CHAPTER 04

244 67 10
                                    

ASSALAMUALAIKUM

APA KABAR SENG²KU? GIMANA HARINYA?

HAPPY READING
.
.
.
.
......


Kondisi kantin semakin riuh kala bel istirahat terdengar, sepanjang jalan kedua gadis itu merasa risih saat mendapat tatapan dari para murid terutama kaum hawa.

Shila yang melipat tangannya pun memutar matanya malas. Sungguh, ia sudah muak melihat semua itu.

"Apa Lo liat-liat, syirik aja." Timpalnya saat ada seorang siswi yang berbisik sembari menatapnya.

"Ingin hati mencolok tuh mata, terus gue jual mayan dapet duwit banyak." Ujarnya, membuat siswi itu buyar mendengarnya.

"Ish, sangar juga Lo." Ucap Sabyna, yang sedari tadi di samping Shila.

"Mereka kalo gak digituin, gak bakal berhenti, By." Sabyna mengangguk, membenarkan.

Mereka berdua memasuki kantin, duduk di kursi paling pojok, request dari Shila.

Sabyna hanya menuruti, toh dirinya juga anak baru disini. Yaps, benar Sabyna pindah ke sekolah Bumi. Alasannya, biar Bumi bisa jagain dia kapanpun, katanya sih. Tapi nyatanya, orang e malah bolos.

"Nyari apa By?" Tanya Shila.

"Si Bumi kok gak keliatan ya, temen-temennya juga, emang mereka biasanya gak ke kantin?" Tanyanya.

"Kangen Lo?"

"Enggak njir, apaan sih Lo." Ucap Sabyna gelagapan.

Shila tertawa, "Haha, santai aja kali By, muka Lo merah tuh." Lanjutnya tertawa.

Sabyna memegang pipinya, "Biasa aja kali Shil."

"Palingan mereka juga bolos, tadi aja si Galang gak bawa tas. Udah fiks itu mah bolos." Ucapan Shila membuat Sabyna melotot.

Awas Lo dirumah~ batin Sabyna.

Makanan sudah datang, ada bakso dan jus alpukat kesukaan Sabyna. Keduanya memakannya dengan santai, tanpa menghiraukan lirikan dari murid-murid yang sinis.

"Entar Lo pulang bareng gue ya, soalnya disuruh Bumi tadi."

Sabyna mengernyit, "enak bener main nitip, emang gue barang apa?"

Mendengar itu Shila terkekeh, ternyata asik juga punya temen cewek.

"Jadi Lo udah tau tentang gue sama Bumi?"

Shila mengangguk, "gue tau dari Galang, dia ngajak gue dateng ke nikahan Lo berdua tapi sayangnya, gue ada kepentingan jadi gak bisa deh. Maap ya."

"Gapapa Shila."

Setelah lama berbincang, Sabyna merasakan aneh pada perutnya. Sedari pagi sudah kerasa, tapi ia anggap sepele, mungkin masuk angin pikirnya.

Gadis itu berlari keluar kantin menuju toilet, Shila yang melihat itu pun ikut mengejarnya.

"HUEK...HUEK..."

SABUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang