48.ACHTUNDVIERZIG

274 33 51
                                    

Tidak ada kejadian yang sia-sia.
Bahkan,
buah yang jatuh dari pohonnya pun melahirkan sebuah ilmu baru bagi seorang ilmuan.

Maka kelak, dirimu akan menyadari adanya pembelajaran yang terselip di antara tangismu selama ini.
-Evanescence-

HAPPY READING, PEEPS!

~

Dermaga.

Luna memandang takjub pemandangan laut lepas di depannya.

"Demi apa di sini indah banget!" Luna terperangah seraya turun dari sepeda, menyimpannya tak jauh dari jembatan dermaga kemudian kaki jenjang itu menapaki jembatan dengan mata berbinar menatap lautan

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

"Demi apa di sini indah banget!" Luna terperangah seraya turun dari sepeda, menyimpannya tak jauh dari jembatan dermaga kemudian kaki jenjang itu menapaki jembatan dengan mata berbinar menatap lautan.

El memasukkan kedua tangan dalam saku jaket, mengikuti langkah Luna dari belakang seraya menyunggingkan senyum tipis. "Jangan pecicilan, Lun." Laki-laki itu memperingatkan Luna saat dirinya melihat sang gadis sedang berlari kecil dengan penuh semangat menuju ujung dermaga.

Seolah tidak mendengarkan, kaki itu terus berlari sambil diiringi lompatan kecil yang membuat El mengeluarkan tawanya.

Melihat Luna yang bahagia seperti sekarang benar-benar melahirkan rasa kepuasan tersendiri untuk El.

Rasanya El ingin mempertahankan senyuman indah itu untuk waktu yang lama. Tanpa ada manik redup atau pun mata memerah akibat habis menangis.

Walaupun tidak pernah bertanya, El selalu memperhatikan kondisi Luna secara diam-diam.

Dan selama itu dia selalu mendapati Luna sedang menutupi masalah yang menimpanya. Tampak sangat kentara karena mata bulat gadis itu terkadang bengkak, dan juga beriring dengan tatapan matanya yang sewaktu-waktu kosong.

Entah sampai kapan Luna merahasiakan masalahnya. Yang jelas, El akan tetap menunggu dan selalu siap memberikan bahunya untuk menjadi sandaran gadis itu.

El akan terus berusaha membuatnya bahagia dan tertawa seraya tetap berdiri di sampingnya. Menutup telinga, tanpa peduli jika sewaktu-waktu terdengar banyaknya kekurangan dari Luna yang menjadi bahan gosip murid satu sekolahan.

Tatapan El melembut disertai senyuman semakin lebar ketika melihat sosok yang selalu berada di benaknya itu melambai dengan cengiran.

"El! Kok lama banget jalannya? Berasa kakek-kakek aja lo!" seru gadis itu jenaka kemudian terbahak. Badannya menghadap El, berjalan mundur ke belakang dengan pelan beberapa detik lalu setelahnya kembali berjalan menghadap depan.

"Dasar. Yang sebenarnya bayi gede itu gue atau lo, sih?" gumam El pelan sambil terkekeh, namun tetap melanjutkan langkah lebarnya hendak menyusul Luna lebih cepat.

~

"Lo tahu? Melihat lautan dan semacamnya bisa bikin hati gue seketika adem. Gue yang tadinya lagi emosi atau sedih, bakalan seketika terhibur," terang laki-laki berkacamata itu, tatapannya menghunus birunya lautan lepas.

Evanescence (END)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin