31. Mom, Dad

64.8K 5.7K 1.1K
                                    

Yuk ramein kaya kemarin

Komenannya jangan sampai menurun ya😙

Vote dulu yang belum vote, nanti lupaaa

Terimakasih... Jangan lupa ramein tiap paragraf nya ya?

Kalian lebih suka Callista yang bar² kek kemarin, ga bar² mksdnya berani gtu loh😭 apa yang menye² tapi unyu gtu?😭

Komen dong, ramein pokoknya

Jangan sampe menurun komen dan votenya

.
.
.
.

Happy Reading ❣

Dengan arah tak tentu, Callista berlari menuju kelasnya, dan dengan cepat memasukkan semua buku yang ada di mejanya. Gerakan yang begitu cepat dan terkesan tergesa, membuat buku-buku itu berjatuhan di lantai.

Anak-anak yang berada di kelas pun tampak bingung dengan tingkah gadis itu. Tampaknya sekali raut kekacauan di sana.

"Ta, lo kenapa?" Jane bertanya dengan suara penuh kekhawatiran. Tentu saja ia khawatir, tau-tau mendapati kondisi Callista yang jauh dari kata sempurna seperti biasa.

Callista menggeleng, ia tidak menjawab. Mulutnya mengeluarkan isakan yang cukup keras dengan kondisi kelas yang sepi.

Gadis itu menghiraukan panggilan Jane, ia sibuk memasukkan barang-barangnya dan segera menggendong tasnya lalu keluar buru-buru.

Callista makin terisak kala dirinya menjadi buah perbincangan anak-anak. Hatinya semakin sakit lantaran anak-anak itu sibuk membicarakan orang tuanya.

"Callista!" Alaska langsung menarik tangan gadis itu paksa. "Dengerin aku-"

"Nggak!! Lepasin! Aku ga mau ketemu kamu!" Callista langsung memberontak, ia menepis segala sentuhan dari laki-laki itu.

"Ssstt!! Dengerin aku dul-" Alaska mencoba untuk menenangkan Callista tapi sayangnya, gadis itu langsung menepis nya.

"ENGGAK! AKU GA MAU KETEMU KAMU! KURANG JELAS, HAH?!" bentak Callista. Rasanya, sudah cukup ia bersabar sampai sini.

"BELUM PUAS KAMU MARAHIN AKU?! BELUM PUAS BENTAKIN AKU DI DEPAN BANYAK ORANG?!"

"KAMU! COWOK PALING EGOIS YANG PERNAH AKU KENAL!!"

Alaska terkejut, ia tidak menyangka Callista semarah ini. "Sayang, please... dengerin aku dul-"

"GAK! GA USAH PEGANG-PEGANG!" Lagi, Callista menepis tangan yang selalu menyentuhnya, gadis itu seperti jijik melihat tangan yang sedari dulu menggenggam tangannya, menyentuhnya, mengelus rambutnya. Kali ini tidak lagi.

Gadis itu berlari sangat cepat untuk ukuran perempuan, dan jangan lupa Alaska yang masih mengejarnya di belakang. Laki-laki itu berteriak memintanya untuk berhenti dan menyuruhnya untuk mendengar penjelasannya.

"Callista! Berhenti!"

"Dengerin aku dulu! Dengerin omongan ku dulu!" Alaska kalut, ia takut jika gadis itu malah membencinya. Melihat mata sayu itu berkaca-kaca, seketika membuat hati Alaska seperti di hantam batu yang keras.

PACARKU POSESIF [Bisa Pesan di Shopee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang