4

1.8K 221 11
                                    

Semoga gak lupa sama alurnya.

.

.

.

Rose menatap wanita yang sedari tadi memandang ke luar jendela, setelah banyak berpikir motor vespa yang jennie kendarai akhirnya berhenti di sebuah restoran.

Ada sedikit rasa heran di benak rose melihat teman kencannya itu banyak berdiam, dan kalian harus tahu mereka sudah duduk di sana selama sepuluh menit namun jennie masih melamun.

" Pemandangannya bagus?" Tanya rose, dia tak ingin keheningan ini semakin lama.

" Huh?" Tubuh jennie sedikit tersentak karena kaget.

" Kau sedari tadi melihat keluar jendela" rose terkekeh sembari menunjuk jalan raya di depan resto.
" Apa aku kurang menarik?" Tambahnya lagi.

Mata jennie mendelik, dengan cepat dia menggeleng.
" Bu bukan begitu.." balasnya gagap.

" Hahaha aku hanya bercanda kok, kau terlihat tegang sekali"

Jennie menghela nafas lega saat mendengar balasan rose, lalu pandangan dia beralih ke meja, dan dia baru menyadari mereka belum memesan apapun dari tadi.

Tak...

Jennie menepuk jidatnya, dia membayangkan berapa lama rose sedari tadi hanya menunggu dirinya melamun.
" Maafkan aku" ucapnya lalu buru-buru memanggil pelayan.

.

.

" Ka kau mau pesan apa?" Tanya jennie, sumpah dia gak tau kenapa tiba-tiba punya penyakit gagap.

" Samakan saja, tenang aku tak punya alergi apapun"

Jennie mengangguk lalu membuka menu yang diberikan pelayan tadi, mata dia langsung melebar mendapati harga yang tertera di setiap makanan, tangan jennie reflek turun meremas dompet di saku celananya.

Jennie melirik rose sebentar dan mendapati senyum manis dari teman kencannya itu, sebenarnya dia tak perlu kaget dengan harga itu mengingat jennie memang mengajak rose ke restoran berbintang, tapi tetap saja jennie tak mengira akan semahal ini.

" Permisi!" Panggil jennie ke pelayan.

pelayang datang, lalu jennie menunjuk beberapa gambar makanan karena semua tulisan menu itu berbahasa lnggris, dan jennie tak paham itu, dia lebih ngerti bahasa Jepang walaupun taunya cuma oppai gede.

Setelah menulis semua pesanan, pelayang itu pergi.

.

.

Suasana kembali canggung, jennie dan rose hanya saling pandang lalu  melempar senyum.

" Semoga kau suka sama yang aku pesan" ucap jennie.

" Tentu aku akan suka"

" Syukurlah" sahut jennie, lalu dia memalingkan wajahnya karena jujur dia sedikit salting melihat rose selalu menatapnya dengan lekat.

Beberapa menit makannya pun sudah disajikan, beruntunglah rose sangat antusias dan mengatakan itu salah satu makanan favoritnya.

Sembari menyantap makanan jennie berusaha membuka obrolan.
" Kau suka?"

Rose mengangguk.
" Kau hebat bisa mengetahui makanan yang ku suka"

" Mungkin kebetulan" balas jennie tersenyum.
" Masih sekolah?" Tanya jennie.

" Kita hanya beda setahun jennie" ucap rose terkekeh.

" Maksudku, kuliah mungkin"

Rose menggeleng.
" Aku hanya pemilik sebuah cafe "

first timeМесто, где живут истории. Откройте их для себя