20. Period

90.6K 5.7K 412
                                    

HIKS.. KALIAN KENAPA SI KEMARIN?

🥲🤧

KAN UDAH KU BILANG, ITU BELUM KONFLIK😭😭

TAPI GAPAPA, SENENG JUGA NGE PRANK AWKWK

BACANYA SAMBIL DENGERIN MUSIK DI ATAS YAAA.. BAGUS😭😭

BISA DI DENGERIN GA? SOALNYA AKU NYOBA" BACA, TRS AKU SCROLL KE BAWAH GABISA😭 KEK NYANGKUT GTU LAGUNYA PADAHAL LAGUNYA BAGUS.. KAYAKNYA KALAU WP NYA VERSI LAMA BISA DEH

RAMEIN CERITA INI DENGAN KOMENTAR KALIAN DI SETIAP PARAGRAF YAA.. MAKASII

.
.
.
.

Happy Reading ❣


Callista langsung berjingkat. Napasnya naik turun tak beraturan. Keringat dingin bercucuran sampai badannya terasa basah hingga baju-bajunya.

Gadis itu menatapi sekitar seperti orang linglung, matanya berkaca-kaca, nafasnya terasa sesak. Badannya terasa dingin tapi telapak tangannya terasa hangat.

"Hey, sayang kenapa, hm?"

Callista langsung menoleh dan langsung mendapati Alaska yang tengah menatapnya khawatir.

"Kenapa? Kamu kenapa?" Laki-laki itu mengusap keringat yang membasahi kening gadis itu.

Callista menggeleng, matanya memanas. Tapi tak urung juga bernapas lega. Lega karna itu semua hanya mimpi. Mimpi yang bisa membuat gadis itu takut sampai memberikan respon di luar dugaan. Padahal ia tidak pernah bermimpi seburuk ini.

"Did you have a bad dream?" Alaska bertanya pelan.

Callista tidak menjawab. Ia menunduk dengan napas yang masih tak beraturan. Ia mendongak menatap mata yang biasanya memancarkan ketajaman kini berubah menjadi teduh.

Seketika itu membuat Callista ingin menangis. Ia bermimpi jika Alaska pergi meninggalkannya seperti di mimpinya. Dan itu wajar saja jika ia takut, karna di mimpinya terdapat cewek bernama Vanya yang mana satu kelas dengan Alaska. Jadi tidak salah jika ia sampai sehisteris ini.

"Hm?" Alaska berdeham memastikan.

Laki-laki itu tersenyum tipis melihat raut muka Callista. Ia mengusap kedua mata itu yang terlihat bengkak. Gadis itu menatapnya polos.

Callista mencebik, bibirnya melengkung ke bawah.

Alaska mengulum bibir melihat respon itu. Ia menipiskan bibirnya sebisa mungkin berusaha menahan rasa gemas pada gadis itu.

Dikit lagi

Alaska menanti-nanti respon selanjutnya.

"Hiks. . . Huaaaa!!"

Dan yah, akhirnya gadis itu menangis juga. Callista menangis sesenggukan, ia merasa badannya dingin, tapi telapak tangannya terasa hangat.

Alaska tertawa kecil. Gadis itu sangat menggemaskan dengan raut muka menangis. Entah kenapa itu bisa membuatnya terhibur karna memang se menggemaskan itu. Apalagi rengekan-rengekan Callista jika kemauannya tidak di turuti atau sedang ngambek, itu semua membuat Alaska candu.

Memang sebucin itu dirinya.

Laki-laki itu memang memperlakukan gadisnya selayaknya ratu di hatinya. Walaupun sifat posesif, galak sulit untuk di hilangkan. Tapi percayalah, laki-laki itu sangat menyayangi gadis itu.

PACARKU POSESIF [Bisa Pesan di Shopee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang