16 - JUST US 2

57.7K 5K 179
                                    

"Yang hitam aja mas"

Azgar dan Amora kini tengah berada di salah satu toko helm langganan lelaki itu. Azgar dengan teguhnya menyarankan Amora memilih helm berwarna hitam. Namun gadis itu menolak, ia lebih menyukai helm ungu dengan corak unicorn di bagian belakang.

Lelaki itu memijat batang hidungnya, memikirkan bagaimana bisa selera helm sosok gadis kelas 12 SMA masih seperti anak-anak SMP. Memperdulikan warna dan gambar-gambar lucu.

"Gamau ih! Lo bilang tadi pilih aja bebas. Ko sekarang ngatur?!" kesal Amora.

"Amor, hitam itu netral" tutur Azgar meyakinkan Amora.

Amora menggeleng, bibirnya mengerecut gemas. Ah! Menyerah saja jika Amora sudah mengeluarkan ekspresi itu. Azgar luluh dibuatnya.

"Tapi ini keamanannya agak kurang kak" ujar sang pelayan toko helm tersebut.

"Nah, denger?" tutur Azgar dengan senyuman menangnya. Sementara Amora kini tengah menutup telinga sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Yaudah gue beli pake uang sendiri kalau gitu. Nih Mas, ambil yang ini" ucap Amora cepat sembari mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu kepada pelayan toko helm tersebut.

"Fine!" ujar Azgar penuh dengan penekanan. Ia menghela nafasnya, kemudian mengeluarkan satu buah kartu transaksi dan diberikannya kepada sang pelayan.

"Kembaliin uangnya ke dia Mas, bayar pake ini"

Pelayan toko tersebut mengembalikan beberapa lembar uang itu kepada Amora. Gadis itu terkekeh geli melihat tingkah Azgar. Penurut juga pikirnya.

Setelah berdebat panjang hingga akhirnya bertransaksi dan menyepakati bahwa helm yang Azgar beli untuk Amora adalah helm berwarna ungu dengan gambar unicorn di bagian belakangnya.

Amora menenteng helm yang baru saja ia dapatkan. Sementara Azgar kini sedang berbicara dengan salah satu pegawai senior di sana untuk menitipkan kardus dan surat garansi di toko tersebut. Dikarenakan ia kini sedang membawa motor dan bersama Amora. Akan sulit baginya untuk membawa kardus berukuran lumayan besar itu di motornya.

Amora menunggu Azgar tepat di samping motor lelaki itu. Ia sudah siap dengan helm yang melekat pas di kepalanya. Kali ini tidak kebesaran. Dan juga tidak seberat milik Azgar.

Azgar melangkah keluar dari toko, dilihatnya gadis manis itu kini tengah menunggunya dengan wajah bulat di dalam helm baru milik gadis itu.

Azgar terkekeh kecil, senyumnya selalu tak dapat ia sembunyikan jika bersama dengan Amora.

"Mau langsung pulang?" tanya Azgar ketika dirinya kini tepat di hadapan Amora.

Amora berpikir sejenak, hatinya berkata tidak. Namun otaknya hanya ingin mengucapkan kata 'terserah'.

"Emm...terserah" jawab Amora sembari mengusap hidungnya yang tak gatal.

"Yaudah ke rumah gue dulu" ucap Azgar yang kemudian lelaki itu mulai menaiki motornya dan disusul oleh Amora.

Mereka kini membelah badan jalan kembali. Berbincang ringan sesekali. Kadang Amora juga mencuri-curi menikmati aroma tubuh Azgar. Walaupun Amora tahu bahwa lelaki yang ada di depannya ini belum mandi. Namun entah zat apa yang dapat membuat aroma tubuhnya begitu terhirup nikmat di hidung Amora.

"Rumah lo ternyata gak searah sama rumah gue" teriak Amora.

Azgar memperlambat laju motornya, "Kenapa?"

Amora menggeleng pelan, "Maaf ya ngerepotin"

Azgara menghentikan laju motornya ke bahu jalan. Ia menolehkan wajahnya ke samping untuk melihat Amora.

AZGARA [TERBIT]Where stories live. Discover now