20. Positif

8.7K 460 11
                                    


Lila pagi ini bangun lebih awal, karena ia berniat ingin membuatkan sarapan untuk Gani. Sudah lebih dua bulan Lila menjalin hubungan dengan Gani. Padahal kesepakatan yang Lila buat dengan Gani hanya berpacaran selama dua bulan. Setelah itu Lila akan mengakhiri hubungannya dengan Gani. Tapi apa? Nyatanya keduanya terlihat semakin akrab. Bahkan Kenza sudah mulai curiga, tetapi Lila berhasil menyangkal kecurigaan Kenza.

"Tiga roti lapis ini sepertinya cukup buat Bang Gani." Lila menutup kotak bekal berbentuk hello kitty miliknya. Ya sarapan yang dimaksud Lila adalah tiga roti tawar yang sudah dioles selai cokelat dan juga coklat meses tak lupa susu coklat hangat yang sudah ia masukkan ke dalam tumblr stainless. Jangan harap Lila memasakkan nasi goreng atau bubur ayam, masak air saja dia suka lupa matikan kompor, bahkan pernah menggoreng telur dadar malah berakhir gosong.

***

"Tumben bawa bekal?" Tanya Kenza sebelum memasuki mobilnya untuk berangkat ke kantor.

"Buat ganjel perut kalau Lila laper tiba-tiba sebelum jam makan siang." Lila memasukkan kotak bekalnya kedalam jok motor.

Sebenarnya ada niat lain mengapa Lila membawakan sarapan Gani. Sejak kemarin sore, Lila belum ada ketemu Gani. Bahkan Gani hanya membalas pesan secara singkat, hanya menyuruh Lila beristirahat saja. Gani pun tidak balik lagi ke Ngopi Lur. Jadi rencananya Lila mau kepo semalam Gani ngapain aja sama Karin. Serta ingin tahu Karin kenapa? Apakah sakitnya parah? Lila sih berharap Karin hanya masuk angin saja.

Oh iya, Lila juga ingin memberitahu Gani bahwa dirinya kemarin melihat Karin di rumah sakit. Lila pikir itu ada kaitannya dengan sakitnya Karin. Walaupun Lila anti banget dengan Karin, tapi di lain sisi sebenarnya Lila mengkhawatirkan Karin. Karena Karin kemarin memang terlihat pucat tidak seperti biasanya ya walaupun penampilannya tetap modis.

Sesampainya di Ngopi Lur, Lila melihat ada sebuah mobil merah metalik terparkir tepat didepan pintu masuk Ngopi Lur.

"Mobil siapa sih ini? Parkir kok sembarangan." Lila ngedumel.

Karyawan yang lain belum ada yang datang, Lila sengaja datang lebih awal agar bisa memberikan Gani bekal yang sudah susah payah dibuatnya tadi pagi.

Lila mendengar suara samar-samar dari dalam ruangan Gani, suara itu semakin jelas ketika Lila sudah berada didepan pintu.

Lila dapat mendengar percakapan Gani dengan seorang wanita yang sepertinya membahas hal yang serius. Karena pintu ruangan Gani tidak tertutup rapat, Lila dapat melihat mereka berdua dari celah pintu yang terbuka walaupun hanya sekilas.

"Gue hamil, Gani. Udah tiga minggu." Lila mengenali suara perempuan itu. Dia Karin, wanita berkaki jenjang yang tempo hari dijemput Gani di Bandara.

"Gue harus gimana, Gani?" Ucap Karin lirih, namun bisa didengar oleh Lila.

Lila tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Gani tidak bersuara sama sekali, Lila berusaha menahan dirinya agar tidak menimbulkan suara. Kenapa Gani diam saja? Apa... Ah Lila mencoba untuk tidak berpikiran yang aneh-aneh. Lila percaya pada Gani. Engga mungkin Gani melakukan hal bejat seperti itu.

Ia bahkan berharap ini mimpi. Matanya sudah berkaca-kaca, bekal yang dibawanya hampir saja jatuh, namun dengan cepat ia berusaha menangkapnya. Ia menutup mulutnya agar suara isakannya tidak terdengar oleh mereka.

"Gue minta dinikahin..." Lila tidak mau mendengar kalimat selanjutnya. Ia cepat-cepat pergi dari sana. Bahkan ia tidak merespon ucapan selamat pagi dari teman-teman kerjanya.

Lila mengendarai motornya entah kemana, perasaannya sangat campur aduk. Napasnya tidak beraturan disertai sesenggukan. Jika bukan Gani lantas mengapa Lila mendengar Karin meminta Gani untuk menikahinya. Garis bawahi MENIKAH.

GANINDRA (End) Where stories live. Discover now