5. PH

410 63 3
                                    

Langit asrama militter siang itu nampak terlalu cerah, karena siapapun yang berdiri ditengah lapangan tembak militter tersebut tanpa halangan apapun akan merasakan bagaimana terbakarnya kulit mereka karena panasnya matahari.

Dan itu, yang kini dirasakan oleh Adam.

Waktu sudah menunjukan pukul 11.50 siang waktu setempat dan Adam belum juga kunjung beristirahat. Padahal, Adam sudah planing akan kerumah Mima. Apalagi tadi Adam mendapatkan info bahwa tidak akan ada kegiatan sore alias kosong.

Namun apes memang apes, nama Adam malah ada dalam list pelatihan perang hutan yang akan berlangsung selama dua minggu.

"Sertu Adam Mukhrizja"

"Siap"

Sepertinya Adam harus banyak bersabar, karena dalam waktu dua minggu Adam tidak akan bertemu Mima dengan rutin bahkan mungkin tidak bisa sama sekali? Entahlah. Melihat dari judul latihannya saja Adam sudah dapat memastikan bahwasannya ia akan sulit mengabari Mima.

"Ya baik, semua kembali ke barak mempersiapkan ransel, makan kemudian jam 12.30 kita kembali berkumpul di depan aula patriot"

Mendengar arahan tersebut, Adam langsung memperhatikan jam tangannya.

Sekarang pukul 12.15 dan ia hanya diberikan waktu 15 menit.

"Nanti saja kabari Mima"

***

Lagi, lapangan depan batalyon siang terik itu selalu aja dipenuhi oleh orang berpakaian hijau lumut. Matahari yang terasa seperti dua jengkal di atas kepala bukan lagi halangan dan rintangan bagi orang orang tersebut.

Sudah biasa

Begitu jawaban mereka jika ditanya terkait hal tersebut.

"Semua personil lengkap?"

"Siap Lengkap!"

"Siap Lengkap!"

"Siap Lengkap!"

"Siap Lengkap!"

Pria dengan pangkat yang cukup tinggi di kerah baju tersebut mengangguk, menerima laporan anggota anggotanya. Tak lama, pandangannya menelisik, kembali melihat anggotanya apakah sudah benar lengkap atau kurang dan ditutupi oleh teman temannya.

Feeling is always feeling dan dugaan komandan tersebut benar. Salah satu barisan kosong satu, tanpa ba-bi-bu lagi sebuah selang terbang ke kaki anggota barisan tersebut.

Perpaduan bunyi selang air yang dari karet bergesekan dengan celana PDL anggota tersebut terdengar cukup nyari dan memekikan telinga untuk siang bolong begini.

Namun bagi mereka, itu adalah hal yang biasa. Benar benar biasa.

Sakit? Pasti, namun tidak sesakit awal awal mereka merasakan benda tersebut.

Bisa dibilang sih, mereka kebal. Begitu kurang lebih.

"Kurang hajar, push up sampai jam 1 siang kemudian lari keliling kantor batalyon sampai saya suruh berkumpul lagi! Dan siapa yang tidak ada di barisan, suruh tambahan rendam kolam 1 jam kemudian menghadap saya!"

"Siap!"

"Siap!"

"Siap!"

"Siap!"

Setelah intruksi tersebut, barisan pasukan yang terkena hukuman langsung melonggarkan barisannya, bersiap untuk pushup sampai jam 13.00 waktu setempat nanti dimana sekarang waktu baru menunjukan 12.15 waktu setempat.

"Jancok! Pasti si Samuel bangsat tidur di barak ini!"

"Iya asu Muel bangsat, gara gara dia kita jadi kena hukuman" timpal Adam ikut kesal

[KCT.7] RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang