PROLOG

596 75 40
                                    


Assalamualaikum wr.wb

Hallo teman² Readers, semoga kalian suka ya sama cerita yang aku buat.

HAPPY READING

.
.
.
.....

"Saya terima nikah dan kawinnya, Sabyna Dity Guana binti Roni Guana dengan seperangkat alat sholat dan  satu buah rumah dibayar tunai." Satu tarikan nafas, Bumi mengucapkan ijab kabul tanpa kesalahan.

"Bagaimana para saksi?" Pak penghulu menoleh ke pada saksi disampingnya.

"SAH."

"ALHAMDULILLAH." Semua orang mengangkat tangannya ketika sang penghulu mulai membacakan doa.

Gadis dengan gaun pengantin itu meraih tangan cowok disampingnya, semua orang tampak bahagia. Kecuali kedua pengantin yang kini tengah merenungi keadaan saat ini.

Mereka berdua juga menyalimi kedua orang tua mereka, air mata itu jatuh begitu saja dari gadis bernama SABYNA DYTI GUANA. Dengan umur yang masih terbilang mudah, dia terkurung dengan ikatan pernikahan.

Kesalahan yang ia lakukan pada malam itu membuatnya harus berada di situasi seperti ini, bahkan begitu juga dengan si cowok.

SABUMI ANTARIKSA, berwajah tegas dengan mata yang tajam. Lelaki sadis yang memiliki musuh dimana-mana, seorang ketua geng motor VALION dengan 200 lebih anggota.

"Jaga istri kamu, jangan keluyuran terus kamu sudah punya tanggung jawab. Papa mau kamu berubah." Titah Raffi selaku ayah Bumi.

"Hmm"

"Emm, Ayah harap kamu bisa jadi pemimpin buat Sabyna. Bimbing dia menjadi lebih baik." Ucapan Roni dengan wajah datarnya.

Lelaki itu masih tidak terima dengan kejadian yang terjadi, dimana hal itu harus merebut masa depan anaknya sekaligus impian gadis itu. Terlihat dari raut wajahnya yang datar, membuat Sabyna yakin ayahnya itu masih marah.

Dengan tegas Bumi menatap Roni. "Bumi usahain yah, Bumi janji bakal bimbing Sabyna dengan baik."

Dada Sabyna berdetak begitu cepat, tak menyangka ia akan berakhir seperti ini. Apalagi berurusan dengan orang yang sangat ia hindari, bukannya jauh malah dekat sekali. Bahkan sekarang akan menjadi seatap dan sekasur.

Ah tidak, Sabyna tak bisa membayangkan itu.

"Bunda, berarti Sabyna gak bareng lagi sama Bunda." Ucap Sabyna dengan mata berkaca-kaca.

"Ish kayak anak kecil aja, kan bisa nanti mampir ke rumah bunda. Malu lho diliatin sama suami." Ucap Sarah, Bunda Sabyna.

Sabyna melihat Bumi yang mengalihkan tatapannya.

"Iya Bunda, tapi Sabyna bakal kangen sama bunda."

"Kamu bisa ajak Bumi aja nak, pasti dia mau kok nganterin kamu. Lagian kamu sekarang gak sendirian." Ucap Ratih, Mama Bumi.

"Ma."

"Apa? Bener kan ucapan Mama." Bumi menghela nafas mendengar itu.

SABUMIWhere stories live. Discover now