6

1.6K 211 23
                                    

" Rose.."  batin jennie kaget ternyata wanita itu udah ada di depan warnet.

Karena tak ingin terjadi kesalahpahaman jennie buru-buru melangkah mendekati rose, namun belum beberapa langkah, tubuh jennie  seketika  hampir terhuyung ke belakang sebab rose tiba-tiba berlari lalu memeluk jennie dengan erat.

" Aku sangat merindukan mu" ungkap wanita dengan balutan modis itu.

Jennie masih syok dan mencoba mengingat apa yang terjadi, dia pikir rose akan marah lalu menamparnya. Tapi liat sekarang, wanita itu malah mendekapnya dengan erat seolah tak ada hari esok.

" Kok bengong? Apa kamu gak kangen aku juga?" Tanya rose, dia masih melingkarkan tangannya di pundak jennie, tidak lupa sedikit merebahkan kepalanya di dada milik penjaga warnet itu.

" Emm itu, ak aku juga" balas  jennie gugup, dan semakin gugup karena rose terus ngedusel di dadanya.

Rose mendongak lalu menatap mata jennie untuk mencari tau dia bohong atau enggak.
" Kalo gitu peluk aku juga dong!" Protesnya.

" Ehh iya" ucap jennie, lalu dengan perlahan dia mengangkat kedua tangan dan membalas pelukannya.

Jennie bisa merasakan pinggang ramping milik rose, gak kaget sih kan rose juga seorang model. Dan kalian harus tau bau rose wangi banget, jennie yakin pasti parfum yang dia pakai sangat mahal. Beda sama dirinya yang cuma pake minyak nyong-nyong.

" Udahan ya" jennie sedikit memberi jarak karena ngerasa udah lama pelukan.

" Ehh iya maaf" balas rose terkekeh.

Mereka masih saling berhadapan dengan canggung.

" Emm rose kamu gak marah soal tadi?" Tanya jennie membuka suara.

" Hhm marah soal apa?" Rose mengerutkan keningnya karena bingung.

" Aku tadi pelukan sama orang lain" jelas jennie, ini rose emang gak marah apa gak liat sih, jennie jadi bingung.

" Ohh yang itu"

Jennie mengangguk aja.

" Buat apa aku marah, bukannya kalian sendiri bilang cuma sahabatan"

Jennie bernafas lega setidaknya rose dengar percakapan mereka sehingga gak salah paham.

" Lagi pula ngapain marah, emang aku siapanya kamu? Pacar juga enggak kan" tambah rose lagi, tidak lupa dia menekan kan suaranya di akhir kalimat.

Jennie garuk-garuk lehernya tak gatal, bodoh banget emang dirinya terlalu kepedean. Plus itu balasan rose tajem banget, apa dirinya terlalu menggantung rose? tapi kan mereka baru kenal kemarin. Jennie gak mau buru-buru.

" Iya iya"
" Masuk dulu yuk disini panas" jennie narik tangan rose yang lembut itu ke dalam warnet.

.

.

Sesampainya di dalam, jennie mengambil kursi cadangan lalu meletakan tepat di samping dirinya.

" Silakan duduk manis" ucap jennie genit setelah membersihkan sedikit debu di kursi itu.

Rose senyum aja lalu mendaratkan bokongnya.

" Mau kemana?" Tanya rose liat jennie ngejauh.

" Beli jajan sama minum"

Jennie nyalain kipas disana, tidak lupa diarahin ke rose biar si princess gak kepanasan.

" Aku ikut!"

" Gak usah cuma depan aja kok, lagipula lagi terik banget sekarang" tolak jennie dengan lembut.

Rose manyunnin bibirnya karena kecewa, dan itu buat jennie jadi gemes pengen nyium, tapi jennie masih sadar mereka masih di tempat umum.

first timeWhere stories live. Discover now