Episode 4 : Tentang Darell dan Rencana Reuni

24 11 2
                                    

Nadira menyedot es kopi miliknya dalam-dalam. Sesekali dia mengedarkan pandangannya menyapu seluruh sudut Kafe. 

"Duh! Kalian bisa stop nggak sih ngelihatin gue kayak gitu?" Akhirnya Nadira bersuara setelah sekian lama dia diam karena dipelototin sama pasangan absurd —menurutnya— Elle dan Sandi.

"Minta maaf nggak lo sama Darell?" kata Sandi dengan muka serius. Bukan serius beneran, tapi lebih ke sok serius.

"Keterlaluan lo, Nad. Orang cuma mau ngajak ke rooftop malah lo guyur pakai aer. Beruntung lo nggak digebukin sama bodyguard-nya yang sebelas-dua belas kayak paspampres." Elle geleng-geleng kepala.

"Ya dia ambigu gitu ngajaknya," tukas Nadira tak mau kalah.

"Ya tetep aja anjir lo harus minta maaf! Lo nggak tahu gimana malunya gue waktu dia nanyain lo dan jelasin kesalahpahaman diantara kalian dan disitu jelas-jelas lo yang malu-maluin," kata Sandi menggebu-gebu.

"Nanyain gue?" tanya Nadira terus tiba-tiba badannya merinding. "Eh ini beneran dia mau ngelaporin gue?"

Sandi mengangkat bahu, "Tahu deh. Katanya lo masih punya utang sama dia."

"Utang?" Nadira mengingat-ingat. "Oh."

"Utang apaan?" tanya Elle dengan pandangan menyelidik.

"Gue mau kasih dia novel," jawab Nadira.

"Widih buru kasih lah, Nad. Bisa kali lo minta dipromoin sama dia. Instagram dia aja followersnya 400 ribu."

"Dia tuh sebenarnya siapa sih?" kata Nadira. 

Sandi dan Elle berpandangan.

"Gue kadang jengkel aja dia kayak merendah tapi jawabannya selalu bikin syok. Kayak...lo mending jujur aja kalau lo orang berada," ucap Nadira sambil mengeluarkan cushion powder dari dalam tasnya.

"Susah emang jadi manusia. Bersikap rendah hati masih dicaci maki. Ntar giliran jujur emang orang kaya dikatain pamer," sindir Sandi.

Nadira langsung merengut. "Bagi gue kejujuran nomer satu."

"Sebenarnya dia tuh.."

Nadira menatap Elle dan Sandi yang sekarang sedang menatap sesuatu yang ada di dirinya.

"Apaan?"

Sandi dan Elle masih diam saja sambil terus menatap sesuatu.

"Apaan sih anjir? Bikin gue takut aja."

"Ah, bolot banget sih! Itu yang lo pakai sekarang," kata Sandi kesel.

Nadira menatap cushion powder di tangannya. "Ini? Kenapa emang?"

"Merknya apa, Nad?" tanya Elle.

"La Beautiess nih bos!" jawab Nadia senyum sombong karena setelah menabung berminggu-minggu dia bisa mendapatkan produk kosmetik yang memang lagi happening di kalangan perempuan maniak skincare dan make-up seperti dirinya. Kualitasnya oke, harganya oke pula. 300 ribu coy. Bikin sesak nafas memang tapi sesekali menyenangkan diri nggak apa-apa, kan?

"Yang punya Darell."

Nadira langsung melongo sejadi-jadinya terus dia ketawa ngakak. "Ah lo jangan bercanda, San. Gila apa! Gue sebagai pecinta La Beautiess tahu itu punya siapa. Danurdana Hautama yang masuk jajaran orang kaya tahun 2021 di Indonesia."

"Darell Hautama. Nama lengkapnya Darell. Sekarang tahu, 'kan hubungan mereka apa?" tambah Elle.

Nadira diam.

"Baru Maret kemarin Pak Danu melimpahkan tanggung jawab sepenuhnya atas pengelolaan perusahaan La beauté ke anak sulungnya ya si Darell itu."

"Kenapa gue sering dibercandain sama hidup sih? Gue ini apa sih? Apa jangan-jangan gue ini tokoh utama cewek di Wattpad? Kok bisa modelan Darell yang sugih melintir itu mau sama gue?" kata Nadira dengan muka melas.

Our Precious MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang