Episode 1 : Nadira, aku suka sama kamu

148 24 6
                                    

Juli, 2013.

"Haduh ini beneran besok mau UAS aja nih? Mana belum paham lagi sama materinya. Huh!"

Seorang gadis dengan rambut acak-acakan dan masih menggunakan seragam putih abu-abu lengkap sedang meruntuki kenyataan yang akan ia hadapi besok. Ya, besok kelas 12 angkatan 2013 dari SMAN 1 Kota akan memasuki Pekan Ujian Akhir Semester dengan Matematika sebagai mata pelajaran pembuka.

"Ya Allah, mbok ganti dulu itu bajunya."

Nadira, nama gadis itu, menoleh ke sumber suara. 

"Bentar deh. Ini nanggung mau bikin rangkuman rumus dulu."

Wanita paruh baya bernama Risa itu menggelengkan kepalanya. "Kok bisa kamu fokus belajar sementara keadaan kamarmu berantakan gini? Kalau Mama sih udah nggak betah."

Nadira menoleh sejenak ke arah belakang. Kini posisinya sedang duduk diatas kursi belajarnya. Memang sih sekarang kondisi kamarnya berantakan. Bahkan baju-bajunya—yang entah bersih atau kotor—dan kaos kaki bekas pulang sekolah tadi bertumpuk jadi satu. Ewh!

"Ayo diberesin dulu. Jangan males-males jadi perempuan," ucap Risa lalu berlalu ke dapur.

Nadira menghembuskan nafas panjang lalu dengan malas ia bangkit dari kursinya dan mulai membereskan kamarnya.

Ketika ia sedang mengumpulkan baju-baju kotor ke keranjang, ponsel Nokia miliknya berbunyi yang menandakan ada notifikasi SMS masuk.

Nadira menatap nama pengirim SMS ke nomornya.

Pras 12 IS-3
|Met siank

Entah kenapa senyum mengembang di bibir Nadira. Gadis itu mengesampingkan agenda bersih-bersih kamar dan malah merebahkan tubuhnya ke kasur.

Hay |

Met siank jg |

| gie ngapain?

Kaki Nadira menendang-nendang ke udara lalu ia segera membalas.


gie bljr bwt ujian bsk nich|



Percakapan itu terus berlanjut sampai niat Nadira untuk beres-beres kamar pun punah begitu saja. Ketika sedang menunggu Pras membalas pesannya, Nadira lalu beralih ke aplikasi Facebook. Seketika Ia langsung berteriak histeris sampai Risa kaget dan berlari menengok putrinya.

"Nad, suaramu itu loh dikecilin. Tetangga sebelah baru lahiran. Nanti kalau bayinya nangis kamu yang Mama suruh maju tanggung jawab."

"So-sorry, Ma. Iya, iya. Nadira pelanin suara hehehe."

"Gusti, Gusti, punya anak kok modelan'e ora ono kalem-kalem'e."

Nadira langsung melampiaskan rasa senangnya dengan menggigit bantal ketika Yoga—yang jadi crush-nya sejak hari pertama ia masuk SMA— mengupload video cover sedang bernyanyi sambil memainkan gitar. Rasanya Nadira ingin meninggalkan komentar, tapi Ia terlalu malu kalau sampai ada temannya yang juga add akun Facebook Yoga tahu.

"Tapi ini bisa jadi kesempatan buat PDKT sama Yoga," gumam Nadira bingung.

Terakhir kali mereka berinteraksi adalah ketika Nadira lagi-lagi menggunakan kesempatan saat Yoga sedang online untuk me-reply apapun yang lelaki itu posting. Hanya saja waktu itu bukan lewat Facebook, tapi BBM. BlackBerry Messenger bukan Bahan Bakar Minyak -_-.

Our Precious MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang