena keringat tersebut mulai berlari pelan untuk mengincar bola yang masih di giring oleh Alan. Tatapan matanya menelisik ke arah lawan yang ingin menyambar bola tersebut kala bola itu terlepas dari tumpuan kaki Alan.

Suara teriakan yang berasal dari manusia mulai bersahutan dengan keras untuk membela nama sekolah masing-masing. Berbagai lontaran semangat dan ejekan seakan menjadi asupan pada tribun penonton.

"Goblok!" maki Rayn kesal saat Azglair tak bisa fokus pada permainan ini. Kondisi semakin panas saat SMA Antariksa mampu lebih unggul dari SMA Zervard.

Dari kubu lawan sudah mencetak 3 skor, sedangkan Zervard masih mencetak 1 skor. Tidak biasanya Zervard kalah dari SMA manapun, sekolah dengan eskul ini terpandang sangat tinggi maka jika mereka kalah akan terjadi hal besar yang berpengaruh pada tim serta sekolah.

Antariksa mulai melontarkan ejekan. Andra yang sudah terlalu kesal berusaha mengejar bola dari lawan, bola tersebut tergiring dengan pelan dari satu kaki ke satu kaki lainnya, Andra mengambil posisi dari bagian belakang ke kanan untuk mengambil alih bola itu, namun karena begitu emosi ia dengan sengaja menendang betis milik Regan.

Suara ringisan keluar dari bibir Regan. Kondisi semakin tak kondusif saat SMA Antariksa tak terima salah satu timnya mengalami cedera.

Damian mendorong bahu Andra dengan kasar. "ANJING LO! KALAU GABISA MAIN JANGAN KASAR GOBLOK!"

Andra terdorong beberapa centi kebelakang, tangannya terkepal dengan kuat.

"Wooooo, SMA Zervard pengecut!"

"Gabisa terima kekalahan!"

"Sekolah doang doang mahal! Main gak pake attitude!"

Azglair menahan Andra yang ingin memukul Damian. Suara peluit terdengar nyaring, wasit yang menjadi penengah kini berdiri ditengah-tengah dua tim itu. Kartu merah tertuju kan ditangan sang wasit. Yang lainnya mendesah kasar saat Andra dikeluarkan dari permainan ini tanpa pemain pengganti. 

Waktu tersisa beberapa menit lagi. Sekarang permainan ini kembali di mulai, Azglair mengerutkan dahinya bingung saat timnya tak ada satupun yang mengoper bola padanya. Ia paham mereka pasti marah padanya, karena dia yang sebagai ketua dan yang paling diandalkan tak bisa memberikan nilai bagi SMA Zervard sendiri.

Lelaki itu mengusap dahinya yang selalu mengalir sebuah cairan berupa keringat. Ia berlari untuk mengambil alih bola itu. Tatapannya sekarang mulai fokus, Azgla menelan ludahnya. Ia berlari dengan bola yang sekarang berada di kekuasaannya, matanya terus bergulir kesana kemari mencari celah aman untuk mencetak gol.

Posisinya yang berada dipinggir memudahkan Azgla untuk menendang, namun sang lawan selalu menghadang dengan kaki mereka yang berusaha merebut bola itu. Azgla mengoper bola tersebut kearah Dew, dan Dew yang berada ditengah gawang sudah punya feeling jika bola ini tak mampu masuk, ia mulai menggunakan instingnya untuk memancing mereka.

Tim lawan mulai mengincar bola yang masih ditahan oleh Dew, merasa semunya mulai fokus padanya. Dew mengoper bola itu lagi kearah Azglair.

Azglair tanpa berbasa-basi langsung menendang bola itu cukup kuat.

AZGLAIR Where stories live. Discover now