7. Diantar Pulang

254 45 11
                                    

Nada berlari dengan terburu-buru untuk menghindar dari Gema

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Nada berlari dengan terburu-buru untuk menghindar dari Gema. KemudiN Nada menghembuskan nafasnya tergesa-gesa sambil menyender di tembok dekat tangga.

Tiba-tiba Nada seperti mengingat sesuatu, seperti ada yang kurang saat di tangannya kosong tak ada apa-apa.

Sepatu gua!

Nada menepuk jidatnya, kemudian menendang-nendang tembok yang ada di sampingnya seolah melampiaskan emosinya karena kecerobohannya sendiri.

"Masa iya gua harus balik lagi? Ih... Ngak! Jadi yang gua lakuin tadi itu percuma dong? Sadar bego!" geturu Nada sambil memukul pelipisnya.

"Ekhem!"

Tiba-tiba Nada merasakan ada seseorang dari belakang yang menegurnya. Karena penasaran, Nada langsung berbalik badan.

"Hai, dek," sapa seorang cowok yang bernama Dimas merupakan wakil ketua OSIS, dengan postur tinggi dan senyuman manisnya membuat Nada salah tingkah ditatapnya.

Dimas yang Nada tau adalah seorang cowok yang ia temui saat mendaftar sekolah disini, saat itu Dimas sedang sibuk kesana-kemari hingga akhirnya mereka tak sengaja berpapasan di tangga. Dari situ mereka berbincang sebentar, walau hanya sebentar, tetapi itu membuat Nada senang karena Dimas lah satu-satunya cowok yang membuatnya nyaman saat diajak ngobrol, tetapi saat masuk MPLS dan razia, Nada tidak menemukan kehadiran Dimas.

"Kok diem?" tanya Dimas yang membuyarkan lamunan Nada. "Masih inget saya siapa'kan?"

Nada tersenyum malu-malu sambil menunduk. "Masih dong kak, hehe. Cuman akhir-akhir ini gak liat kakaknya aja. Oh Ya, ada perlu apa, kak?"

Nada saat di depan Gema selalu menunjukkan jati dirinya yang asli sebagai Nada si preman. Tetapi, ketika di hadapkan dengan Dimas membuat Nada menjadi seperti seekor anak kucing.

"Buat kamu, kamu nyari ini kan?" Dimas menyodorkan sepatu milik Nada yang tertinggal membuat Nada lagi-lagi melongo tak percaya.

"Lah? K-kok bisa ada sama kakak?" tanya Nada yang merasa shok.

"Udah jangan dipikirin, ini ambil aja."

Nada pun mengulurkan tangannya untuk meraih sepatu miliknya dengan perasaan agak sedikit ragu.
"Makasih ya, kak. tapi kan kenapa di pulangin ke saya? Kan disita kak Gema?"

"Saya yang bujuk dia, dek. Kasian juga sih kamunya udah kesana terus ribut-ribut, pulang mau menjelang malam gini, apalagi sepatu kamu ketinggalan."

"Tapi kakak tau darimana kalo saya habis ke sana terus ribut sama kak Gema?" tanya Nada heran.

Dimas pun langsung mendecak sebal dan menggaruk tengkuknya seolah seperti ada yang disembunyikan.
"Gak sengaja nguping pas saya mau nemuin Gema kesana."

"Oh...gitu, kalo gitu Saya pamit pulang duluan ya, kak." pamit Nada kemudian tangannya di jegat oleh Dimas hal itu membuat Nada deg-degan.

"Pulang sama saya yok." ajak Dimas yang lagi-lagi membuat jantung Nada berdetak cepat.

Battle With Senior (END)Where stories live. Discover now