00.12

2.8K 615 28
                                    

Disebuah ruang bawah tanah saat ini, Heeseung dan El akan berlatih menembak. Namun gadis itu sedari tadi terlihat gelisah.

"Sunghoon mana?" tanya El. Pertanyaan yang sedari tadi ingin ia sampaikan namun ia urungkan karena tidak berani bersuara.

Heeseung yang sedari tadi tengah sibuk dengan kegiatan membidik sesuatu yang berada tak jauh didepannya itu, seketika langsung menghentikan kegiatannya dan menatap kearah El.

"ngapain lo nyariin dia? Gak penting" ucap Heeseung, terlihat dari sorot matanya ia sangat tidak ingin El mengucapkan nama itu.

El terdiam sejenak, ia berpikir apakah Heeseung seperti ini gara-gara kejadian waktu itu, dimana Sunghoon ingin melakukan sesuatu kepada El?

"biar bagaimanapun Sunghoon saudara lo, lo gak boleh kayak gini" ucap El.

Heeseung mendengus, menatap serius kearah El serta menghentikan kegiatan menembaknya.

"emangnya lo masih ingin maafin dia, setelah apa yang dia lakuin sama lo?"

Hening, tidak ada jawaban yang diberikan oleh gadis itu.

"soal itu... Gue bisa urusin sendiri, gue juga gak bisa benci sama Sunghoon" ucap El, kemudian hendak pergi dari tempat itu.

"lo mau kemana?" tanya Heeseung membuat El berhenti melangkah.

"mau jemput Sunghoon, kita latihan bersama" ucap El, lalu melanjutkan langkahnya meninggalkan ruang bawah tanah.

Heeseung merasa kesal dengan ucapan El, entah kenapa. Namun ia hanya bisa diam, tak tahu harus berbuat apa.

°°°

Setibanya didepan kamar Sunghoon, El tak langsung mengetuk pintu kamar laki-laki itu. Rasa trauma masih ada didalam dirinya, namun mau bagaimana pun ia tidak seharusnya diam seperti ini.

Bagaimana bisa El menjalani hidupnya dirumah ini jika hanya ada kecanggungan yang tercipta diantara mereka? El tidak ingin hal itu berlangsung lebih lama lagi.

El menarik nafas dalam-dalam sebelum mengetuk pintu kamar laki-laki itu.

"Sunghoon..." panggil El pelan.

Tak ada jawaban yang berasal dari kamar laki-laki itu.

Akhirnya El memutuskan untuk masuk kedalam dan memeriksa bagaimana keadaan didalam sana.

Setelah El berhasil masuk, ia melihat kesekitar ruangan yang terlihat gelap, lalu ia membuka tirai jendela kamar itu. Barulah suasana menjadi terang karena sinar matahari yang menembus masuk dari kaca jendela.

El juga dapat melihat laki-laki yang kini tengah memakai kaos oblong berwarna putih serta celana training hitam tengah terbaring dikasur miliknya.

Sedikit ragu, namun El menyentuh bahu laki-laki itu untuk membangunkannya.

"Sunghoon..." panggil El lagi "ayo latihan, Heeseung udah nungguin"

Tercipta pergerakan kecil dari laki-laki itu, terganggu karena cahaya matahari dan suara gadis itu.

Sunghoon membuka matanya secara perlahan, dan sosok yang pertama ia lihat adalah El.

Ia terperanjat dan langsung menjauh dari gadis itu, membuat El ikut terkejut melihat sikap Sunghoon.

"apa yang noona lakukan disini?" tanya Sunghoon masih tampak kaget.

El tersadar, dan menatap kearah Sunghoon. Tiba-tiba saja suasana terasa canggung.

"udah ditungguin diruang bawah tanah, kita latihan sekarang" ajak El.

Seketika Sunghoon menunduk, membuat El kebingungan.

"gue takut Heeseung marah sama gue" ucap Sunghoon pelan, namun bisa terdengar oleh gadis itu.

"gak akan, lagi pula seharusnya kita memang latihan bertiga kan? Ini perintah dari daddy" jelas El.

Sunghoon diam, ia kemudian menatap kearah El. Dan tatapan mereka bertemu. El bisa melihat sorot mata sendu dari laki-laki itu.

"maafin Sunghoon, noona..." ucap laki-laki itu kembali tertunduk.

"lupain, gue gak mau bahas itu" ucap El dengan nada dingin.

"maaf..."

"Sunghoon!"

"iya, ayo latihan sekarang!" timpal Sunghoon kemudian pergi meninggalkan El.

Biar bagaimana pun, Sunghoon tetap lah Sunghoon dan terlihat menyebalkan dimata El karena sikapnya yang seenak jidatnya.

Entah kenapa El tidak bisa membenci laki-laki itu setelah apa yang Sunghoon perbuat padanya. Namun bukan berarti rasa trauma itu hilang begitu saja.

El pun menyusul Sunghoon yang sudah ngacir duluan ketempat latihan.

°°°

Keesokan paginya, El berangkat kekampus bersama keempat saudaranya, Heeseung, Jay, Jake dan Sunghoon. Sementara Jungwon, Sunoo dan Ni-ki berangkat menggunakan mobil yang lain, dengan Sunoo yang memegang bagian kemudi.

"biar gue yang duduk disamping El" ucap Heeseung tiba-tiba saat Sunghoon hendak duduk disamping gadis itu.

Sunghoon pun mengalah, karena tidak ingin menimbulkan keributan. Sementara Jay dan Jake yang tidak tahu apa-apa hanya bisa menatap kebingungan diantara mereka.

Akhirnya Jake mulai menjalankan mobilnya, dan mereka berangkat menuju kekampus.

"by the way El, gak lama lagi ada acara kakak tingkat, ntar lo jadi pasangan gue ya buat kesana" ucap Jay mencairkan suasana karena sedari tadi hanya ada keheningan diantara mereka.

"gak bisa, ntar noona El sama gue aja" tegas Jake.

"anjir ngalah bentar elah, gue mau manasin Ningning biar dia nyesel mutusin gue" ucap Jay.

"dari pada sama kalian para buaya, mending El sama gue kembarannya lebih berhak" timpal Heeseung sedikit membanggakan diri.

"dih, El juga noona kita ya!" sahut Jake tak ingin mengalah.

El yang mendengar itu malah dibuat pusing oleh mereka.

"gue pergi sama Sunghoon aja deh" timpal El tiba-tiba, membuat ketiga laki-laki itu langsung menoleh kearahnya.

Sunghoon yang mendengar itupun terkejut, tidak percaya jika El akan berbicara seperti itu.

Sementara Heeseung sudah menahan emosinya sedari tadi.

"karena dia gak ribut kayak kalian" ucap El cepat, berusaha mencairkan suasana yang hampir terasa canggung itu.

"gue diam dari tadi" sahut Heeseung tak terima.

"gue juga" sahut Jake.

"udah diam! Kalau gini gue mau naik mobil SunJunKi aja!" ucap El pasrah. Yang dimaksud oleh El adalah, Sunoo, Jungwon dan Ni-ki.

"ntar malah salah alamat" cibir Heeseung.

"ish!" El memukul lengan laki-laki itu, membuat Heeseung sedikit meringis.

Dan setelah itu tak ada lagi yang bersuara hingga mereka tiba ketempat tujuan.

°°°

To be continue...

SEGINI DULU YA GAESSSS!
SEE YOUUUU♡

[✓] El With Brother's 2Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ